Chapter 1

21 1 0
                                    

Mila masih mematung di depan cermin dan membenarkan rambutnya berkali-kali yang sebenarnya sudah sangat rapi. Rasa sakit akibat nerveous di perutnya membuat ia semakin ragu untuk turun. Maklumlah, ini perasaan yang akan di rasakan oleh setiap siswa yang akan menginjakkan sekolah baru. Takut. Tapi apa boleh buat, Mila harus tetap turun karna jam sudah menujukkan pukul 06.35. Apabila tidak, ia akan terlambat dan membuat namanya menjadi jelek sebagai murid baru.
"Rambut sudah , kaos kaki sudah,baju sudah rapi, rok juga, sepertinya semua lengkap" katanya sambil memutar-mutarkan badan di depan kaca.
selang beberapa menit Mamanya memanggil dari bawah " Milaa!! cepat nak, kamu bisa telat kalau terus-terusan diam diatas."
Mila mendengus kesal sambil memutar matanya. "Iya sabar ma, Mila ambil tas dulu."
Jantung Mila semakin berdegup kencang saat melihat papan bertuliskan " Sma kartika " yang artinya, Mila sudah sampai di sekolah barunya.
Ini kali kedua Mila datang kesekolahnya, yang pertama ia datang untuk mendaftar, dan sekarang ia datang untuk belajar.
Mila menarik nafas berkali-kali sambil berjalan masuk mencari ruang guru.
Ya, saat ini ia menjadi sorotan semua murid di sana.
bingung rasanya ketika harus berdiri diantara orang dan lingkungan yang asing,apalagi ia tidak tau dimana letak kantor guru disekolah itu.
Seketika matanya melirik ke sosok laki-laki yang sedang melepaskan helm. "Ganteng." gumamnya dalam hati tanpa ia sadari. Seketika Mila langsung mengenyahkan pikirannya yang terlintas itu.
"Kenapa ngeliat?" Pertanyaan itu jelas sangat mengagetkan Mila yang langsung memutar badannya. Mila terkesiap ketika mendapati cowo yang dilihatnya tadi sudah berada dibelakang.
" hah?"
" liat?"
" liat apa? " Pertanyaan kikuk itu yang bisa Mila lontarkan karna ia sangat malu sekarang.
Bukan jawaban yang Mila dapat, tapi malah juluran tangan.
" Gevan."
Mila diam.
" Namaku Gevan." cowo itu memperjelas kalimatnya sekali lagi.
"Mila." katanya tersenyum canggung
" Anak baru? " tanya gevan sambil memastikan yang kemudian dijawab anggukan oleh Mila.
Sebelum Mila mengambil kesempatan bertanya tentang letak kantor guru disekolah itu, Gevan sudah terlebih dahulu menawari, seperti ia telah membaca pikiraKini ia sedang berjalan bersama Gevan menuju ruang guru sma tersebut. Mila menyadari bahwa dirinya sedari tadi sedang menjadi pusat perhatian siswi sma itu. Yang ia lihat bukan tatapan penasaran sebagaimana seharusnya saat ia menjadi siswi baru,  tetapi malah tatapan kebencian yang ia dapatkan.
Seketika ia menemukan jawaban mengapa siswi sma tersebut menatapnya murka, lantaran karna ia sedang berjalan dengan seorang Cassanova sekolah. Ya, kalau di perhatikan dari semenjak ia masuk sekolah ini, ia tidak menemukan yang lebih ganteng dari Gevan, meski banyak yang ganteng tapi hanya Pesona Gevan yang bisa membuat siapa saja yang melihatnya terkesima, Ditambah suara beratnya membuat cowo itu lebih terlihat gentle. Sadar akan apa yang ia pikirkan, Mila langsung menghilangkan penilaian itu jauh-jauh.
" itu ruang guru, disamping toilet, masuk aja jangan lupa di ketok kalo ga nanti kamu yang di getok " tunjuk cowo itu ke arah ruangan di depan yang tidak jauh dari mereka sambil tertawa kecil.
" Makasih ya. " Mila menjawab dengan senyuman
" Aku ada di kelas 11 IPA 2, kalau mau main atau ketemu datangin aja, jangan ragu, toh sama aku." katanya sambil tersenyum jail.
Mila hanya mengangguk.
"Kamu Mila Afhadia kan?" pertanyaan itu seolah membuyarkan pikiran Mila tiba tiba.
"Iya bu." Jawab Mila sopan.
" Nama Saya Rosmania, saya kepalah sekolah disini, Kalau ada sesuatu yang terjadi di sekolah ini kamu bisa langsung menghadap saya." jelas bu Ros dengan senyuman sedikit galak, namun baik.
"Bu Atin akan mengantar kamu ke kelas baru, XI IPS 2."
Mila menoleh ke samping kanan dan sudah mendapati bu Atin berdiri di sampingnya.
" Baik bu. "
    Mila berjalan melewati koridor-koridor  Sma kartika, memperhatikan semua yang ada di koridor tersebut. Jarak antara ruang guru dan kelas barunya tidak begitu jauh sehingga sekarang Mila sudah sampai di depan pintu XI IPS 2.
Mila mengikuti Bu Atin memasuki kelas XI IPS 2  dan berdiri kaku saat bu Atin memperkenalkan Mila ke teman kelas nya yang baru.
" Selamat Pagi anak-anak. Harini kita kedatangan teman baru, Mila Afhadia, dari Bali."
" Mila silahkan perkenalkan dirimu, nak."
perintah Bu Atin dengan senyuman.
" Perkenalkan Nama saya Mila Afhadia, Saya pindahan dari Bali, terimakasih." Mila memperkenalkan dirinya dengan singkat, padat dan jelas.
" Baiklah Mila, kalau begitu kamu bisa duduk di samping Inka, kebetulan dari semester lalu Inka tidak punya teman duduk." Tunjuk Bu Atin ke kursi kosong di sebelah salah satu murid kelas itu.
Mila menurut dan berjalan duduk.
   Selama pelajaran berlangsung Mila tidak dapat mempusatkan pikirannya ke papan tulis di depan. Pikirannya selalu melayang-layang ke satu nama yang baru dia kenal, Gevan. Kenapa? Mila bertanya dalam hati.
   Setelah melewati Derasnya Samudra Rumus selama 2 jam dan menerjang banyak nya hitungan yang membuat kepala Mila pecah, seketika terasa hilang saat bel istirahat berbunyi.
Sebernanya Mila bingung, saat istirahat tiba ia harus ngapain. Dikelas Bosan, di Kantin belum ada teman, di.. Belum sempat ia melanjutkan memikirkan apa yang akan ia lakukan selama jam istirahat, Inka teman sebangkunya tiba tiba menawarkan Mila ke kantin. " Mil ke kantin yuk?" ajak Inka dengan antusias.
Mila mengangguk dan mengikuti langkah Inka ke kantin.

" Pak kok lama banget baksonya? saya sudah laper berat ini." omel Inka kepada Pakde penjual bakso
" Iya, sabar atuh neng banyak yang mesen, neng sih datengnya kurang cepat."
Mila berdiri menunggu Inka dengan perasaan bosan dan ingin cepat cepat duduk. Mila mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kantin, tiba tiba pandangannya terhenti pada segerombolan murid yang ribut. Kalau di lihat-lihat mereka seperti geng superpower di sekolah dengan personil keren dan tajir. Personil laki laki yang ganteng ganteng diimbangi dengan personil perempuan bak princess. Terlihat di geng tersebut ada yang paling menonjol seperti pimpinan geng dengan wajah nya yang super tampan, tinggi semampai, badan bagus dan dia..... Gevan.
Mila terkesiap menatap Gevan untuk beberapa saat sampai Inka datang dan mengintrupsinya.
"Lama banget baksonya, udah hampir masuk, untung habis ini free." Inka masih belum berhenti mengomel. Tapi itu tidak cukup untuk   Mila menghentikan pandangannya dari pesona Gevan. Dan tampaknya masih akan terus berlanjut karena kali ini Gevan balas menatapnya, lebih tajam dari Mila menatapnya.
Apakah dunia memang suka berhenti tiba-tiba? Karena dunia Mila sedang berhenti sekarang. Suara-suara gaduh kantin yang mengganggu tadi seperti diredam oleh air. Bahkan omelan Inka yang mengganggu tadi jadi menghilang.
Gevan sedang menatapnya. Mungkin waktu istirahat sudah berlalu, mungkin satu hari sudah berlalu, mungkin selamanya adalah saat itu. Dunia ini memang benar-benar berhenti sekarang.
" Kamu lagi liatin apasih?" Inka menepuk bahunya dengan sangat keras.
Atau mungkin Inka memang benar benar menyebalkan. Mila menatap gusar Inka yang sudah menghidupkan dunia kembali. Kantin kembali riuh, dan Gevan kembali berpaling kepada teman temanya.
Mila berdecak " Apaan sih kamu!"
" Apanya yang apa." Inka menjawab sembari menyendokkan baksonya. Sudah datang ternyata.
Dalam hatinya Mila berharap Inka adalah orang yang makan dengan lama, supaya dia bisa tinggal di kantin lebih lama.

GEVANLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang