Listen to video
🖕31 Agustus 2010
🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼
Karena sebuah perceraian
Anak yang menjadi korban
Tak bisa merasakan hangat kasih sayangKini ibuku seorang
Yang telah membesarkanku
Setelah kami ditinggalkan sendirianTuhan..
Kuatkanlah aku
Kuatkan ibuku menerima takdirMu
Tuhan..
Inikah jalanku
Inikah hidupku yang tlah digariskan OlehmuHanya ibu yang ku cinta
Yang telah membesarkan ku
Hanya ibu yang selalu
Temani lelap tidurku
Sejak ayah tlah pergi
Tinggalkan aku sendiri
Ibu..Yang menafkahikuTuhan..
Kuatkanlah aku
Kuatkan ibuku menerima takdir Darimu.
Kuatkan ibuku ..
Menerima takdir dariMu..Tuhan..
Inikah jalanku
Inikah hidupku yang telah digariskan Olehmu..Hanya ibu yang ku cinta
Yang telah membesarkan ku
Hanya ibu yang selalu
Temani lelap tidurku
Sejak ayah tlah pergi
Tinggalkan aku sendiri
Ibu..Yang menafkahiku~Takdir Hidupku..Loenis Band
Suara tepuk tangan terdengar menggema di Panggung yang cukup besar itu setelah gadis mungil menyanyikan sebuah lagu yang berjudul Takdir Hidupku dengan berperasa serta ekspresi wajah yang bisa saja membuat orang yang mendengarkannya menjadi terenyuh,,
Gadis mungil itupun langsung menundukkan badannya sebagai penutup penampilannya di acara perpisahan SMP-nya
Dengan air mata yang masih tertahan di pelopak matanya,
Gadis mungil itu langsung berlari dari panggung tersebut.
Yang menyisahkan keheranan dari para Audiens-nya , Kecuali wanita yang berada tepat di depan panggung tersebut.Wanita yang menggunakan kursi roda serta pakaian khas pasien Rumah Sakit.
Belum cukup hatinya terenyuh atas nyanyian tersebut,
Kini ia harus menyaksikan Gadis mungil nya, gadis tercintanya , gadis terkasihnya, meninggalkan panggung dengan air mata yang terbendung ..Tidak ada yang tahu di balik nyanyian merdu itu,
Terdapat sebuah jeritan yang sangat menyakitkan..
Jeritan yang membuat siapa saja enggan untuk mendengarnyaDengan tenaga yang masih tersisa, Wanita itu pun mengendalikan kursi rodanya untuk mencari keberadaan dimana gadis itu meluapkan rasa emosionalnya.
Disaat semua orang sedang asik menyaksikan pertunjukan demi pertunjukan dari murid SMP Pelita Jaya
Terlihat seorang wanita masih tetap mengendalikan kursi roda nya ke segala arah sampai ia merasa tenaganya kian lama mulai melemah, namun ia tidak memperdulikannya , memperdulikan akan dampak buruk yang bisa saja menerpa dirinya.
Sebagai seorang Ibu,
Ia rela tenaganya terkuras habis untuk menjelajahi semua sudut di SMP Pelita Jaya, demi memberikan sebuah pelukan,sebuah dekapan hangat untuk menenangkan gadisnya
Lorong demi lorong telah ia lewati tetapi keberadaan gadis itu masih belum terlihat.
Sampai ketika wanita itupun berada di depan sebuah gudang , Senyumnya seketika mengembang ketika memperlihatkan seorang gadis berseragam putih biru sedang duduk dengan keadaan kaki terlipat serta rambut tergurai yang menutupi sebagian wajahnyaDengan sekuat tenaga, ia mencoba mengendalikan kursi rodanya untuk masuk ke dalam gudang demi gadisnya yang sedang terisak menahan kepedihannya diatas panggung
Namun disaat ia ingin menemui gadisnya, Syal yang ia pakai dilehernya justru terlilit disalah satu roda kursi rodanya yang membuat kursi roda itu pun tidak bisa berfungsi dengan baik.
Sehingga wanita itupun melepaskan syal nya dan sengaja menjatuhkan dirinya dari kursi rodaSakit??
Mungkin itu yang dirasakan gadisnya selama ini .."Bunda!!!!!!!" Pekik gadis mungil itu disela isakannya
Dengan langkah cepat gadis itu langsung memeluk wanita yang telah berada di lantai dengan keadaan yang sangat menyedihkan..
"Bunda, kenapa disini?" Tanya gadis itu yang langsung menangis di pelukan Wanita terhebatnya
"Seharusnya itu pertanyaan yang pantas untuk mu sayang" Balas wanita itu yang mencoba tegar untuk gadisnya
"Bunda,,Luna malu kepada Bunda yang bisa setegar dan sesabar ini disaat rentetan masalah datang kepada kita, kepada Luna gak bisa seperti Bunda" Ucap gadis itu yang bernama Laluna Maharani
"Terus menangislah jika itu bisa membuat hati mu menjadi lebih tenang" Ucap Wanita itu yang bernama Mona Clarissa
Setelah Mona mengatakan itu kepada Luna, Luna semakin mempererat pelukannya dan semakin meluapkan rasa emosionalnya selama ini yang telah ia sembunyikan dari Bundanya.
Bahkan Luna enggan melepas pelukan penuh kehangatan itu walaupun ia tahu bahwa wanita yang dipelukannya kini tidak akan mampu hidup bertahan lebih lama lagi karena penyakit Leukimia nya yang sudah semakin parah.."Apa Luna ingat, perkataan bunda yang sering bunda katakan ketika Luna sedang dihukum karena sering telat kesekolah?" Tanya Mona seraya mengelus rambut gadisnya.
"Bersabarlah, ketika hidupmu terasa sulit. Karena Tuhan sedang melibatkan kita dalam rencana-Nya yang indah" Balas Luna dengan keadaan yang cukup tenang
"Menurut Luna, apa perkataan bunda itu benar??" Tanya Mona kembali
''Kata guru Agama Luna , setiap perkataan yang dikatakan seorang ibu kepada anaknya adalah kebenaran semua" ujar Luna
"Dan kalau bunda, gak ingetin Luna untuk terus sabar dalam menghadapi semua hukuman Luna disekolah , mungkin sekarang Luna gak akan mungkin mendapat gelar sebagai pelajar yang sangat taat peraturan dan berprestasi selama dua tahun ini" Sambung Luna kembali disertai tawa hambarnya yang mengingat betapa nakal nya dulu ketika ia baru memasuki dunia putih biru
"Bunda harap, Luna jangan pernah membenci ayah. Karena darah ayah mu mengalir sempurna di dalam tubuhmu. Dan maafkanlah semua perbuatan yang telah ayah lakukan kepada kita,,Mungkin ayahmu mempunyai alasan mengapa dia bersikap buruk" Ujar Mona dengan air mata yang akhirnya mulai berjatuhan
"Terimakasih Bunda, Karenamu aku memahami air mata dan karna bunda juga aku memahami cinta yang sebenarnya cinta" balas Luna seraya melepas pelukan itu beralih menghapus air mata Wanita terhebatnya
"Bunda sayang Luna.." ujar Mona yang langsung memeluk Laluna kembali
"Luna lebih sayang bunda" balas Luna yang tak kalah erat memeluknya
Namun beberapa detik kemudian..
Sepasang tangan telah melemah turun melepas pelukan tersebut.
yang menyisahkan isakan yang sangat menyakitkanMata penuh keteduhan sudah tertutup rapat dengan sisa air mata yang membekas di pipinya
Tidak akan ada lagi wanita terhebat dengan sejuta pengorbanan
Bundanya telah pergi selamanya dan tidak akan kembali lagi..
"Bunda!!!!" Teriak Luna seraya mengguncangkan bahu Mona
"Jangan tinggalin Luna sendirian bunda, Bunda harus bangun! Bunda harus buka mata!!bundaa!!!!!!" Jerit Luna yang semakin menjadi-jadi serta air mata nya yang sangat deras mengalir dari mata indahnya yang bulat
"Maaf bun, Luna gak bisa menuhin janji Luna ke bunda.
Luna bertekad ketika Luna tumbuh dewasa akan ngebales sebuah penderitaan yang telah ayah lakukan kepada kita"Dengan penuh rasa kesakitan di hatinya, Luna mengangkat tubuh dingin Mona yang sudah tak bernyawa dan mendudukinya di kursi roda..
TBC..
Mohon vomentnya untuk HL😅