Mr. Right
Disclaimer : Naruto@Masashi Kishimoto
Rating : M (Mature)
Genre : Romance, Mature,
WARNING!! Diharap membaca Kartu keluarga terlebih dahulu! Pastikan umur kalian18++Bukan kali pertama aku berciuman. Namun ini lebih dari yang kubayangkan selama ini. Ini bukan hanya sekedar ciuman biasa. Ini ciuman yang menuntut, bahkan lebih dari itu. Untuk menarik napas barang seperempat detik saja aku tak bisa. Pria ini benar-benar akan memakan ku hingga habis.
Mataku berair karna panas tubuhku naik. Ia menangkup wajahku dengan kedua tangan kekarnya, dan aku masih merasakan saliva yang menempel pada bibirku. Ia kembali menjilat bibir bawahku. Aku pikir dia akan melepaskan aku, namun dugaan ku salah. Ia mengangkat tubuhku hingga aku terduduk di bangku kitchen set.
Ia kembali menyerang bibirku, menggigit-giginya, hingga aku membuka mulut dan lidahnya masuk delam rongga mulutku. Hangat. Aku lupa sudah berapa kali kami melakukan ini, namun yang membuatku bingung kenapa kami tidak juga bosan, dan bahkan kami semakin engan untuk melepaskan satu sama lain.
Tanganku naik, menjamah rambut hitamnya, menarik-nariknya. Memberikan sebuah dorongan yang mungkin akan semakin membuatnya bergairah.
Ia berusaha membuka kancing kemeja yang aku kenakan, tanpa melepas ciumannya. Ia meraba seluruh bagian tubuhku, membuat titik sensitif ku semakin basah karenanya. Ia melepaskan ciumannya kemudian menciumi leherku yang justru membuatku semakin gila. Kewarasan ku benar-benar hilang kali ini.
Ia masih saja menciumi leherku dan sedikit memberikan beberapa buah tanda di sana, tangannya tidak tinggal diam, tangan kananya ia gunakan untuk meremas payu daraku sedangkan tangan kirinya ia masukan kedalam mulutku. Aku dengan senang hati menghisap dan mengulumnya.
Ia melihatku dengan ekor matanya. Entah apa yang dia pikirkan sekarang, yang jelas saat ini aku merasa kacau.
Ia mencabut jarinya di mulutku dan berdiri tegak, melepas kaos putih yang ia kenakan. Jika dipikir baru beberapa menit ia menggunakan kaos tersebut namun apa sekarang? Ia melepasnya kembali.
Mataku tak lepas dari badannya. Ku beranikan diri untuk menyentuh perutnya. Terbentuk sempurna, mungkin ia rajin berolah raga. Tanganku merabanya, semakin naik hingga berhenti pada dadanya.
Kami bertatapan dalam diam, matanya berkaca-kaca, seolah berbicara "aku menginginkanmu sekarang". Aku tersenyum memeluknya, kucium wangi badannya. Khas seorang pria. Aku menjulurkan lidahku menjilati lehernya naik turun, hingga mataku melihat sebuah tatto di perpotongan lehernya. Tatto itu membuatnya semakin seksi di mataku.Tanpa banyak berpikir aku kembali melanjutkan jilatanku, terkadang aku memberikan ciuman-ciuman kecil yang membuatnya mencengangkan erat pinggangku.
Ia menggendongku, berpindah tempat. Tangan yang semula berada di pinggang kini naik membuka kaitan bra ku. Ia masih berjalan hingga kami sampai pada sofa, dimana aku duduk tadi.
Napasnya berat, gairah dalam dirinya terbakar. Aku masih dalam gendongannya, ia terduduk sambil memangku aku.
Ia membuka mulutnya, namun aku sama sekali tidak mendengarkan sebuah katapun keluar dari bibirnya. Ia malah menelan kata-kata yang hampir keluar dan memilih melumat bibirnya dalam diam.
Aku menatapnya dalam-dalam, dan mencoba untuk berdiri membenarkan bra ku. Mungkin ini cukup sampai disi saja. Mungkin dia tidak bersungguh-sungguh dalam mengatakannya. Walaupun sejujurnya itu membuatku sedikit kecewa, namun apa mau di kata. Pria memang selalu seperti itu bukan? Lain di mulut lain di hati.
Saat aku hendak mengaitkan kembali bra ku, tangannya mencegah, dan membuang bra ku begitu saja. Aku kembali menatapnya, dan ia masih tanpa kata.
"apa-" kami kembali bertautan, lidahnya masuk begitu saja kedalam rongga mulutku, ia menghisap lidahku kuat-kuat, bahkan rintihan ku tidak di dengarnya, seolah ia menulikan pendengarannya, memilih mendekap ku erat-erat, hingga payu daraku bersentuhan dengan dada bidangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Right
RomanceBagian kedua di private :) "Sakura, kau tau sudah puluhan bahkan ratusan wanita ia tolak begitu saja. Dia tampan, kaya, cerdas. Wanita gila yang tidak mau sama dia." "Dan aku wanita Gila itu."