Between Us

1.1K 102 8
                                    

Tumbuh besar di panti asuhan menjadikan Kim Sori sebagai gadis yang mandiri. Sekalipun dibesarkan tanpa orang tua, bukan berarti menjadikannya tumbuh dengan sifat yang buruk. Semua orang menyukainya. Namun, sayangnya tidak ada orang tua asuh yang bersedia merawatnya. Sudah terlalu besar, menurut mereka para calon orang tua.

Rata-rata para calon orang tua yang datang ke panti asuhan mencari anak seusia balita. Dan tentu saja Kim Sori tidak termasuk di dalamnya.

Seiring berjalannya waktu, dia berpikir untuk memulai hidupnya sendiri. Tidak ingin lebih merepotkan ibu panti yang bersedia merawatnya hingga hampir lulus sekolah menengah pertama. Jadi ketika usianya telah menginjak lima belas tahun, gadis itu mulai mencari pekerjaan. Memutuskan menyewa sebuah flat kecil untuk dia tinggali sambil menempuh pendidikan di sebuah SMA swasta terbaik di Seoul. Berkat kerja otaknya yang cemerlang menjadikannya salah satu siswa yang beruntung menerima beasiswa di sana.

Selain otak yang cemerlang, berkat dari Tuhan berupa wajah yang rupawan dengan hidung yang tinggi, bibir yang memikat, serta mata dengan iris kecoklatan menjadi hal yang sangat diinginkan setiap orang. Banyak lelaki yang menyukainya, tapi hampir semua gadis di sekolah tidak menyukainya. Mereka yang tidak suka dengan terang-terangan menunjukkan penolakan padanya. Beruntung dia tidak merasakan penindasan seperti siswa penerima beasiswa lainnya karena Park Yoora.

Park Yoora adalah anak dari kepala sekolah tempatnya belajar. Ayah Yoora mempercayakannya sebagai pengajar privat putrinya. Dari sanalah mereka saling mengenal dengan baik dan mulai menjalin sebuah pertemanan sejak satu tahun ini.

Yoora adalah gadis yang ramah dan baik pada semua orang. Sangat mudah menyayangi gadis sepertinya. Termasuk Sori yang menyayanginya sebagai sahabat.

Selain sifatnya, Yoora juga punya wajah yang manis dan memikat. Dia cantik dengan caranya sendiri. Tidak heran banyak pria yang menyukainya. Namun, sayangnya hanya satu yang berhasil mendapatkan hati gadis itu.

Min Yoongi, pria beruntung yang berhasil mendapatkan hati gadis manis itu. Si Kapten Basket yang dipuja seluruh anak perempuan di sekolah. Termasuk Kim Sori yang tidak bisa mengalihkan atensinya dari lelaki berwajah dingin itu.

"Kau tidak perlu repot membawakan makan siang untukku. Aku bisa membelinya di kantin."

"Karena aku tahu Oppa sibuk latihan basket, makanya aku membawakan makan siang untukmu. Kalau tidak, Oppa pasti akan memilih untuk meminum air sampai perutmu kembung."

Min Yoongi tersenyum kecil. Lelaki itu mengusap kepala Yoora dengan lembut sambil menatap bekal di tangannya penuh minat. "Terima kasih."

Yoora tersenyum hingga matanya membentuk bulan sabit. Gadis itu kemudian mengusap keringat di pelipis Yoongi dengan sapu tangan miliknya. Dan gerakan itu sepenuhnya tidak luput dari pandangan Sori.

"Kalau begitu aku pergi dulu. Jangan lupa dimakan bekalnya." Yoora bangkit dari tempat duduk dengan riang. Gadis itu kemudian melambai pada Sori yang duduk di undakan kursi penonton di belakangnya. "Ayo kita ke kantin, Sori-ya."

Sori mengangguk. Berdiri dari duduknya ketika Yoora berbalik lebih dulu. Dia berjalan melewati undakan kursi penonton lapangan basket indoor sekolahnya dengan hati-hati. Dan ketika gadis itu melewati Min Yoongi, senyuman manis lelaki itu dapat dengan jelas dia lihat ditujukan padanya. Menjadi alasan untuknya menjalani hari dengan semangat.

.
.
.

Yoora tampak murung setelah bel tanda pulang sekolah berbunyi. Selama jam pelajaran terakhir berlangsung, gadis itu terlihat tidak fokus sambil memainkan ponsel di bawah meja. Hal itu tidak luput dari pandangan Sori yang menjadi teman sebangkunya. Dan dia dengan jelas mengetahui penyebabnya.

Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang