Perlahan Kamu Menghilang

602 7 0
                                    

Aku pernah memaksamu untuk tetap tinggal selamanya. Sebab aku tak ingin jauh dirimu. Tak ingin jauh dari tatapanmu. Tak ingin kau tak terlihat lagi. Aku sama seperti kebanyakan orang yang jatuh cinta yang punya rasa takut yang sama. Terutama tentang rasa takut seseorang yang di cintainya akan pergi. Dan untukmu aku pernah begitu takut meski akhirnya kau juga yang membuat rasa takut itu terjadi.
Yang aku pikirkan saat itu hanyalah ingin aku bahagia hingga aku lupa bertanya, apakah kamu juga bahagia? Karena seiring dengan berjalannya waktu, canda tawamu semakin hilang entah kemana. Mungkin karena bosan atau alasan yang mungkin hanya kamu saja yang mengerti dan saat itu kamu pun hanya ingin mengerti dirimu sendiri.
Kita pernah bercerita tentang banyak hal yang menjadikan kita semakin dekat. Aku suka caramu merespon cerita, aku suka caramu mendengarkan, aku suka caramu memperhatikan aku. Kamu seolah begitu mengerti cara terbaik menghargai lawan bicaramu. Kamu seolah mengerti bahwa setiap orang kadang hanya perlu di dengarkan.
Teruntuk rasa nyaman kau menciptakannya dengan begitu sempurna dalam waktu yang singkat, menurutku. Diam-diam aku mulai mengucapkan syukur atas di pertemukannya kita. Diam-diam aku mulai merasakan bahwa aku jatuh cinta. Terlalu cepat kau menciptakan rasa takut untukku, takut kehilangan, takut akhirnya tak memiliki atau aku harus merasa kehilangan tanpa pernah merasa memiliki dan tersakiti karena perasaan yang kubuat sendiri.
Dan akhirnya aku mulai menyadari bahwa hatimu tak pernah bisa seperti caramu merespon ceritaku, hatimu tak bisa seperti caramu mendengarkanku, dan tak bisa seperti caramu memperhatikan aku. Mungkin aku yang terlalu percaya diri bahwa kau punya perasaan yang sama. Aku terlalu besar hati mengira bahwa layak untuk kau terima.
Aku menjauh darimu yang membuatku merasa nyaman. Aku menjauh darimu yang selalu membuatku merasa di dengarkan. Aku menjauh darimu yang aku tahu cintaku bertepuk sebelah tangan. Sebenarnya aku tak ingin menjauh. Tetapi rasa takut semakin tak bisa kukendalikan. Rasa takut itu adalah penjara, dan bagiku menjauh darimu adalah kebebasan.
Bahagialah dengan perasaanmu sendiri, jangan tanyakan aku kemana dan dimana aku sekarang. Kamu tahu perasaanku saja, itu sudah cukup. Karena aku tak ingin pergi sebagai pecundang yang kelak terbunuh penyesalan karena tak berani menyatakan. Berjanjilah untuk tidak saling melupakan, dan ingatlah bahwa rasa sedih tak selalu karena di tinggalkan pergi setelah merasa memiliki.

Tentang SeseorangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang