BAB 2

17 1 0
                                    

Happy reading guys

Dan semua hanya waktu yang bisa menjawab

Dunia akan berputar

Kau yang dulu menertawakan ku

Maka tunggu saatnya dunia yang akan menertawakanmu

Bukan aku, tapi dunia

****

Aku mengusap perut buncitku , ini sudah bulan ke 5 aku mengandung dan sekarang tiba tiba aku ingin makan bakso rusuk kesukaan ku , padahal setelah aku hamil aku jarang makan makanan yang berbau amis karna rasa mualku

" Nak , di luar hujan, bunda takut pinjem mobil sama eyang , kita bobo aja ya nak" aku mencoba untuk berbicara kepada calon bayiku dan berharap semoga dia mengerti .

Tapi sepertinya rasa ingin itu bertambah besar,  jadi kuberanikan diri untuk keluar dan miminta izin pada ayah untuk pinjam mobil

" Ayah , hana boleh pinjam mobil sebentar ?" Sungguh aku takut , berdiri di depan ayah dan menatapnya seperti ini, tidak ada reaksi dari ayah , ayah hanya diam dan melanjutkan acara nya membaca koran di ruang tamu.

Dan aku cukup sadar diri , aku tersenyum sebentar ke arah ayah dan mengucapkan maaf karna mengganggunya

Tapi tiba tiba aku berhenti karna ayah mengucapkan sesuatu yang membuatku tersenyum haru

" Kunci nya ada di meja makan , hati hati di jalan"

Sungguh aku ingin berbalik ke arah nya dan memeluknya dengan erat , Pasalnya ini kali pertama ayah mengucapkan sesuatu setalah beliau mengetahui kehamilanku 5 bulan lalu

Dan aku mengangguk ke arahnya mengucapkan banyak terimakasih dan sekligus mengusap perutku , aku ingin menyalurkan kebahagiaan ku dengan calon anak ku , aku ingin dia tau bahwa eyang nya sudah mau berbicara sekarang

Setelah sampai di warung bakso langgananku aku dikejutkan kembali dengan sosok lelaki yang sangat aku kenal, teman semasa SMA ku dulu, dan seorang laki laki yang sempat menempati relung hatiku yang paling dalam

" Hana " sepertinya dia sama terkejutnya dengan ku , dia mulai mengamatiku dari atas sampai bawah dan berhenti di perutku yang sedikit membuncit

Aku segera menutupi perutku dengan gardigan yang aku pakai, mengeluarkan sedikit senyuman ke arahnya dan semoga tidak tau apa yang sedang terjadi padaku

" Hai gas, sendiri? " Aku melihat di sekeliling nya mencoba untuk mengalihkan perhatiannya tapi nihil , bagas mulai menarikku pelan mengajakku ke arah samping warung bakso dia memejamkan mata sebentar lalu kembali menatapku , tepatnya ke arah perutku

" Dia anakku? " Bagas masih menatap perutku dengan tangan bergetar . Aku bisa merasakan tangannya karna sekarang bagas sedang memegang tangan ku

Aku tersenyum, tersenyum dengan pahit sangat pahit menyadari kenyataan bahwa memang aku sedang mengandung anaknya

" Hana jawab aku, apa dia anakku? "

Dan aku menekan semua kalimat yang aku ucapkan kepadanya, agar semua lebih jelas untuk bagas

" Bukan , dia bukan anakmu bagas!! Dia anakku! " Rasanya aku ingin menangis sekarang mataku sudah memerah panas , air mataku mulai mendesak untuk keluar tapi aku menahannya

" Please han jangan bohong, kapan kamu nikah kalau memang dia bukan anakku? "

Aku berdecih kearahnya, sejak kapan bagas mulai menjadi sosok pria perasa seperti ini

" Bukan kah kamu hanya bernafsu ke padaku ? Bukankah hanya payudara dan selakanganku saja yang kamu suka? Dan dengan percaya diri kamu menyebutnya anak mu? Dengarkan aku mas bagas hanya aku yang memakai perasaan disini bukan kamu !! " Aku menunjuk nunjuk dadanya sungguh aku tersulut emosi hanya karna bagas bilang fakta yang sebenarnya

Dia diam. Sangat diam. Tidak ada lagi kata yang bisa dia ungkapkan, dengan niatan dia yang ingin mempertanggung jawabkan perbuatannya aku pun tidak ingin bersamanya . Walau dia bersujud dihadapanku pun aku tak akan menerimanya

" Jadi tolong kamu minggir, kamu pasti sudah di tunggu oleh kekasihmu, aku hanya kepengen makan bakso bukan malah berdebat denganmu "

Aku melangkah kan kakiku melewati nya, berjalan dengan hati yang sangat hancur

Bagas adalah seorang yang sangat aku cintai , dia yang membuatku buta akan segalanya , sampai aku memberiakan segala hal yang aku punya untuknya tapi aku tersadar bawa bagas tidak pernah menaruh hatinya untukku, dia datang saat ada maunya , dia datang padaku sebagai pemuas nafsunya , karna dia tau aku tidak akan bisa menolaknya  , dan rasa sayang ku dia pergunakan untuk hal yang mungkin menguntungkan baginya

" Aku akan bertanggung jawab "

Kalimat itu membuat hatiku semakin sakit, tuhan apakah sesakit ini rasanya? Apakah baginya ini hanya sebuah lelucon?? Kenapa dia dengan gampangnya berkata seperti itu padaku

Aku berbalik kepadanya dan mengatakan dengan tegas bahwa aku menolak pertanggung jawaban darinya

" Sampai kamu menangis darah pun aku tidak akan mau menerima pertanggung jawaban darimu , karna bagi anak ku kelak ayah dan bundanya cukup aku, tidak ada yang lain! "

Aku berjalan meninggalkannya mengusap perutku agar bayiku mau membagi kekuatannya padaku .

-TBC -

Semoga kalian suka yaaa

Aku selalu berharap bisa bikin kalian seneng dengan karya ku,

Jangan lupa vote yah

Thank you :*

Love the FlawsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang