PART 01

27 2 0
                                    

I can't say something for this story. But, I hope you'll like it. Ejoy and happy reading guys :)

***

"Hai, Jinx mau kemana? Tambah keren aja," itu hanya satu dari puluhan pujian lainnya yang dilontarkan pada Jinx pagi ini.

"Jinx breakfast bareng gue yuk, gue traktir deh," satu ajakan lagi bertambah untuk Jinx dari seorang gadis berbandana merah. Hal seperti ini memanglah selalu terjadi ketika Jinx menginjakkan kaki di sepanjang koridor, yang mana akan selalu ada pujian-pujian and some invitation yang terlontarkan untuk dirinya.

Namun Jinx tetaplah Jinx, lelaki itu tidak pernah terlena sekalipun. Jinx tidak pernah menerima juga tidak pernah menolak ajakan para penggemarnya. Ia akan tetap pada dirinya sendiri (pendiriannya), tak mau tergoyahkan. Jinx hanya akan menoleh kepada mereka semua sambil memberikan senyum andalannya dan kedipan mata jahil. Karena Jinx rasa itu semua sudah cukup. Perlu diingat juga bahwa Jinx tidak akan pernah mau membuka suaranya hanya untuk hal itu.

"Kayaknya makin hari fans lo makin bertambah ya, Jer? Heran gue, padahal menurut gue lo itu cuma gini-gini aja loh, yaa like another boys di sini lah, gantengnya ya gitu-gitu aja," kata Robin -teman dekat Jinx alias Jeromiah.

"Sirik aja lo!"

"Sirik my ass! Memang fakta kok, buktinya ya gue, Jovi, Andrew, Darest, bahkan Sihar eks ketua OSIS yang well juga bisa dibilang we've good looking like seems you ternyata juga never get nothing, Jer..."

"...ehh, wait, Jer. Apa jangan-jangan lo pake something like guna-guna biar semua orang jadi suka sama lo ya?" Lanjut Robin.

"Si anjir! Kalo ngomong yang bener dong, ya kali gue kaya gitu. Listen, Rob, lo boleh ngoceh kaya gitu -kalau tampang gue ini LIKE ANOTHER BOYS DI SINI, tapi satu hal yang perlu lo inget, Rob bahwa nggak semua orang punya kualitas dan bisa seperti gue, nggak semua orang dapat mempunyai apa yang gue punya. Nggak semua orang, nggak lo dan nggak lainnya! And the meaning is berarti gue ini istimewa, karena hanya ada satu Jeromiah Imanuell di dunia ini, jadi lo sama sekali gak berhak untuk membandingkan bahkan menghina kualitas gue. Remember, Rob! Jangan buat gue bertambah marah dari ini." Jinx menatap nyalang pada Robin. Lelaki itu bukan main marahnya, Jinx paling benci kepada orang yang selalu meremehkan dirinya. Jinx akan bertindak tegas pada siapa pun yang melampaui batasannya, kepada siapapun tak terkecuali juga kepada Robin.

"Ss..sorry, Jer. Gue melewati batas kali ini. Gue nggak akan  mempertanyakannya lagi," kepala Robin ditundukan ke bawah, lelaki itu tidak pernah berani untuk menatap mata tajam Jinx ketika marah. Robin benar-benar merasa bodoh kali ini karena sudah membuat Jinx marah -hal paling utama yang dihindarinya.

Selanjutnya yang terjadi justru diluar dugaan, ekspresi Jinx yang berubah melunak dan rangkulan yang ia buat disekitar bahu Robin, "ke kelas yuk. Lima menit lagi bel masuk," dan kemudian Jinx tersenyum lagi seperti sebelumnya.

Seaneh itulah Jinx, lelaki itu selalu mampu merubah mood dan ekspresinya secepat yang ia inginkan. Dan hal itu yang selalu ditakutkan Robin -ketika dirinya menyaksikan perubahan yang dialami Jinx.

Tidak semua orang dapat memahami Jinx bahkan dirinya sendiri. Jinx terlalu manipulatif, lelaki itu adalah sebuah wujud dari kebohongan yang nyata. Tidak satu pun dari semuanya dapat melihat apa yang Jinx lihat, tidak satu pun dari semuanya dapat mengerti apa yang sedang Jinx pikirkan, karena Jinx adalah sesuatu yang ganda, Jinx memanglah 'satu' tetapi ia dapat berubah menjadi apa saja.

Dan tidak banyak yang tahu bahwa sebenarnya Jinx memang semengerikan itu.

***

An hour ago

"Morning, Mam," sapa Lovato kepada sang mama yang sedang menyantap roti isinya di ruang makan.

"Morning, honey. Let's sit and take your breakfast now," ujar sang mama lembut sambil tersenyum.

"Aye aye, capt. So, where's Papa? Why he don't join us?" Tanya Lovato sambil memakan roti isinya.

"Papa masih di ruang kerja. Lagi ditelfon klien katanya." Lovato mengangguk.

"Oh ya, Hon nanti kamu berangkat sendiri bisa kan? Papa sama Mama ada urgent meeting pagi ini soalnya, kamu berangkat di antar sopir aja gapapa kan?"

"It's okay. Tapi nanti di sana aku cuma perlu ketemu sama Om Yanuar aja kan, Mam?"

"Iya sayang."

"Ok, I'll go now. Bye, Mam." Lovato lalu mengecup kedua pipi sang mama sambil berlalu pergi dan meneteng sekotak susu juga sepotong sandwich untuk ia santap lagi selama perjalanan nanti.

"Bye. Take care, sayang."

***


Bel sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu, sedangkan Mr. Ed si 'guru kimia yang paling tampan seantero sekolah' justru baru saja membuka kelasnya.

Ketika Mr. Ed sedang memberikan salam pembukanya, Robin justru tengah membisikan sesuatu ke dekat telinga Jinx, "aku dengar cucunya Bryo Wicaksa akan pindah ke kelas kita hari ini," bisik Robin sambil menegakkan tubuhnya kembali.

Jinx menoleh, lelaki itu hendak mengatakan sesuatu kepada Robin sebelum akhirnya ada yang mengetuk pintu kelas mereka. Jinx memutuskan untuk diam.

Mrs. Asa -wakil kepala sekolah bidang kesiswaan SMA Gunawicaksa tiba-tiba masuk ke dalam kelas dengan diikuti seorang gadis muda berambut cokelat kehitaman. Gadis itu berumur sekiranya 17 tahun dan tentunya terlihat sangat cantik dengan rambut panjangnya yang tergerai serta mata abu-abunya yang cukup membuat penampilannya terlihat mencolok.

"That's her, cucu kesayangan Bryo Wicaksa," bisik Robin sekali lagi.

Kali ini Jinx tidak menoleh ke arah Robin, lelaki itu hanya diam dan terus menatap tanpa arti ke arah gadis yang masih berdiri di depan sana. Jinx menatap lekat setiap pergerakan maupun spontanitas kecil yang tidak sengaja gadis tersebut lakukan.

'Dia sangat cantik' pikir Jinx disela-sela fantasinya terhadap si gadis.

"Morning class, sorry anyway, di sini saya ingin memberitahukan bahwa mulai hari ini kelas kalian telah kedatangan anggota baru, jadi saya berharap  kalian bisa berteman baik dengannya dan dapat membantunya untuk cepat beradaptasi dengan lingkungan sekolah kita ini. Selanjutnya akan saya serahkan kepada Mr. Ed, thank you," dan selanjutnya Mrs. Asa pergi tanpa mengucapkan apa-apa lagi.

"So, she's little morning surprise right?" Mr. Ed tersenyum simpul sambil mengendikkan bahunya tak acuh dan menatap murid-muridnya santai.

"Baik Nona Murid Baru, silahkan perkenalkan dirimu," kata Mr. Ed.

Gadis bermata abu-abu itu hanya melirik sekilas ke arah Mr. Ed sambil kemudian berlalu tak acuh. Gadis yang belum diketahui namanya itu hanya mengedarkan pandangan tajamnya ke seluruh penjuru kelas tanpa ada niat untuk membuka suara.

Dia 'Nona Murid Baru' itu kemudian menjatuhkan pandangannya ke dalam mata seorang lelaki berambut perak yang tengah sama memandang dirinya. Hampir beberapa waktu mereka habiskan hanya untuk saling pandang tanpa memperdulikan tatapan tanya dari penghuni kelas yang lain. Hingga akhirnya ia menyadari, gadis itu segera mengalihkan pandangannya.

"Hi everyone, my name's Lovato Aghni Wicaksa, you can call me Lovato. Thanks and nice to meet you guys." Gadis 'Nona Murid Baru' itu lalu tersenyum sumringah.

***

Thanks for reading my amateur story :') but I'm so sorry if MANIPULATIVE has typos. Don't forget to vote and comments this story.

-15 March 2018-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MANIPULATIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang