Memang sebuah masa yang sangat sulit. Kulangkahkan kedua kakiku ke tempat asing itu. Dalam keadaan bingung, aku coba bertanya-tanya pada diriku sendiri.
"Memang nanti aku di kelas apa? Yang mana? Bakal punya temen nggak ya?"Dalam hati melekat sebuah kata "Ancur". Kenapa? Karena kehidupan SMP nggak seperti yang kuduga. Bahkan, lebih buruk dari dugaanku saat ini.
Upacara penerimaan pun selesai. Aku pun ditempatkan di kelas 7A. Pembagian kelas di SMP itu bukan berdasar nilai, tetapi diacak.
***
MOSMasa Orientasi Sekolah, yang biasa disebut MOS. Pada hari itu, tak kusangka akan mendapat teman pertamaku.
"Hai, namamu siapa?" Tanyanya
"Namaku Tom, kamu siapa?"
"Aku Jerry, salam kenal ya Tom. Semoga kamu mau jadi temanku"
"Kakimu kenapa?" Tanyaku
"Oooh..ini, tulang kakiku patah saat aku jatuh dari motor"
"Semoga cepat sembuh, Jer!"
Aku senang berteman dengannya sampai-sampai kuanggap sahabatku sendiri.
Jerry sangat baik, walaupun terlihat sulit berjalan. Aku juga sering membantunya jika Jerry meminta pertolongan.
***
Hari pelajaranHari pelajaran, hari yang sangat membosankan. Kutatap teman-temanku yang dengan raut muka serius, "Ah, buat apa sih?! Mendingan ngobrol aja." Pikirku.
Sempat kuremehkan pelajaran-pelajaran kelas 7 yang sangat membosankan.
Hari kedua, hari jum'at. Infak jum'at disodorkan kepada murid-murid. "Minimal 2000," katanya.
Kemunafikan menyebar di antara para pejabat sekolah. Mereka dengan cekatan memberi alasan "Untuk biaya lomba," lalu "untuk sarana-prasarana," dan lain sebagainya.
Mungkin para murid tak menyadari hal ini, tapi aku mendapati adanya keanehan dalam hal ini
Bersambung.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak lazim untuk sendiri
Phi Hư CấuSekolah, adalah tempat untuk belajar. tapi dunia mulai terbalik, sekarang sekolah telah menjadi tempat mencari uang korupsi oleh para guru dan ajang mencari kisah cinta bagi siswa-siswinya. apa yang sebenarnya harus aku lakukan? apakah aku harus men...