JUNI, 2017
YOONJOO POV
Akhirnya jam lima tiba. Waktunya pulang!
Tok. Tok.
Atau aku terlalu cepat berbicara?
"Yoonjoo-ssi?" Injoo menyembulkan kepalanya dari balik pintu.
"Ah, Injoo-ssi. Ada apa? Masuklah."
Injoo adalah rekan kerjaku. Perempuan berusia 32 tahun itu berwajah tirus dan kini sedang hamil lima bulan. Aku cukup dekat dengannya. Kami beberapa kali makan siang bersama.
"Begini, apa besok jadwalmu padat? Aku butuh bantuanmu." Ujarnya seraya duduk di sofa krem di ruanganku.
"Besok?" Aku segera membuka jurnal berisi semua jadwalku. Aku menemukan dua rapat di pagi hari dan kunjungan ke percetakan setelahnya untuk hari esok.
"Bantuan apa yang kau butuhkan, Injoo-ssi?"
"Begini..."
Jadi, karena dokter kandungannya harus menghadiri seminar di luar negeri selama dua minggu, Injoo terpaksa harus memeriksakan kandungannya sebelum dokternya pergi, yaitu besok. Sayangnya, besok ia harus pergi ke gedung JYPE untuk melakukan wawancara dengan beberapa stylist dan manager di agensi tersebut untuk salah satu artikel edisi spesial ulang tahun kami.
"Jadi bisakah kau membantuku untuk mewawancarai mereka? Aku sudah menyiapkan daftar pertanyaannya dan semuanya." Ujarnya setelah menjelaskan.
"Jam berapa seharusnya kau berada disana?"
"Jam dua siang."
Aku kembali mengecek jadwalku. Kunjungan ke percetakan memakan waktu dua jam, jadi mungkin aku akan terlambat sampai di JYPE.
"Bisakah kau mengundurnya menjadi jam tiga? Aku takut perjalanan dari percetakan memakan waktu lama dan—"
"Aku akan mengusahakannya. Tapi, kau benar-benar mau menggantikanku?" Injoo memotong perkataanku.
Aku mengangguk. "Tentu saja, lagipula ini untuk edisi spesial dan... demi si kembar juga." Ujarku. Injoo mengandung anak kembar dan sebisa mungkin aku ingin membantu meringankan tugasnya. Dari pengalamanku ketika Yoonhee onnie hamil Jihoon, membawa dirinya saja sudah cukup sulit, apalagi jika harus melakukan pekerjaan.
"Aigoo, kau benar benar malaikat, Yoonjoo-ssi... Entah siapa lagi yang harus kumintai tolong seandainya kau menolak."
Aku tertawa kecil lalu menggeleng. "Kau melebihkan, Injoo-ssi. Aku hanya membantumu. Itu saja." Ujarku seraya memasukkan jurnal ke dalam tas.
"Kalau begitu, aku akan mentraktirmu makan malam ini. Kau mau makan apa?"
Aku tersenyum menyesal. "Mianhae, tapi aku ada janji malam ini. Mianhaeyeo, Injoo-ssi."
"Ah, tak apa. Aku mengerti. Lain kali kau tidak boleh menolak, oke? Sekarang, nikmatilah kencanmu."
Eh? Kencan apanya?
"Aku tidak—" Perempuan itu memotong perkataannya lagi. Ia suka sekali melakukan itu.
"Aku mengerti. Kau tidak ingin memberitahukan siapapun. Arasseoyeo. Sekali lagi, terima kasih untuk bantuannya besok." Sebelum aku bisa mengelak, ia sudah terlebih dahulu keluar dari ruanganku.
Aku bahkan tidak sempat menjelaskan bahwa aku hanya akan makan malam dengan keluarga kecil kakakku.
---
Aku hanya duduk diam di hadapan lelaki ini.
Rencana awal yang seharusnya makan malam antara aku dan keluarga kecil kakakku harus berubah menjadi makan malam antara aku dan Mark Tuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Playground [Mark Tuan]
FanfictionDelapan tahun berlalu, Mark dan Yoonjoo dipertemukan kembali. Apakah keduanya saling mengenal? Atau malah kebalikannya? Apakah pertemuan itu membuat keduanya dekat kembali? Adakah rasa yang berbeda di antara mereka?