Pertemuan

18 1 0
                                    

Biasanya kuyup menjadi teman rutin saat pulang kerja. Kali ini berbeda, langit cerah ditambah angin semilir seolah hendak memanjakan lelahku.

Adakah cinta yang sempurna di dunia

Adakah hati yang tak bisa luka

Apakah kupantas bahagia?

Suara Dewi Sandra dendangkan lagu Air Mata Surga menemani perjalanan. Aku menarik gas lebih dalam lagi hingga jarum menunjukkan angka 60 km/jam. Jalan terlihat lengang, membuat setiap embus angin melenakan pikiran. Melayang kemana-mana.

Tiba-tiba motor yang berada tepat di depanku mendadak berhenti. Jantungku hampir jatuh dibuatnya. Aku mencoba menarik rem tangan dan kaki secara bersamaan. Spontan.

Ckiiiiitt...

Brukk!

Terlambat. Posisinya terlalu dekat. Aku menabraknya dan lepas kendali. Akhirnya, aku tidak bisa mengontrol, lalu stang  kiri menonjok dadaku keras. Aku terguling di badan aspal dengan motor menindih sebagian badan. Lemas. Kunang-kunang menghias di kelopak mata.

Terlihat semua orang gaduh dan mencemaskanku. Sebagian orang berusaha membangunkan motor, sedang yang lain berusaha menolong dan memeriksa keadaanku.

Aku terduduk di salah satu rumah penduduk. Sesak. Ada linu di dada. Mungkin akibat tonjokan keras tadi.

'Maa Syaa Allah,' lirihku.

"Punteun, minum dulu, Teh." Seorang Ibu menyodorkan segelas air putih. Aku meraih dan segera menyeruputnya pelan. Berharap airnya segera mengaliri tubuh dan meredakan sesaknya.

"Punteun, Pak, motor nu tadi ku abdi tabrak dimana?" Aku teringat, khawatir terjadi apa-apa.

"Oh, nu ieu, Teh." Tangannya menunjuk motor gede berplat merah dan seorang lelaki yang membelakangiku.

Aku mencoba bangkit dan menghampirinya.

"Punteun, A', motor sama Si Aa'-nya teh teu nanaon karah?" Tanyaku sedikit ragu.

Laki-laki itu menoleh lalu mengerutkan keningnya seolah mencoba mencerna pertanyaanku.

"Mm, maaf, maksud saya keadaan Aa' sama motornya teh tidak apa-apa?" Aku bertanya sambil menunjuk motor dan dirinya. Aku pikir mungkin dia belum paham bahasa sunda.

"Ah, tidak, maaf maksud saya iya saya tidak apa-apa. Kebetulan tadi saya loncat dari motor. Paling lampu motornya saja yang agak retak. Saya paham dan bisa sedikit bahasa sunda kok," paparnya dengan tersenyum.

"Oh, Alhamdulilah. Mm, kira-kira ada yang perlu saya ganti-kah, A'?" Aku ragu.

Dia tersenyum, aku menunduk masih dengan menyangga dada yang belum pulih.

"Tidak apa, Teh. Gak usah. Saya gak apa-apa, motor juga kan cuma kena sedikit. Lagian ini bukan salahnya Teteh kok, tadi truk di depan yang emang berhenti mendadak. Harusnya Saya yang nanya, Teteh sama motornya gimana?" Tuturnya lembut.

"Saya baik-baik aja kok. Eh, iya, motor saya?" Aku kaget, motorku tidak ada di tempatnya.

"Itu di bengkel, Teh. Aya nu kedah dilereskeun." Ujar Bapak yang tadi lagi. Sepertinya dia pemilik rumah ini.

"Udah, Teh. Si Teteh ngantosan didieu waé. Sakantenan diistirahatkeun heula. Wios motor mah diuruskeun ku Si Bapak."

Aku menoleh, sekarang giliran Si Ibu yang bersuara. Aku nurut dan duduk di sampingnya.

Lalu Aku, Si Ibu yang akhirnya aku tahu bernama Ibu Ela, dan laki-laki pemilik motor berplat merah berkumpul di sana. Kami sama-sama mengistirahatkan diri dari kekagetan-kekagetan tadi. Kami saling bercerita, dan tertawa di sana. Si Ibu yang humoris dan suka bercerita-lah yang membuat cair suasana.

Si Bapak? Beliau yang mengurusi motor kami di bengkel sebelah. Alhamdulillah bengkelnya tak jauh dari tempat kejadian sehingga bisa langsung dieksekusi.

Tak terasa, hari sudah hampir gelap. Setelah memastikan motor kami sudah aman dan baik-baik saja, kamipun pamit. Pamit pada Ibu Ela dan Bapak, juga pamit satu sama lain. Aku dan lelaki itu.

Aku tidak tahu namanya. Aku malu jika harus bertanya lebih dulu.

Lelaki itu, yang juga ternyata suka bercanda, namun tetap hormat kepada yang lebih tua. Dia baik, dan ramah.

Lelaki itu...

Ahh, dia bahkan sempat menanyakan sesak-ku.

Dia....

*TBC*

==*==

Bismillah...

Salam kenal semua! 😊

Kritik dan saran masih sangat diperlukan di sini. Boleh nyumbang kook 😉

Awas, typo juga masih berserakan 🙏

*Salam manis dari yang manis, Aku misalnya 😆😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Selaksa Rindu UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang