Prolog

4.5K 153 19
                                    

Cerita ini berawal ketika Eren Jaeger menyerahkan seikat bunga mawar merah merona yang masih fresh kepada Mikasa Ackerman.

(Waduhh romantis banget ya si Eren Jaeger)
Kemudian muka memerah pun muncul dengan sendirinya di wajah mikasa ackerman ini.

Menurut Mikasa tak pernah ia pikirkan bahwa Eren Jaeger akan melakukan hal seromantis ini terhadap dirinya (mikasa).

Dengan wajah yang begitu malu Mikasa Ackerman menerima bunga dari genggaman tangan Eren.
"Te-terima kasih." Mikasa tertunduk malu. Apalagi mikasa sendiri tidak pernah menerima bunga dari laki-laki manapun.

"Jangan mengucapkan terima kasih kepadaku Mikasa, berterima kasihlah kepada Jean."

"Eh?"

"Yap mawar itu dari Jean, Mikasa. Ia bersikeras memintaku untuk menyerahkan bunga ini kepadamu.
Aku gak tahu apa yang ada di dalam pikirannya itu ??? Merepotkan sekali. Harusnya kan ia sendiri yang menyerahkannya kepadamu."

Dari kejadian tersebut membuat hening sangat lama sebelum pada akhirnya Eren melanjutkan perkataannya.

Mm.. mungkin Mikasa merasa perkataannya tadi belum selesai pikirnya.

"Kurasa nih.. dia menyukaimu, Mikasa. Padahal, kan kita hidup di masa-masa sulit. Yang terpenting Ingat ya Mikasa, jika Jean mendekatimu tanggapilah dia dengan seperlunya saja ya.

Jangan sampai rasa cinta itu membuat kamu tidak fokus saat latihan ya.

"Ingat pada tujuan awal kita, kita harus menghabisi titan-titan bajingan itu." Kata Eren dengan wajah yang sangat marah seakan tidak ingin Mikasa kehilangan fokus dan lalai dalam kisah cinta.

So perbincangan mereka lagi-lagi berhenti sejenak, sebelum pada akhirnya Mikasa mengangguk dengan terpaksa seakan-akan meng-iya-kan saja perkataan Eren barusan.

Kemudian Eren berlalu meninggalkan Mikasa sendiri. Eren tidak sadar bahwa Mikasa yang ditinggalkannya itu bukanlah Mikasa yang seperti biasanya lo...

Namun, Mikasa berdiri tegak dengan butiran air mata yang jatuh kebawah dengan rasa yang marah sekali.
Pada tepat jam sembilan malam saat derap langkah kaki seorang Armin Arlelt memecah kesunyian malam.

"Eren!!!" Suara Armin terdengar sangat lantang dan sangat keras. Tak pernah ia memanggil Eren dengan suara selantang dan sekeras ini.

Wajah Eren pun menoleh ke arah sumber suara itu suara yang kemudian menghampiri Armin.
"Ada apa Armin? Tak biasanya kamu memanggilku dengan suara sekeras ini."

My Beautiful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang