Yongsan Craft Museum

2.1K 152 27
                                    

Main cast : Choi Seunghyun and Kwon Jiyong

Genre : Fluff/Romance

Warning : Mature content, smut, bad languange, typo(s), and many more

.
.
.

Hari ni menjadi hari yang cukup sibuk bagi Seunghyun. Pasalnya hari ini merupakan grand opening Yongsan Craft Museum, tempatnya mengabdi sebagai warga negara yang baik untuk dua tahun ke depan.

Sejak pagi orang-orang mulai berdatangan hingga gedung yang berisi berbagai koleksi seni keramik ini nampak sesak pengunjung. Meski begitu, Seunghyun sama sekali tak melunturkan senyumnya walau dirasanya badannya mulai terasa remuk. Bagaimana tidak, ia terjaga semalaman hanya untuk mempersiapkan ini semua. Bersyukurlah sejauh ini semua berjalan dengan lancar jadi semua hasil kerja kerasnya dan rekan-rekannya tak terbuang sia-sia.

Lelaki bermarga Choi itu mengenakan kemeja putih yang dibalut dengan jas berwarna abu-abu dan celana jeans senada. Apron warna krem melilit dari pinggangnya. Tak lupa sebuah tanda pengenal tergantung rapi di lehernya. Ia nampak begitu sopan melayani pengunjung yang mulai mengelilinginya, menanyakan jenis-jenis koleksi seni di museum atau yang hanya sekadar basa-basi saja.

 Ia nampak begitu sopan melayani pengunjung yang mulai mengelilinginya, menanyakan jenis-jenis koleksi seni di museum atau yang hanya sekadar basa-basi saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari kejauhan Jiyong memperhatikan semuanya. Sesekali ia akan tersenyum kecil ketika ekspresi Seunghyun mulai berubah-ubah antara lelah dan serius. Lelah saat ia harus mengulang jawaban yang sama atas pertanyaan pengunjung dan serius saat ia menjelaskan detail objek seni yang ditanyakan. Namun Jiyong juga akan merengut tak suka kala sekerumunan gadis-gadis centil mulai mendekati Seunghyun dan memukul manja lengan kekarnya. Menyebalkan. Rasanya Jiyong ingin menjambaki rambut mereka satu persatu dan meneriaki mereka agar tak sembarangan menyentuh properti orang.

Cukup lama Jiyong mengamati sampai ia tak sadar direksi Seunghyun tak lagi ditangkap oleh pandangnya. Kepalanya celingak-celinguk ke kanan dan ke kiri, berharap dapat menemukan sosok Seunghyun kembali. Ia bahkan mulai berjalan tak tentu arah hanya untuk mencari pemuda Choi tersebut.

"Mencariku?"

Suara berat yang mengalun lembut di telinga Jiyong membuatnya membuatnya menoleh. Alangkah terkejutnya ia mendapati sang kekasih tengah bersandar pada tembok di belakangnya. Mata elang itu menatap lembut ke arahnya dengan senyum cerah di wajahnya.

"Hyung..."

Seunghyun menarik lengan Jiyong mendekat. Pemuda mungil itu kini berdiri di hadapannya dengan kepala tertunduk, tangan kanannya meremas kantung berisi bekal makanan yang dibawanya sedari tadi. "Kenapa kau tidak memberitahuku kalau kau datang?" Jemari besar Seunghyun mengusap lembut surai rambut Jiyong, menyingkirkan poni yang menghalangi pandangannya.

"Aku hanya tak ingin membebanimu, hyung. Aku tahu kau sudah cukup sibuk menyiapkan persiapan pembukaan museum."

"Sekadar menelpon tidak akan membuatku terbebani, Ji."

Jiyong mencicit, "M-maaf."

Seunghyun menghela napas. Ia mengecup bibir Jiyong sekilas. "Kau membawakanku makanan?" tanyanya penuh rasa tertarik pada kantung bekal yang Jiyong bawa. Ia lalu menuntun sang leader untuk duduk di bangku panjang. Mereka berdua kemudian menata makanan di atas meja dan melahap telur gulung secara bergantian.

Mulanya mereka makan dengan khidmat hingga tanpa diduga Seunghyun menangkup bibir Jiyong lagi. Kali ini lebih lama. Jiyong yang tidak siap pun menjatuhkan sumpitnya. Ia sedikit memberontak begitu Seunghyun mulai mengangkat tubuhnya dan mendudukkannya di pangkuannya. Namun Seunghyun tidak peduli. Lelaki itu justru semakin liar mencium hingga membuatnya meremas helaian hitam itu agak kuat.

"Aku tidak ingin memakan telur gulung itu lagi, Ji." Seunghyun berkata setelah menyudahi serangannya. Ia mengelus pipi Jiyong yang sudah memerah seperti tomat kemudian berbisik, "Aku ingin memakanmu saja, bolehkan?"

Jiyong memukul bahu Seunghyun kuat-kuat.
"Yak! Kau sudah gila, Choi Seunghyun? Ini tempat umum!"

"Jadi kalau di tempat sepi boleh?"

"Dasar sinting!"

Kepala Jiyong mendadak pusing. Astaga. Salah apa dia di masa lalu sampai mempunyai kekasih mesum macam Seunghyun.

Sementara itu, Seunghyun yang dari tadi mengamati wajah frustasi Jiyong hanya mampu tertawa kecil. Senang rasanya menggoda Jiyong. Ia jadi teringat masa-masa di mana ia bisa menggoda Jiyong setiap hari. Namun mengingat ia sekarang tengah menjalani kewajibannya sebagai pria Korea Selatan, kebersamaan seperti ini merupakan momen langka. Apalagi kalau Jiyong juga memulai wajib militernya. Jangankan untuk menghabiskan waktu berdua, bertatap muka saja ia tak yakin bisa.

"Aku hanya bercanda."

Wajah Jiyong memerah. Seunghyun makin tertawa melihatnya. Ia mencubit gemas pipi gembil itu dan menurunkan tubuh mungil sang empunya dari pangkuannya.

"Seunghyun-ssi, waktu istirahat sudah habis."

"Ah, baiklah."

Seunghyun segera membereskan kotak makan Jiyong dan membungkus rapi seperti semula. Ia lalu berjalan meninggalkan Jiyong yang masih mematung di bangkunya. Baru beberapa langkah, ia harus berhenti kala sepasang tangan mungil melingkar di pinggangnya.

Jiyong memeluknya dari belakang.

"Aku akan menunggumu."

Seunghyun berbalik dan membalas pelukan Jiyong. Ia mengecup kening itu penuh kasih. "Pastikan untuk tidak menarik kata-katamu kembali, Ji. Karena aku benar-benar akan memakanmu nanti malam." Bisik Seunghyun sensual. "Persiapkan dirimu, Choi Jiyong." Dan setelah mengatakan itu, Seunghyun pun berlalu.

Jiyong mengerjapkan matanya berkali-kali.

A-apa katanya tadi? Persiapkan diri?

Sialan.

Rasanya Jiyong ingin mengubur dirinya hidup-hidup. Habislah ia malam ini. Sudah dipastikan ia takkan bisa berjalan dengan benar esok hari.

Poor Jiyongie.

.
.
.

-FIN

.
.
.

Ide laknat keknya emang selalu dateng malem2 ya😂 kwkwk

GTOP WORLD (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang