Kamu, hanya satu
Yang tak pernah ragu akan waktu
Selalu saja mengisi rindu dirongga kiriku
Padahal kita sama-sama tahu, keadaan selalu membuat kita menjauhKamu, hanya satu
Tetapi mampu menguasai hatiku hingga semu
Rindu setiap malam menggebu pada kisah yang temanya sudah mulai kelabu
Pada orang yang tatapannya pun sudah sendu, dan tak lagi untukkuKamu, hanya satu
Sebenarnya, bagaimana rasamu itu?
Sungguh, aku memang si tukang sajak, tapi aku bukan si penebak hati yang jitu
Aku butuh kata untuk memastikan hati dan pikirankuKamu, hanya satu
Satu yang mampu membuat hariku selalu biru
Satu yang selalu mendekati tapi seperti tak pernah ada niat untuk bersatu
Satu yang selalu kurindu tapi tak pernah bisa kutanya kabarmu
Satu yang selalu menghantuiku tanpa bisa kunyatakan kamuKamu, hanya satu
Tapi mampu membuat hatiku, seperti diterjang ombak deras dalam nuansa kelabu-n.f
KAMU SEDANG MEMBACA
sajak tanpa penutup
Поэзияtak semuanya mampu mengakhiri, dan tak semuanya harus berakhir.