7

3.4K 178 66
                                    

Dari dulu, aku lebih menyukai orang yang lebih suka menyukai menendang bola. Tentu saja, orang yang kumaksud datang dari kaum adam. Ah ya, rerata banyak yang mengidolakan anak basket 'kan? Mungkin karena penasaran dengan bulu ketek? Aku sih engga. Aku lebih memilih menyukai orang yang suka menendang bola, ketimbang mendribble bola. Melihat mereka berlarian ke sana kemari dengan lincah, bisa membuat degub di dadaku berdebar tak keruan. Ya, bagiku, orang yang bermain sepak bola atau futsal, terlihat sangat seksi (dari sisi manapun).

Hari ini, tepat selesai aku bimbingan skripsi, seperti biasa aku berjalan pulang sendirian. Alhamdulillah, untuk ke sekian kalinya, setiap kali aku bimbingan, Bapaknya selalu menyambutku dengan ramah. Dia mendengarkan apa yang kualami dengan baik, termasuk kesah yang seminggu ini menghantuiku. Aku sudah berusaha, Pak. Maap tidak bisa cepat-cepat. Dengan tegas dia menggeleng dan langsung mengatakan, tidak apa-apa. Aku bersyukur dan benar-benar bahagia mendapati jawabannya yang memberikanku udara segar tuk bernapas. Api semangat untuk aku berjuang lebih keras lagi.

Tadinya, aku memilih untuk pulang melewati pinggir jalan atau naik angkot saja. Tetapi setelah dipikir ulang, aku ingin menggunakan jalan alternatif saja. Sebuah jalan tembusan dengan banyak pepohonan yang rimbun, tapi bisa sekaligus membuatku melewati lapangan sepak bola kampus ini. Ya, aku suka sekali menenangkan diri dengan melihat orang-orang bermain sepak bola di lapangan ini.

Aku mengenakan headset dan mendengarkan lagu-lagu Adele kesukaanku. Yang sekarang sedang terputar adalah rumour has it. Aku mengikuti irama serta lirik lagu ini, sampai tibalah aku di depan lapangan. Sebenarnya untung-untungan saja sih, ada yang sedang bermain sepak bola atau tidaknya. Hanya saja, entah karena keberuntunganku sedang tinggi, aku bisa menemukan orang-orang yang hendak bermain sepak bola di lapangan ini. Tanpa sadar, aku langsung masuk ke lapangan dan memilih duduk menikmati mereka. Ya Tuhan, kenapa mereka seksi sekali?

Kejar-mengejar yang mereka lakukan terhadap bola membuat degub di dadaku lagi-lagi berdebar. Entah kenapa. Aku selalu membayangkan dirikulah yang berada dalam posisi bola (dan mengenyampingkan tendangan yaa). Maksudnya, imajinasiku selalu membayangkan, aku sedang sebagai satu-satunya menjadi si bola itu yang diperebutkan satu dan yang lainnya dengan cara berlari. Merebutkan diriku untuk sebuah kemenangan yang mereka cari.

So bitchy right?

Enough! Aku cuma bercanda tentang itu semua! Haha.

Tapi bukan itu maksudku. Gimana ya. Alasan apa yang sebenarnya membuat jantungku berdegub tiap kali melihat mereka berlari? Entahlah. Aku hanya suka melihat mereka berkeringat, tapi tidak suka jika mereka bau. Karena dulu, pernah ada lelaki yang mendekatiku dan dia gemar sepak bola. Aku selalu diajak untuk menontonnya. Dan dia selalu mendekatiku saat waktu beristirahat, sedangkan aku sudah menyiapkan minuman segar untuknya. Aku pikir, iuwh, pasti bau banget kan orang yang keringatan gitu?

But, amora amora... Dia sama sekali ga ada bau-baunya. Tubuhnya tetap terjaga wanginya. Entah jenis cologne apa yang dia gunakan. Yang jelas, aku hanya bisa menghirup kesegaran yang dikuarkan tubuhnya. Dan aku sangat suka jika dia tiba-tiba bersikap manja dan menyuruhku untuk mengelap keringatnya. Well, jika aku memang kebetulan diajak untuk menontonnya bermain futsal, aku sudah sediakan minuman serta handuk kecil untuk mengelap keringatnya. Sudah sering aku suruh agar dia membersihkan keringatnya sendiri.

"Gue mau minum, Rul. Tangan gue cuma dua. Jadi lu aja yang elapin yaa?" Begitulah jawabnya. Dan aku akhirnya terpaksa ngangguk dan nurut aja, biar cepet.

Jujur, melihat serta menghidu bulir keringat dari jarak yang amat dekat, bikin aku deg-degan setengah mati. Aku mencoba mengontrol diri. Tapi aku selalu lemas jika kawan-kawannya sudah ikut campur dengan meledek kita.

Dear, My BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang