21 ; Go!

300 34 3
                                    

Playlist : Hope not - Blackpink

Jika aku bilang 'tidak' berarti 'iya'. Jika aku bilang 'tinggalkan' berarti 'bertahan'. Sesimple itu.

🌙️

Irene tersenyum pilu menahan air matanya yang ingin segera mendesak keluar, membuka pintu dan bergegas masuk ke kamarnya. Setelah masuk ia segera menutup dan menguncinya. Bersandar di belakang pintu dengan bahu bergetar.

Perlahan Irene terduduk dengan menekuk lututnya. Menenggelamkan wajahnya disana. Tangannya menepuk dadanya agar rasa sakit dihatinya menghilang.

Sesakit ini kah mencintai Mino? Ia sudah lama berjuang agar Mino menjadi miliknya. Tidak. Irene tidak ingin Mino menjadi kekasihnya. Ia hanya ingin Mino berada disampingnya selalu sampai mereka menikah dan hidup bersama.

Setelah mendapat fakta tersebut, Irene berusaha keras untuk tidak bersikap egois. Ia tak ingin menyakiti Viona. Cukup ia saja yang merasakan sakit. Yang lebih membutuhkan Mino adalah Viona dan bukan dirinya.

Ah apa Irene terlihat menyedihkan? Ia mengorbankan perasaannya demi orang lain. Apakah Mino juga bisa menerima keputusannya?

Irene mendongak dengan air mata yang turun deras. Ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa keputusannya adalah benar.

Irene,

akan meninggalkan Mino untuk Viona.

🌙️

Mino memandang tempat dihadapannya dengan binar mata bahagia. Ya, sesuai apa kata Seulgi. Mino akan mengungkapkan perasaannya disini.

Jam sudah menunjukan pukul 2 siang saat semua persiapaan semua ini selesai. Masih ada waktu 3 jam lagi untuk menjemput Irene.

“Gimana?”

Mino mengangguk singkat, “Terlalu berlebihan. Tapi gue suka.”

“Seulgi,” Seulgi menepuk-nepuk dadanya bangga seraya tersenyum cerah. “By the way, mending sekarang lo siap-siap buat nanti. Good luck ya. Gue pergi dulu.”

Seulgi melangkah mundur dengan tangan melambai ke arah Mino. Mino mengucap terima kasih tanpa suara saat melihat Seulgi menaiki mobil pacarnya.

Mino tersenyum tipis, mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Irene agar datang nanti sore.

Song Mino
Jam 5 nanti aku jemput, see you.

🌙️

Mino sudah siap dengan kemeja flanel biru muda dan jeans selututnya tak lupa sepatu adidas yang menempel juga di kakinya. Sepanjang perjalanan menuju rumah Irene, Mino tersenyum lebar.

Jantungnya berdetak dua kali lipat dari biasanya. Ia bahkan sempat gugup. Dipandanginya rumah didepannya dengan senang. Membuka pintu mobil dan segera melesat ke pintu utama.

Irene baru saja menyelesaikan make upnya saat bel rumah berbunyi nyaring. Ia menghadap ke cermin, memantapkan hatinya akan keputusan yang diambilnya.

Irene membuka pintu dengan menunduk, ia mendongak saat sapaan riang itu masuk ke telinganya. Matanya bertubrukan dengan manik mata Mino yang abu-abu. Ah bagaimana mungkin ia bisa meninggalkan Mino seperti ini?

Irene menghela napas berat, senyuman terpaksa terbit dibibirnya. “Hai,”

“Kamu kenapa? Abis nangis?” Mino bertanya khawatir dengan menangkup kedua pipi cewek itu.

SEUL AMI ¦ MINRENE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang