10 - Surprises

697 124 46
                                    

--- An Act ---

Kejutan itu datangnya tiba-tiba. Tidak dapat diprediksi apa kejutannya, siapa yang melakukannya, dan kapan serta di mana terjadinya.

Seperti Yoo Jiae yang satu jam lalu menunggu Yein dan Jungkook di sekolah, lantas mentraktir keduanya makan ice cream di Baskin Robbins terdekat. Perempuan itu kini sudah menyatukan kedua telapak tangan di depan kepala. Ekspresi yang tercetak di wajah Jiae menunjukkan bahwa permintaan yang baru saja perempuan itu ajukan merupakan urusan yang menyangkut hidup dan mati, surga atau neraka. Berlebihan, tapi ini memang menyangkut perjalanan karirnya sebagai seorang perancang busana.

Tentu saja Jeon Jungkook terlalu malas untuk sekedar peduli.

"Sabtu depan aku sibuk."

"Overwatch seharian," timpal Jiae kesal.

"Males pokoknya," balas Jungkook acuh, bahkan tak mau melihat ke arah Jiae. Entah karena memang enggan atau karena ia hanya ingin menyantap sundae pesanannya dengan lebih khidmat.

"Pemimpin redaksinya suka banget sama kalian!"

"Oh, jadi desain Noona kepilih karena aku sama Yein? Bukan karena desain Noona bagus, ya?" tantang Jungkook.

"Kelinci Garong!" Jiae melempar gumpalan tisunya ke wajah Jungkook. "Aku sudah terpilih karena desain yang lain dan modelnya orang lain. Dia melihat kalian di portfolio yang baru kuberikan kemarin."

"Aku ga mau jadi model majalah," ucap Jungkook tegas. Terlihat tak ada lagi kata-kata akan keluar dari bibirnya yang sekarang mengunyah cookies dari gelas ice cream.

Tahu bahwa dirinya sudah gagal, setengah gagal, Jiae lantas mengalihkan pandangan kepada Yein yang hanya bisa tertawa hambar. "A-aku...kayaknysa tidak-"

Jiae kini menautkan kedua tangan, menempelnya tepat di bawah dagu. Matanya membulat dan mengerjap berkali-kali. Ia cukup pintar dalam hal ini. Lagipula, Jungkook toh tidak 'sebatu' itu. Lihat saja nanti.

Sedangkan otak Yein sedang bekerja keras mencari alasan apa yang cukup meyakinkan untuk menolak. Sialnya yang ia ingat malah fakta bahwa pacar Jisoo unnie akan datang Sabtu ini ke kostan Yein (yang merupakan rumah Jisoo). Satu-satunya pilihan Yein adalah pergi keluar karena menjadi nyamuk di antara pasangan kekasih itu bukanlah aktivitas yang sehat untuk dilakukan pada akhir minggu.

"Aku ada acara ke-" Yein langsung tercekat, tubuhnya mundur beberapa senti ke belakang ketika Jiae meraih tangan kirinya, mencengkramnya kuat-kuat.

"Yeinnie, lagi mau apa? Merchandise BT21? PUMA Turin? Aku akan membelikannya untukmu kalau kau mau. Awalya budgetku tidak banyak karena aku pikir aku harus memberikan speaker JBL keluaran terbaru kepada seseorang. Jadi-"

Lantas Yein kembali mendapat kejutan. Kali ini dari siapa lagi kalau bukan Jeon Jungkook dan tangan besar laki-laki itu yang turut mencengkram tangan kanannya. "Yein-ah, jangan bohong. Kau jarang punya acara di hari Sabtu," ucap laki-laki itu dengan yakin, "Anggap saja Sabtu depan kita sedang kencan di tempat pemotretan!"

---

Bukan karena malas makanya Yein sempat berpikir untuk menolak permintaan Jiae. Sejatinya, Yein malah lumayan bersemangat mengetahui dirinya berkesempatan untuk menjadi model di salah satu majalah yang sedang heboh di kalangan remaja. Ia ingin menolak hanya karena Jungkook terlihat tidak setuju dengan ide itu.

Bahkan sampai detik ini ketika si pemuda masih cemberut mendapati wajahnya harus dilumuri foundation lalu ditaburi bedak oleh seorang perias.

"Ditawar speaker doang kau langsung menyerah, sih" ejek Yein. Tatapan perempuan itu lurus ke depan, mendapati perempuan yang berdiri di belakang fokus menata rambutnya, sedangkan seseorang di samping sibuk mengoleskan lipstik di bibirnya. Yein hanya bisa terkagum dalam hati karena sedang diperlakukan tidak biasa.

An Act (on-hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang