Nafasku tersekat saat mendengar suara itu.
"Aku bilang apa yang kau lakukan di tempatku?" Tanya seseorang.
Aku memutarkan badanku dan melihat Keith yang berdiri di hadapanku. Mataku terbelalak saat melihat Keith di hadapanku sambil memasang mimik kesalnya. Jantungku berdegup kencang. Aku menunduk tak sanggup melihat ke arahnya.
"Apa kau tuli?!" Tanyanya sekali lagi dengan nada yang menekan.
"Um anu ma-maafkan saya, karena memasuki kamar anda tanpa izin." Ujarku sambil menunduk memohon maaf.
Keith tidak bergeming. Dia hanya diam sambil mengamati tingkahku. Matanya yang berwarna hazel menatap penuh ke arahku. Aku terus menunduk dan tak bergerak layaknya patung.
"Seharusnya kau lebih berhati-hati manusia." Ujarnya sambil duduk di sofa yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
Kata-kata manusia yang Keith keluarkan membuat aku semakin penasaran dengan mereka.
Apa sebenarnya mereka ini?
Aku memberanikan diri untuk bertanya pada Keith yang sedang bersandar di sofa.
"Mengapa anda dan yang lain memanggil saya dengan sebutan manusia?" Tanyaku.
Mataku perlahan memandang ke arahnya. Keith menghela nafas dan berdiri dari sofa dan melangkah mendekatiku.
"Memang, kau benar-benar bodoh! Bukannya sudah jelas? Kami bukan manusia. Kau bisa menyebut kami dengan sebutan Vampire." Terangnya.
Mataku terbelalak mendengar hal itu. Mataku tertuju pada Keith yang berada satu langkah di depanku. Keringat dingin keluar dari tubuhku. Kakiku lemas rasanya.
"A-apa?!"
Aku tak percaya akan hal gila ini.
Keith terus mendekat ke arahku. Aku berbalik dan mencoba membuka pintu berusaha melarikan diri. Namun, anehnya pintu itu terkunci. Aku terus mencoba membukanya. Pintu itu tak bergerak sedikitpun.Bagaimana pintu ini bisa terkunci dengan sendirinya?
Aku terus mencoba membuka pintu itu. Aku memegang gagang pintu itu dan tidak menyadari ada bagian yang tajam. Pegangan Ku meleset.
"Ouch!" Ujarku.
Aku melukai jari telunjukku. Darah yang berasal dari lukaku menetes jatuh ke lantai. Karena hal itu, aku teringat kata-kata Keith. Bahwa, dia adalah Vampire.
Saat ku sadari hal itu, aku menengok ke arah Keith. Ternyata Keith berada di hadapanku. Postur tubuhnya yang tinggi membuatku harus menengadah untuk melihatnya. Matanya yang berwarna hazel seketika berubah menjadi warna merah darah. Matanya menyala bagaikan predator yang berburu di malam hari dan siap menerkam mangsanya. Keith membuka mulutnya perlahan dan menunjukan dua pasang taring tajamnya. Terasa aura pembunuh Keith mulai bekerja memenuhi seluruh ruangan.
Nafasku terengah engah bagaikan lari beribu-ribu kilometer. Jantungku berdegup sangat keras serasa akan meledak. Aliran darahku mengalir deras.
Keith menghentikan membuka mulutnya yang awalnya akan menerkam ku. Ia beralih melihat jari telunjukku yang masih mengeluarkan darah, karena luka itu cukup dalam. Keith meraih tanganku dengan lembut. Seketika aura pembunuhnya menghilang. Aku terkejut saat Keith meraih tanganku.
Mimiknya sangat berbeda dengan sebelumnya. Ia memasang mimik Khawatir dan cemas.
Ada apa dengannya?
Lalu Keith mendekatkan mulutnya ke jariku yang terluka. Keith menjilat luka itu dengan perlahan. Mataku terbelalak dengan apa yang Keith lakukan.
Aku merintih kesakitan. Rasa perih yang di sebabkan oleh air liur yang bercampur dengan darah membuatku memejamkan mataku dan menggigit bibirku sendiri. Lalu, Keith melepaskan tanganku. Ia mengalihkan perhatiannya pada leherku yang terbuka.
Aku menyadari bahwa Keith ingin menghisap darah ku. Seketika aku mendorongnya dan beralih tempat ke sisi lain kamar Keith. Namun, Keith meraih tanganku dan langkah ku terhenti. Aku menengok ke arahnya. Keith masih dengan mimik yang sama. Lalu, seketika ia mendorongku ke ranjangnya. Karena tak bisa menjaga keseimbangan aku terjatuh di ranjangnya.
Keith menundukkan tubuhnya dan meraih leherku. Aku tak memberi perlawanan. Entah mengapa aku lemas dan tak bisa bergerak. Keith menyibakkan rambutku yang menghalangi leherku. Keith menyodorkan taringnya dan menusukkannya pada leherku.
Aku yang tak bisa apa-apa terdiam lemas saat Keith menusukkan taringnya kepadaku. Rasanya sangat sakit dan mengerikan. Aku menutup mataku pasrah akan keadaan. Keith melepaskan terkamannya.
"Kau memang seseorang yang telah kami cari. Mulai sekarang kau adalah mangsaku. Tak akan ku biarkan siapapun berani menyentuhmu. Karena kau adalah milikku putri." Ujar Keith.
Aku benar-benar tidak mengerti dengan pemikiran Keith.
Dia bilang aku miliknya karena aku mangsanya? Dan tak ada seorangpun yang boleh memangsa ku selain dia? Sungguh posesif.
Keith berhenti menghisap darahku. Aku yang kesadarannya mulai pudar, terbaring lesu di ranjang Keith. Keith melihat ke arahku. Ia menghela nafas panjang dan menggendongku. Ia menempatkan ku masih tetap di ranjangnya. Namun, dalam posisi yang benar. Keith mengambil selimut dan menyelimuti ku.
Kepalaku terasa sangat pusing. Pandanganku kabur. Aku tak sanggup lagi membuka mata. Aku biarkan mataku tertutup dan mimpi mengambil alih diriku.
¤FLASH BACK¤
Aku melihat ke sekeliling. Ternyata aku berada di taman bunga mawar. Aku mencari ke sekeliling laki-laki yang berdiri di taman ini. Saat ku tengok ke arah jam 9, aku mendapati laki-laki itu tengah memetik mawar."Siapa kau? Apa yang mau kau lakukan dengan mawar-mawar itu?" Tanyaku.
Laki-laki itu tidak bergeming sama sekali.
Aku mulai curiga dengan laki-laki itu. Aku beranjak mendekatinya dan menepuk lembut bahunya. Ia berbalik kepadaku.
Belum sempat aku melihat mukanya, pandanganku tiba-tiba kabur dan aku dimakan kegelapan.
¤BACK TO THE FUTURE¤
♡To Be Continued♡
Next Chapter~~~~~~
"Putri! Apa yang kau lakukan di tempat ini?!" Ujar Victor dengan nada yang cukup tinggi.
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡Hey para Readers setia wattpad!
Author minta maaf atas keterlambatannya. Author terlambat karena sibuk dengan persiapan ujian sekolah.
Tapi author harap para Readers ga bosen untuk nunggu kelanjutan cerita "Midnight Princess"♡
Maaf bila ada kekurangan dari ceritanya.Sampai ketemu lagi di chapter berikutnya☆
Dont forget to Read, Vote, Coment, and Share ya! Mohon bantuannya♡♡(Update 2 kali seminggu 《random update/ tidak di tentukan hari updatenya》)
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Princess (Complete)
Vampire/Dalam tahap Revisi\ Angelina Carlote itulah namaku. Anak gadis berusia 18 tahun. Awalnya semuanya normal dalam hidupku. Sampai, aku bertemu dengan 5 laki-laki abnormal penggila darah yang menyekapku dalam lingkaran kematian. Mereka tidak akan melep...