Prolog

48 11 4
                                    

Aku menarik koperku di atas jalan bebatuan. Sudah sekitar 15 menit aku berjalan sejak angkutan umum itu menurunkan kami di perempatan jalan.

Ibuku memimpin jalan di depan. Barang bawaannya terbilang lebih banyak daripada barang bawaanku. Tapi, malah aku yang sudah kelelahan lebih dulu. Mungkin ini akibat dari aku yang suka malas untuk jalan sewaktu dulu.

Tibalah di depan rumah petak. Di sini berdiri banyak rumah dengan bangunan berdempetan. Hanya dinding yang membatasi antara rumah satu dengan lainnya.

Panas. Pohon masih sedikit yang ku jumpai. Sinar matahari langsung mengenai tubuhku. Aku tidak terbiasa dengan keadaan seperti ini.

"Ma, ini rumah kita?" Aku melihat ke sekeliling rumah ini. Kecil dan panas. Aku bertanya-tanya, apakah aku akan betah di sini? Apakah aku bisa menyesuaikan hidupku di rumah petak yang berukuran 9x7 m ini?

"Iya. Mulai detik ini, kita akan tinggal di rumah ini!" Mama memandangku dengan senyuman. "Mama harap kamu bisa menyesuaikan diri di rumah baru kita."

Seketika mataku bulat membesar. Mulutku terbuka lebar. Ku pandang senyum Mama kemudian rumah itu secara bergantian.

Bagaimana bisa?

🌻🌻🌻

Your FolowersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang