Di malam itu, dia menyesali keputusannya. Dimana Gusti memutuskan hubungannya dengan Raina. Dia tau jelas resiko apa yang akan dia terima setelah memutuskan Raina. Tapi penyesalan itu tak bisa di pungkiri.
Senin pagi itu, Gusti tidak mengikuti upacara bendera. Patah hati membuat segala aktivitas rutinnya terhalang. Memang besar dampak dari patah hati itu. Baru kali ini dia merasakan seperti orang yang putus asa setelah putus dengan kekasihnya.
"Gak upacara kamu, Gusti?" Tanya budhe penjaga kantin yang sering di kunjungi Gusti dan Raina tersebut.
"Lagi malas, budhe. Gak semangat upacara, nanti malah pingsan." Jawabnya ngasal.
"Bagus lah kalau begitu."
"Kok bagus sih, budhe?" Gusti merubah posisi duduknya menjadi menghadap ke arah budhe.
"Ya bagus, kalau kamu pingsan, gak ada yang bisa angkatin badan kamu." budhe terkekeh geli di sela ucapannya.
"Bisa aja, budhe. Gak seberat itu kali badan saya."
Gusti memiliki badan, ya bisa di bilang boyfriend material. Badannya sangat bagus. Tidak kurus dan tidak gemuk. Berkat dia sering nge-gym membuat tubuhnya semakin bagus. Memang jika di pakaikan seragam badan Gusti tidak terlihat badan atletik. Tapi, jika dia sudah menggunakan kaus oblong, semua mata memujanya. Apalagi kalau tidak ada sehelaipun benang di badannya, entah bagaimana reaksi anak sekolahannya nanti.
"Tumben gak sama Raina. Kemana pacar tersayang kamu itu, Gus?" Budhe sedikit menekankan bagian 'pacar tersayang' karena setiap mereka makan di kantin budhe, Gusti selalu memanggil Raina dengan sebutan pacar tersayang.
Ah, mengingatnya saja sudah membuat hati Gusti sesak.
"Gak tau budhe. Mungkin di bawa gunderuwo kali." balasnya santai, membuat budhe tertawa renyah. "Ah, bisa aja kamu, Gusti. Tapi budhe beneran nanya, Raina kemana? Biasanya tiap pagi pasti ke sini barang buat beli mineral. Tapi tadi Raina gak ada datang ke sini."
Benar saja. Sejak pagi tadi, Gusti tidak menemukan batang hidung Raina. Gusti mencarinya sejak dia datang ke sekolah, barang kali bisa bertemu dengan Raina. Barang kali itu hanya rambutnya saja, Gusti sudah bersyukur. Tak perlu untuk dekat dengan Raina, lewat tatapannya saja rindu Gusti sudah terpenuhi.
Tapi, kemana Raina pergi?
🌻🌻🌻
"Woi, Vin! Traktir kita lah pagi ini. Lo gak tau apa, seberapa menderitanya kita di tongkrongan tanpa lo? Lo enak-enak aja gitu liburan." Kevin tertawa dibuatnya. Memang benar Kevin tidak berada di tongkrongan selama liburan ini karena dia pergi liburan bersama keluarga besarnya. Sebenarnya itu kemauan eyangnya, tidak bisa dilanggar. Kalau dilanggar, bisa-bisa di cap sebagai cucu yang durhaka.
Aneh? Memang begitu keluarga besar Kevin.
"Yaudah, sono lu pesen apa aja. Entar gue bayar."
"Beneran nih?" Tanya Yono meyakinkan.
"Iya beneran gue. Masa gue bohong."
"Masa Yono doang yang di traktir, kita-kita gak, Vin? Kita-kita udah gak temen lu lagi, Vin?" Ujar Galang tak terima. Dia mencoba merayu Kevin.
"Yaelah, cemburuan juga lu ternyata ya, Lang. Ambil sono, elah! Kek beginian aja malah cemburu. Kayak sama siapa aja lo pada." Ucapnya menepuk pundak Galang pelan. "Buruan! Sebelum gue berubah pikiran."
"Nah gitu, baru namanya sahabat kita-kita!" sorak mereka, Kevin tersenyum. Diapun meminum jusnya. Di sela minumannya, tiba-tiba ponsel yang berada di sebelah jusnya tersebut bergetar hebat. Ada pesan masuk dari temannya yang bersekolah di SMA 13.
Raja
[send a photo]
Lo udh putus sma Kayla? Gila, udh gaet cowok baru aja dia wkwk
Cowoknya anak sma 13
Jauh jg cewek lu mainnya ke sma gue wkwk
Tangan Kevin mengepal hebat. Rasanya ingin menumbuk apa saja yang ada di hadapannya. Tapi dia teringat bahwa ini kantin tempat biasa dia nongkrong di dalam lingkungan sekolah. Dia tidak mungkin merusaknya.
Kevin pun membuka pesan Kayla dan mengirim beberapa bable chat.
Kayla💞
Dimana?
P
P
P
P
Dimana kamu?
Ini lagi siap2 mau pergi acara sayang
Ada apa smpai nge spam gitu?
Kangen ya sama aku?😙
Kevin semakin kesal di buatnya. Terlihat dari balasan Kayla seperti dia tidak berbuat kesalahan sedikit pun terhadap Kevin.
Maaf aku ganggu
Nanti ketemu pulang sklh ya
Aku jemput
🌻🌻🌻
"Sudah pada tau kan, kalau kelas kita kedatangan murid baru?" Buk Tika pun melirik Raina, "Ayo ke depan kelas, perkenalkan dirimu."
Raina yang merasa terpanggil pun berdiri dan berjalan menuju depan kelas. Untuk kesekian kalinya, dia gugup. Gugup jika tidak ada yang mau menerima kehadirannya di kelas ini.
"Perkenalkan, nama saya Raina Maharani. Bisa di panggil Raina. Saya pindahan dari SMA Bakti Nusa." Dia mengakhirinya dan tersenyum tulus.
"Ada yang ingin bertanya?"
Satu cewek yang duduk di tengah-tengah mengacungkan tangannya. Dari dandanannya saja sudah terlihat jelas bahwa dia tipe cewek yang centil. Bajunya tidak ada yang salah, tapi dia memakai kalung bak fashinable sepaket dengan antingnya, wajahnya di poles dengan makeup, dan bando yang menghiasi rambutnya. "Kenapa lo pindah dari Bakti Nusa? Itu kan sekolah yang populer dan bagus." Semua murid yang mendengarkannya tampak mengangguk, seolah menyetujui pernyataannya.
"Saya pindah rumah di dekat sini, jadi buat ke Bakti Nusa itu jauh banget. Makanya saya pindah sekolah." Raina menghembuskan nafas kasar diam-diam dari hidungnya. Jantungnya berdegup kencang. Jari-jemarinya sudah bergetar hebat. Takut-takut ada yang mengetahui bahwa dirinya adalah korban broken home.
🌻🌻🌻
Aku balik yeyy! Semangat nulis aku udah kembali hehehe. Enjoy ya teman2!😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Folowers
Teen FictionHidup Raina berubah 180 derajat setelah perceraian orang tuanya. Belum lagi karena putus dengan pacarnya yang tanpa alasan itu. Semuanya semakin rumit. Kehidupan Raina terasa semakin pahit. Tapi Raina percaya, jika suatu hari nanti dia akan mendapa...