Prolog

36 9 14
                                    

Aku duduk gelisah di sofa bludru violet yang bersebrangan dengan Kak Te, si unyu. Disebuah rumah minimalis di perumahan yang gak elit-elit amat ini, aku mencoba menetralisir derap jantungku setelah maraton dari rumahku yg hanya berjarak 5 rumah dari sini. Padahal anjing tetangga masih dalam penjagaan majikannya. Duuh, Aing butuh minum bangg!!

"Kau kenapa lagi?" Ucap Kak Te dengan gaya songongnya sembari mengelus-elus layar gadged nya yang tak pernah berontak untuk disentuh, pasrah. Kalau aku sih ogah. Dan parahnya, dia malah lebih fokus sambil senyum-senyum gak jelas pada gadged nya. Parah! Sepertinya Bang Wijaya harus secepatnya bawa Kak Te ke psikiater. Semoga batuknya cepet reda, *ups

"Hmm, kangeen. Janjinya mo pulang tgl 4, sekarang udah tanggal berapa coba, huh." Ucapku parau, nyaris meloloskan sebulir air madu. Eh, air mata maksudnya. Kulempar tisu-tisu bekasku kesembarang arah, kurapalkan do'a semoga sang empunya rumah tak menghujatku habis-habisan.

"What? Lebay mu makin parah!! Baru kemarin tanggal 4 nya cint. Ya tuhaaan, over bgt sih, Rin. Risih tau gak!" Cibirnya, sesekali melirik lewat ekor matanya. Fix, diriku tersaingi oleh gadged nya.

"Selalu begitu, Kak. Kaak. Aaaa." Rengekku dan mulai menggeser duduk di sampingnya. Ku rebut hp nya. Yaah, pantes aku dianggurin, bang Wijaya telah mengalihkan dunianya. Ahaay

"Apaan sih Rin, ganggu mulu ih! Impolite, huh!" Sentaknya yang langsung berlari menghambur padaku, sial. Kalah cepet!

"Biarin, salah sendiri ada orang ngomong ga dianggep, huh. Dapurmu lagi terisi apa? Lagi butuh amunisi untuk ku sodaqohkan pada cacing-cacing diperutku." Timpalku dan langsung menuju Tkp. Wuussh..

Akhir-akhir ini emosiku rada gak stabil, kayak remaja labil yang baru diputusin. Kebangun tengah malem cari-cari makanan, mager pas jam kerja. Mager ini, mager itu. Fix, so weird !!
Huuft, firasat apa ini?

"Duuh, Riin. Bisa gak sih sehari aja gak ngrecokin. Ampun Tuhaaan. Sumpah, gabetah pengen pindah jaauhh dari sini." Sayup-sayup kudengar dari dapur, Kak Te menyemprotkan kata-kata andalannya, bodo amat dah! Haha.
As usual, ini jadi deretan hobi baruku, godain bumil unyu. Hahaha..

*Praaaank!!! Klonthang, klonthang, klonthang!!

"Ariiiindaaaaaa... So damn, you aree!"

Masih prolog gaess.. mau lanjut ?
First time up di wattpad, haha😁
Enjoyy yaahh...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Last SelectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang