Tellu

147 12 0
                                    

Selepas kepergian Queena, mama mulai membombardir Kawakibi dengan puluhan pertanyaan yang membuat Kawakibi mengusap tengkuknya pelan.

  "Saya pacarnya Que tante," ucap Kawakibi untuk menjawab salah satu pertanyaan yang telah diajukan mama Que.

Mama Que menggeleng tak percaya, "jangan bohong Que gak akan dengar tolong jujur pada tante, kamu siapanya Que?"

  "Saya pacarnya tante."

  "Kok mau sih punya pacar senajis Que?" tanya mama Que yang membuat mata Kawakibi membulat, 'gila, gak anak gak nyokap.'

Kawakibi berdehem pelan, "saya sudah memilih dia Tan, jadi baik buruknya saya akan terima." 'dan semoga gue gak tertular kenajisan dia.' batin Kawakibi.

Mama Que lagi-lagi menatap Kawakibi penuh curiga, bangkit dan mulai berjalan layaknya setrikaan. Sedetik kemudian ia berhenti tepat di depan wajah Kawakibi, mengarahkan telunjuknya pada kening Kawakibi.

Kawakibi terkejut dengan perlakuan mama Que terlebih dengan pertanyaan tak masuk akalnya "Kamu di pelet Que ya?"

  "Mama!" seruan Queena menyelamatkan Kawakibi dari menjawab pertanyaan gila yang tak masuk akal itu.

***

Dengan membawa nampan berisi segelas jus mangga untuk calon imam, gue terkejut mendapati telunjuk mama bertengger di dahi Kawakibi. Andai saja gue telat beberapa menit mungkin saja Kawakibi sudah berubah bentuk dan gue kembali jomblo. Gue meletakkan nampan tersebut ke atas meja dan segera menyingkirkan tubuh mama dari hadapan Kawakibi.

  "Mama kenapa nyentuh-nyentuh Kak Kawa," protes gue.

  "Mama refleks aja mau bacain ayat kursi, ya siapa tau dia beneran kesurupan sampai ngaku-ngaku jadi pacar kamu." kata mama yang bikin gue menoleh meminta penjelasan dari Kawakibi, tapi sayang Kawakibi malah asyik menikmati jus mangga yang tadi gue letakin di meja.

Kalau Kawakibi aja udah ngaku sama mama sebagai pacar gue berarti gue fix pacaran dengan Kawakibi dan berhasil menanggalkan status jomblo, yeay!!

  "Harusnya mama senang anaknya punya pacar yang super ganteng, mau anaknya jomblo terus?"

Mama mendengus sebal gak terima kalo anaknya yang secantik Kendall Jenner punya pacar ganteng. Mama mah agak gesrek, pas guenya gak punya pacar eh malah di ejekin nah ini punya pacar malah gak terima padahal pacar anaknya ganteng.

  "Kamu pake semar mesem ya?" mama nunjuk gue seolah gue baru saja didakwa telah membunuh ayam yang sudah mati.

  "Mama emangnya anakmu Nella Karisma!" teriak gue gak terima. Kawakibi malah terkekeh, ketawa kecil yang bikin dia makin ganteng.

Yang tadinya gue marah karena di kira make pelet semer mesemnya Nella Karisma tiba-tiba kemarahan itu melebur dan hilang berkat senyum ganteng Kawakibi. Mimpi apa gue sampai punya pacar pertama yang gantengnya masyaa Allah sekali, pas lagi asyik natap Kawakibi ada yang nyubit lengan mulus milik Kendall.

  "Apa sih Ma, ganggu tahu." dan cubitannya malah pindah ke telinga bikin gue mengaduh kesakitan dan tebak siapa pelakunya? Huh bukan mama tapi si tukang suntik.

Papa natap gue horor, mama malah cekikikan disamping papa sambil nenteng tas kerja papa alibinya aja tas kerja padahal itu tas ransel yang couple sama tas ransel gue. Gue udah pasang wajah melas buat luluhin hati papa, tapi bukannya luluh jewerannya malah makin keras.

  "Bagus banget ya pulang telat gak izin, bikin mama khawatir dan bikin papa diomelin." kata papa yang bikin gue ngangguk-ngangguk pala babi.

  "Iya ampun pa, maafin Quendall." ucap gue mohon-mohon ini gue disiksa depan calon imam masa depan, hancur reputasi gue sebagai anak polos dan baik hati.

Papa akhirnya ngelepasin jewerannya, tapi jarinya malah singgah dijidat gue yang lebar nyentil manja. "Nama kamu Queena bukan Sendal."

Papa lewatin gue dan duduk depan calon imam, "kamu siapa?" tanyanya dengan nada datar pada Kawakibi.

  "Saya Kawakibi om, panggil Kibi aja." jawab Kawakibi dengan lugas.

Papa ngangguk-ngangguk paham, "oh Kebo, kamu siapanya Quenaa?"

  "Kibi pa, bukan kebo!" seru gue dan mama kompak, papa tuh paling hobi ganti-ganti nama orang.

Papa cuman ngibasin tangan sama kita berdua dan memberi kesempatan pada Kawakibi untuk menjawab pertanyaannya, "pacarnya Que om."

Brak, anjay bikin kaget papa malah mukul meja dengan kedua tangannya secara dramatis dan menatap Kawakibi tak percaya.  Dan gue bisa lihat perubahan raut wajah Kawakibi yang tadinya tenang menjadi was-was.

Jari telunjuk papa mampir di depan hidung Kawakibi sama seperti yang mama lakukan tadi, "gak mungkin cowok seoke kamu tapi lebih oke saya mau menjadi pacar Queena, kamu berniat jahat ya?"

Bisa gue lihat Kawakibi terkejut dengan tuduhan papa itu, nah kan papa aja mikirnha kayak gitu hiks nasib gue kok jelek amat ya.

Kawakibi ngibasin dua tangannya, "astagfirullah nggak om, saya gak ada niat jahat sama Que." dan seketika telunjuk papa sudah tak bertengger di depan hidung Kawakibi.

Papa kembali santai tapi masih natap Kawakibi dengan awas, "terus kamu kok bisa jadi pacar anak saya? Kamu dipelet? Pake semar mesem ya?"

Gue nepok jidat dan Kawakibi menghela nafas berat, lagi-lagi semar mesem ckck orangtua gue emang ajaib.

  "Pap Que bukan Nella Karisma!"

***

Neera sekarang sedang menginvasi kamar gue, selepas isya tadi dia udah berada dikamar gue yang tak memiliki bentuk apa-apa. Dia lagi menodong jawaban dari gue, iyaps jawaban mengapa gue bisa pulang bareng Kawakibi. Menurut cerita dia sejak sore tadi kaki dia udah gatal buat bertandang kerumah tapi karena Kawakibi berada dirumah hingga selesai magrib makanya dia baru bisa datang kesini.

Ternyata tak butuh waktu lama untuk mendekatkan Kawakibi pada mama papa karena cuma dengan berbincang-bincang sedikit demi sedikit bersama mama dan papa ketiganya malah sudah terlihat ciamik ketika bersama. Bahkan papa ddn mama menawarkan Kawakibi shalat dan makan bersama, gue mah oke-oke aja apalagi pas dengar Kawakibi adzan suaranya Masyaa Allah itu adalah nikmat Allah yang tak bisa gue tolak. Mama aja pas habis shalat malah memproklamirkan dirinya menjadi fans nomor sekiannya Kawakibi, siapa sih yang bisa menolak pesona Kawakibi papa aja sampe beri dua jempol buat Kawakibi. Restu mama papa udah ditangan, tinggal restu camer.

Gue mengaduh setelah guling mencium gue dengan kasar alias Neera membanting guling tepat didepan wajah gue, aset berharga Kendall kena tabok.

"Gue nanya Que lo kok bisa sih sama Kak Kawa, kalian beneran jadian?"

Dengan wajah cemberut gue mengangguk dan Neera natap gue horor dan tak percaya, "jangan ngayal Que!" sentaknya yang bikin mata gue berkaca-kaca.

"Memangnya gue buruk banget ya Ra, sampai gak pantas jadi pacarnya Kak Kawa?"

Neera langsung memeluk gue dengan erat, "bukan gitu Que, lo pantas kok. Gue cuman gak percaya karena setau gue lo cuman suka dia diam-diam."

Gue ngerelai pelukan kita berdua, "lo tahu darimana?" gila ini rahasia yang gak ada seorang pun yang tahu cuma gue dan Allah.

"Gue sahabat lo Que, gue tahu lah apa-apa saja yang lo suka dan gak suka." ucap Neera yang bikin gue terharu, kini giliran gue yang meluk dia.

"Jadi lo tahu dong kalau gue gak suka lo," ujar gue yang langsung di angguki Neera.

"Yaps gue tahu karena lo cuman suka cowo bukan cewe."

"Huaaaa Neera!" gue mengeratkan pelukan kita, Neera the best lah tahu gue banget.

SetelanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang