VII

164 14 1
                                    

Author POV

Sudah 2 hari ini Prilly tak sadarkan diri di Rumah Sakit Melati. Sebenarnya dia tak sakit. Tapi entah mengapa, seolah olah kedua matanya tak ingin membuka. Seolah kehidupan disana lebih menyenangkan daripada disini. Hal itu membuat Satya dan teman temannya khawatir.

Satya POV

Baru tiga hari yang lalu aku datang ke Jakarta. Baru dua hari yang lalu kami masih saling bergurau. Tapi, sekarang tak sama lagi.

Bang Putra udah gak ada. Prilly entah kenapa tak sadarkan diri? Lalu, kalau mereka udah ngak ada, gue sama siapa?

Ya Allah tolong jangan cabut nyawa adikku ini. Aku sangat menyanyanginya. Dia hanyalah satu satunya keluargaku, Ya Allah.

"Ly bangun Ly. Gue janji setelah lo bangun nanti, gue bakal ajak lo ke puncak. Ketempat itu lagi Ly."

"Ayo bangun Ly."

Prilly POV

Aku mendapati diriku diruang putih ini. Sebenarnya aku dimana? Bukannya aku tadi dirumah sakit? Dan bang Putra? Ngak mungkin! Bang Putra pasti masih hidup. Dan mungkin aja, abang ada disini.

"Abang! Abang dimana?" teriakku

Tiba tiba saja aku merasa seseorang menepuk pundakku.

"Abang?" tanyaku tak percaya

"Iya ini abang. Kenapa kamu bisa sampai disini?" tanya Bang Putra

"Aku ngak tahu bang. Ayo kita pulang! Pasti bang Satya nungguin kita bang."

"Abang ngak bisa Ly. Ini tempat abang. Dan tempat kamu ada disana. Disampingnya Satya."

"Dan kamu jangan lupa buat ngasihin amanat itu ke Satya ya." lanjut Bang Putra

"Iya bang. Tapi, kenapa abang ngak ikut pulang?"

"Ini tempat abang Ly. Dan tempat kamu disana." ucap Putra sambil menunjuk suatu arah

"Tapi bang?" protesku

"Maaf." ucap Bang Putra kemudian dia menghilang

"Abang!" teriak ku histeris

Tetapi tiba tiba saja aku mendegar seseorang memanggil namaku.

"Ly bangun Ly."

"Jangan tinggalin abang!"

"Suara itu? Itu suara bang Satya."

"Abang kamu dimana?" tanyaku

"Ly bangun Ly."

"Abang dimana sih?" tanyaku mulai resah

Kemudian kuputuskan mencari sumber suara bang Satya. Tiba tiba saja aku melihat suatu cahaya. Lalu ku berlari kearah cahaya itu. Dan,

Author POV

Terlihat Prilly menggerak gerakkan jari jarinya. Melihat hal itu mereka sangat bahagia. Dan Rafael pun cepat cepat memencet tombol pemanggil.

Tak perlu menunggu lama, akhirnya sang dokter pun datang. Disaat itu Prilly tengah membuka matanya. Dan orang yang pertama kali ia lihat adalah Satya. Prilly pun tersenyum tipis karena melihat Satya.

"Ly, kamu akhirnya bangun? Allhamdulillah Ya Allah." syukur Satya

"Iya bang." jawab Prilly lemah

"Maaf, biar saya periksa dulu keadaan pasien." sela sang dokter

"Baik dok." ucap mereka sambil memberi ruang kepada sang dokter

Kemudian sang dokter pun memeriksa keadaan Prilly. Sedangkan Prilly hanya menatap kosong kearah langit langit.

Black Shadow (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang