Chapter 1

2 0 0
                                    

Fernando memasuki kelas. Kelas masih sangat sepi, hanya terlihat dua orang. Ia menatap ke jam dinding yang terletak di atas papan tulis.

Masih jam setengah 7, gumamnya.

Ya, ia termasuk tipikal anak yang rajin sekolah. Ia selalu berangkat jam 6 dari rumah.

Fernando meletakkan tasnya dan duduk di kursi. Lalu ia ambil HP serta earphone miliknya. Seperti biasa, ia akan tertidur di mejanya sambil mendengarkan musik sampai teman-temannya datang.

Tak lama kemudian, ia membuka matanya karena merasa ada yang menggoyangkan bahunya. Ia mendongak mendapati Malik didepannya.

"Emang ya lo, tukang tidur!" ucap Malik, "Betewe, pinjem PR Matematika lo dong!" lanjutnya dengan cengiran.

Fernando kembali meletakkan kepalanya di atas mejanya. Ia malas jika ada yang ingin menyontek hasil kerjanya.

"Ah elah lo Fer! Baik sedikit napa ke gue! Gue kan gak sepinter lo." mintanya dengan raut wajah kesal.

"Oke." jawab Fernando, "Tapi lo harus buka celana lo di depan Bu Rara!"

Bu Rara adalah guru ter-killer di sekolahnya. Ia adalah guru Matematika di kelasnya.

Malik mengangkat kepala Ferrnando yang sedari-tadi di atas meja, "Gila ya lo?! Mau gue kena hukuman lagi?!"

"Lo gak ngerjain PR juga kena hukuman." ucap Fernando. Lantas itu membuat Malik tambah kesal dan memilih untuk duduk di kursinya. Kursi Malik terletak persis di depan Fernando.

Beberapa menit kemudian, ada seorang cewek berlari-lari kecil masuk ke dalam kelas mereka.

"Ferry!" teriak cewek itu. Sontak, membuat Ferry dan Malik melihat kearahnya. Cewek itu tersenyum kepada Ferry. Tetapi, Ferry tidak membalas senyuman itu.

"Lo ngapain ke sini terus, sih? Udah gitu, nyariin Ferry mulu." tanya Malik yang masih memandang HP-nya.

"Cemburu aja lo! Biarin, yang penting sama Ferry!" Cewek itu merangkul bahu Ferry, membuat cowok itu risih.

Ferry melepaskan tangan cewek itu dari bahunya, "Lo gak perlu kesini setiap pagi."

Malik menahan tawanya karena ucapan Ferry tadi. Ia memikirkan perasaan cewek tersebut. Mampus, lo pasti sakit, gumamnya.

"Lagian, lo sebenernya ngapain sih, ngunjungin gue mulu?" Ferry menatap cewek itu dengan raut wajah tidak suka.

Cewek itu hanya tersenyum, "Lo bakal tau kok, nanti." lalu ia memberikan tempat makanan kepada Ferry. "Makan ya, gue bikinin buat lo tadi pagi."

"Izzy, gue gak butuh-" belum selesai omongan Ferry, Izzy tiba-tiba saja lari keluar kelas.

Malik langsung mengambil tempat makanan tersebut. Ia membuka nya tanpa izin Ferry.

"Enak nih, Fer! mau coba gak? Gak bakal nyesel lo!" ucap Malik yang lagi memakan makanan itu.

Ferry hanya menjawabnya dengan mengedik bahu. Ia tidak peduli.

Xavier datang. "Makanan punya siapa tuh, Mal? Lo nyopet lagi, ya?"

"Sembarangan lo ngomong! Ini pemberian dari bebebnya Ferry." jawab Malik sambil membuat muka-muka lucu yang membuat Xavier dan Ferry tertawa geli.

Xavier ikut menyicip makanan itu. "Wih, enak! Betewe, sejak kapan lo punya bebeb, Fer?"

"Apaan, fitnah! Si Izzy tiba-tiba ngasih gue itu, padahal minta aja gak. Ya udah, gue kasih ke kambing." jawab Ferry sambil menatap Malik.

"Enak aja! Gue kambing, lo apa? Onta?" ucap Malik yang sedari-tadi masih memakan makanan itu.

"Terima kenyataan aja, Mal. Lo itu berbeda kelas sama Ferry." ucap Xavier sambil menepuk-nepuk bahu Malik. Malik mengotot ke arah Xavier. Xavier cengir ke arah Malik sambil membentuk huruf V di jarinya.

Bel masuk berbunyi. Seluruh siswa balik ke kelas masing-masing.

Oke semua, itu aja dulu buat Chapter 1. Semoga kalian tertarik dengan cerita ini. Sampai jumpa di Chapter 2!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unrequited LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang