II

19.8K 2.4K 120
                                    

(VOTE sebelum membaca ya gengsku, tq)



"Now you're free and well
Just giving a while
Time will tell
You're under my spell"

-Toulouse-







-First encounter-






Friday Night Club probably the most idiotic club name.

Tapi percayalah, saat kau masuk ke dalamnya, kau akan menemukan surga dimana banyak lusinan stok lelaki yang haus akan seks didalamnya. Aku sering kemari. Terutama saat tidak ada jadwal pemotretan. Agensiku melarang, tapi aku tidak memperdulikannya. Lagipula aku adalah aset berharga agensiku.

Aku kemari tidak memakai piyama berwarna merah muda yang berenda. Aku memakai gaun malam berwarna merah yang super ketat membuat lekuk tubuhku terlihat indah. Tidak hanya itu aku menggelung rambutku keatas untuk menampilkan leherku yang putih tapi bukan putih pucat.

Untuk riasan wajah, aku tidak terlalu banyak menumpuk lapisan wajahku dengan make up. Aku berusaha untuk terlihat natural tapi sayangnya lipstik merah gelapku membuatku terlihat dewasa. Aku memang wanita biasa. Yet I'm still virgin.

Sedangkan Ren mengenakan skinny jeans yang ketat dengan atasan berlengan rendah. Rambutnya dibuat messy look dan pria gay itu juga memakai riasan diwajahnya.

"Here's the deal, Virgin Mary. Yang kalah akan membayar liburan kita ke Perth. Semuanya harus serba berbintang lima, kau mengerti?"

Aku memutar mataku mendengar penuturan dari Ren. "Iya dan berhenting memanggilku dengan sebutan Virgin Mary!"

Ren terbahak-bahak sembari memukul meja. "Just find some hot daddy and let him fuck you. So I'm not going to call you Virgin Mary."

Terkadang Ren bisa menjadi seseorang yang benar-benar menyebalkan sehingga kau berharap jika si aneh itu menghilang dari muka bumi.

"Aku hanya lelah yang melihatmu tanpa ada seseorang yang mengisimu. Kau harus menikmati hidupmu, Williams. Kau tidak tahu betapa beruntungnya hidupmu yang seorang supermodel. Banyak yang berharap menjadi kau." Tutur Ren.

Benarkah? Aku beruntung? Apa benar banyak orang lain yang ingin menjadi diriku disaat keluargaku membenciku? Keluargaku membenci dan bahkan bersumpah agar aku segera mati.

Yah, aku juga benci mereka.

Aku melipat tanganku dan sedikit membusungkan dadaku. Mencoba untuk terlihat tangguh dan sedikit sombong. "Jika ada seseorang yang sangat kaya, maka aku akan menjadi miliknya. Kau tahu 'kan keperluanku ini sangat banyak."

Ren tertawa pelan. "Ya, ya, ya. Terserah kau saja, nona Williams. Kau tahu bahwa bosmu itu menyukaimu tapi kau malah mengacuhkannya. Jangan lupakan jika bosmu itu kaya."

Aku menaikkan salah satu alisku. "Jonathan? Tidak. Dia memiliki calon istri."

"Calon istri? Ayolah, Williams. Kau saja mengacaukan rencana pernikahan saudarimu itu." Ren sedikit terkekeh pelan.

"That's a different story," ujarku.

Biarpun aku mengacaukan rencana pernikahan Sarah, tapi aku tidak pernah memiliki niatan untuk melakukannya pada orang. Lagipula Jonathan orang yang baik dan calon istrinya sangat cantik. Aku tidak mau merusak hubungan mereka. Aku tidak memiliki niat untuk melakukannya.

Yang aku lakukan pada Sarah, itu dilandasi oleh rasa dendam akibat perlakuan yang tidak adil dari kedua orangtuaku.

"Jadi kita mulai darimana?" Tanyaku setelah menyadari bahwa kami berdua belum melakukan apapun dan hanya duduk saja. Tanpa minum ataupun turun ke dancefloor.

Dominate Me [Kang Daniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang