02.Jangan membantah,sayang

12.5K 450 13
                                    


Sinar matahari menembus ke jendela ruangan. Seorang gadis terbangun dari tidurnya walaupun matanya masih mengantuk tapi ia selalu terbangun pada pagi hari tepat. Namun kali ini ia terlambat satu jam dari biasanya.

"Awh." rintihnya.

"Ia memegang lehernya dan menyentuhnya, merasakan daerah tersebut begitu perih ketika di sentuh ia segera bangkit ingin melihat apa yang terjadi dengan lehernya namun sebelum itu Ia melirik jam yang berada di atas nakas.

"Gadis itu Lauren. Ketika Lauren ingin bangkit sebuah tangan kekar melingkar di pinggang nya.
Ia baru sadar bahwa ini bukanlah kamarnya ini adalah kamar pria brengsek yang menganggu nya. Ingin membunuhnya dan menjadikan miliknya. Dia memang sudah gila."

"Lauren melepaskan tangan kekar itu sepelan mungkin agar ia bisa mengikuti kuliah hari ini. Dia tak perduli soal terlambat atau tidaknya yang penting ia bisa hadir dan mengikuti kuliah hari ini."

"Sudah sadar dari mimpi indahmu nona?."

"Shit!." umpatnya.

"Jangan berfikir jika aku tidak tau kau ingin bebas dariku dan pergi begitu saja."ungkap Daren.

"Hemh, Daren aku tidak akan kabur aku hanya ingin berangkat kuliah.Kali ini jangan lagi memaksaku. Lepaskan aku tidak ada gunanya kau megurungku seperti ini.Setidaknya kau harus mengerti. Aku sedang sibuk sibuk nya menyelesaikan skripsi ku,sebentar lagi aku akan lulus. Aku ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih lagi dan membuat nilai yang memuaskan."

"Ku mohon Daren. Izinkan aku." Lauren memasang wajah memelas dan berharap agar Daren mengizinkannya.

"Ak,aku berjanji tidak akan kabur."ucap Lauren dengan terbata bata.

"Benarkah? Bagaimana aku bisa percaya jika kau mengucapkannya dengan terbata bata seperti itu?."

"Kumohon percayalah, at..atau kau bisa menjemputku di campus sepulang aku kuliah hari ini."

"Menjemputmu? Kau fikir aku ini babu mu?, baiklah sekarang katakan siapa namamu?."

"Namaku Lauren ya Lauren"

"Benarkah itu namamu? Ucap Daren sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Baiklah sekarang sebutkan nama lengkapmu."

"Lauren rusell." Lauren mengatakannya tanpa melihat wajah Daren.

"Kalau begitu Lauren Rusell ikutlah sarapan dengan ku, aku tidak ingin melihatmu lemas seperti itu."

"Daren kalau aku ikut sarapan dengan mu aku bisa lebih terlambat lagi hari ini. Poin ku akan berkurang di kampus karna aku terlambat."

"Mengertilah Daren."

"Kau ini keras kepala sekali. kalau begitu aku tidak akan mengizinkan mu lagi untuk kuliah." ucap Daren acuh tak acuh

"Lauren terkejut dan langsung menatap Daren rasanya ia ingin menangis harapannya hanya di kuliah itu. Itu masa depannya, selama ini dia telah susah payah bekerja bahkan rela berjalan kaki sepulang dari kerja mengingat jarak yang tidak jauh dari rumah dan dengan itu bisa menghemat uang nya. Dan sekarang, Daren menghancurkan impiannya begitu saja hanya karna karna tidak di temani sarapan."

"What the hell!."

"Daren.. hum' bukan begitu, baiklah baiklah aku akan menemani mu sarapan dan aku harap setelah ini kau membiarkan ku untuk berangkat ke kampus."

"tidak akan!, tidak akan kuizinkan karna kau telah membantah ku tadi sayang bagaimana bisa aku mengizinkanmu,hemh?."

"Jangan memanggilku dengan sebutan menggelikan itu Daren."

"hemh, bahkan disaat seperti ini kau masih berani melawanku nona." ucap Daren sambil meremehkan.

"Daren menyudutkan Lauren ke sudut ruangan,hingga tidak ada lagi jarak antara Daren dan Lauren,dengan segera Daren mencekik leher Lauren."

Lauren tidak bisa bernafas ia menitikkan air matanya, nafasnya naik turun.

"Daren plea-se."

Daren pun melepas kan cengkramannya pada leher Lauren karna di rasa sudah cukup

Lauren menghirup oksigen sedalam mungkin setelah itu Lauren tertunduk takut.

"Masih ingin melawan ku nona?."

"Ma-maafkan aku,aku tidak akan lagi melawan mu sekarang aku akan ikut sarapan dengan mu, dan akan membuatkan sesuatu untuk sarapan pagi ini."

"Tidak perlu berlebihan seperti itu aku akan memesan makanan sekarang ikutlah denganku kita akan sarapan bersama."

"Baiklah." ucap Lauren dengan pasrah.

"Lauren mengikuti Daren namun kepalanya terasa sakit sekali kali ini, ia tau ia belum makan dari semalam di tambah lagi dengan siksaan yang di berikan Daren. Tidak lama kemudian tubuhnya terjatuh ia pingsan kembali."

"Daren membalikkan badannya ia merasa Lauren berjalan lama sekali seperti siput namun yang ia lihat Lauren telah terjatuh dengan wajah pucat pasi."

"Daren mengangkat tubuh Lauren ke atas ranjang nya ia segera menelfon sahabatnya, kebetulan sahabatnya tersebut adalah seorang dokter. Dokter kepercayaannya."

"Aku tidak mengizinkan mu ke kampus karna aku tidak ingin melihatmu seperti ini. Aku tau dari awal jika kau seorang yang lemah, sudah tidak sarapan lalu melawan ku dan sekarang lihat huh gadis menyusahkan.jika tidak mengingat ketertarikan ku padamu sudah habis kau di tanganku."


My Psychopath BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang