DAVIN ALFA NAMANTA

55 115 0
                                    

"Aku rela harus sakit karena dirimu".

~Davin Alfa Namanta~

Suasana cafe malam ini sangat ramai oleh pengunjung. Maklum saja karena hari ini adalah malam minggu dimana semua orang bebas melakukan kegiatan yang ingin mereka lakukan. Salah satunya adalah cowok remaja bernama Davin. Sedari tadi dia tak henti-hentinya tersenyum manis kepada Gea, orang yang telah menemani kehidupannya satu tahun ini sebagai kekasihnya.

"Kamu cantik Gea". Puji Davin. Gea menundukkan kepalanya sambil tersenyum malu-malu. Perkataan Davin memang sangat benar. Gea memang sangat cantik malam ini. Rambut hitamnya yang tergerai indah dengan sedikit gelombang pada bagian bawah dan dress berwarna kuning muda bercorak bunga-bunga tanpa lengan. Penampilannya sangat sempurna bahkan menjadi suatu pemandangan tersendiri bagi Davin.

"Kamu sempurna Gea. Aku merasa beruntung banget punya kamu di hidup aku. Aku gak tau gimana hidup aku tanpa kehadiran kamu". Gombal Davin. Gea tersenyum simpul dengan sebuah semburat merah pada kedua pipinya. Meleleh dia jika Davin terus-terusan menatap dirinya dengan tatapan penuh kasih sayang seperti itu.

"Oh, ya vin. Aku mau ngomong sesuatu sama kamu". Ujar Manda. Davin yang masih asyik memandangi wajah Gea hanya berkata "Hm" untuk membalas ucapan Gea.

"Mama bilang kita bakal....bakal...bakalan tunangan bulan depan". Ujar Gea sambil mendudukkan kepalanya menahan malu. Davin tersenyum lebar sambil menggenggam erat tangan gadis itu. Akhirnya impian menjadi kenyataan sebentar lagi.

"Aku bahagia banget Gea. Kalau kita udah tunangan kamu tetap jadi Gea yang ini ya. Yang baik, perhatian dan selalu sayang sama aku". Ungkap Davin tentang perasaannya. Gea tersenyum manis sambil mengangguk kepada Davin. Davin mengambil tangan Gea lalu mencium punggung tangannya pelan. Para pengunjung cafe yang sedari tadi melihat adegan manis itu langsung baper dan meminta pasangan mereka untuk melakukan hal yang serupa.

"Ya udah. Kita pulang yuk. Udah malam. Pasti calon mama mertua nyariin kita". Gombal Davin dengan senyuman jahil yang terlukis di bibirnya. Gea semakin tersenyum malu dan memukul pelan tangan Davin.

Davin membukakan kursi penumpang disebelahnya untuk Gea. Gea mengucapkan terima kasih lalu masuk ke dalam mobil BMW milik Davin. Davin pun ikut menyusul Gea dan duduk di kursi pengemudi.

Davin mengemudikan mobil sambil sesekali melirik ke arah Gea yang sedang fokus melihat jalan raya. Wajahnya berekspresi lembut, tetapi matanya sangat tajam.

Mobil BMW Davin memasuki perkarangan rumah Gea. Di teras rumah sudah ada beberapa bodyguard yang bertugas menjaga rumah.

"Selamat malam Gea ! Mimpiin aku ya". Gombal Davin lagi. Gea mengangguk lalu membalas ucapan Davin. Davin tersenyum lebar lalu melambangkan lambang cinta pada tangannya dan dia buat seolah berdebar-debar ke arah Gea. Gea tertawa kecil membelakangi Davin sambil menggelengkan kepalanya.

***

Jam tangan hitam yang melingkar di tangan Davin sudah menunjukkan pukul 11.30 yang artinya hari esok akan berganti hanya tinggal tiga puluh menit lagi. Davin menatap jalanan yang sudah sepi dengan mata mengantuk. Sudah empat puluh menit dia mengendarai mobil, tetapi jarak rumah Gea dan rumahnya yang sangat jauh membuat waktu terasa begitu lambat.

Davin menghidupkan DVD Player pada mobilnya untuk menghilangkan keheningan di dalam mobil. Davin mengusap matanya yang berair karena dia sudah benar-benar mengantuk.

Tanpa sengaja kepala Davin oleng ke kiri sehingga dia tidak fokus melihat jalanan malam. Davin mengangkat kepalanya kembali lalu mengusap wajahnya yang sudah benar-benar kusut.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 11, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

GO AWAYWhere stories live. Discover now