Chapter 2

14 5 2
                                    

Suasana sunyi melengkapi ruangan bernuansa putih berbau obat. Seorang wanita paruh baya tengah duduk di samping ranjang. Menanti gadis di hadapannya membuka kelpak matanya. Tanpa diketahui oleh sang ibu, jemari gadis itu bergetar, dan perlahan bergerak, diikuti dengan kelopak matanya perlahan membuka. Hingga wanita paruh baya di sampingnya mulai menyadari pergerakan tersebut. Matanya membelalak, namun senyumnya mengembang disertai tangisan. Dengan segera, ia memanggil dokter untuk datang ke ruangan tersebut. Tidak lupa juga menelepon suaminya untuk datang bersama anak bungsunya.

Setelah memeriksanya beberapa saat dan menyampaikan beberapa pesan, dokter pergi dari ruangan. Masih dengan senyum mengembang, ibunya memeluk gadis itu dengan senyum mengembang.

"Maaf, anda siapa? Mmm.. Saya siapa?" Tanya gadis itu dengan lemah.

Wanita itu sempat terkejut, namun kembali tersenyum dan berkata lembut "Namamu Vazza Clemira Xaviere. Biasanya Vazza panggil 'Mommy'. Vazza kemarin mengalami kecelakaan, yang menyebabkan cidera di kepala Vazza. Vazza di diagnosa mengalami amnesia. Tapi jangan takut, Mommy dan yang lainnya akan bantu Vazza mengingat lagi. Okay?" Jelasnya mencium punggung tangan Vazza.

"Kak Vazzaa!" Teriak seorang gadis kecil yang baru saja masuk ke dalam ruangan. Sementara pria di sampingnya tersenyum menatap Vazza dan segera mencium keningnya.

***

Seminggu telah berlalu sejak Vazza sadar. Hari ini, ia sekeluarga telah kembali ke rumah. Vazza akan segera menjalani kehidupan normal dan akan mulai berusaha mengembalikan ingatannya.

"Kak Vazza sehabis kecelakaan tidur sehari penuh, mimpi gak? Kan tidurnya lamaaa banget, pasti mimpi dong?" Celoteh Keila seraya duduk di kasur kakaknya.

"Kakak mimpi tapi lupa," Jawabnya dengan senyum tipis.

"Yahh, tentang apa?" Ulang Keila.

"Kan lupa, Kei. Seingat kakak, di mimpi itu ada laki-laki seumuran kakak. Malam-malam jemput kakak di sekolah. Tapi kakak lupa lanjutannya gimana," Jawab Vazza. "Kenapa sih, kepo banget kamu tuh."

"Laki-laki? Bang Icho?" Tanya Keila lagi.

"Icho? Siapa itu?" Vazza berbalik tanya.

Kaila bingung sejenak, namun segera menjawab, "Enggak, bukan siapa-siapa. Icho temen Keila maksudnya, hehe," Jawab Kaila seadanya di pikirannya. Sedangkan Vazza hanya membulatkan bibirnya. Keila tersenyum lega melihat kakaknya percaya dengan karangannya. Ada sesuatu yang disembunyikannya. Tentu saja disebabkan suatu alasan.

***

Suara elektrokardiografi memenuhi ruangan putih berbau obat. Seorang wanita dan pria paruh baya tampak tengah duduk di samping putranya. Menanti putranya membuka kelopak mata.

"Zava, kapan kamu bangun, nak? Sudah seminggu kamu tidur. Mama rindu Zava. Papa rindu Zava. Semuanya rindu Zava.. Mama mohon Zava cepat bangun, ya," Tangis wanita tersebut mengusap tangan Zava, anak semata-wayangnya. Sementara pria di sampingnya mengelus dan memeluk wanita tersebut.

Lelaki yang tengah tertidur itu pun dapat mendengar suara yang sampai di telinganya. Namun tak bisa baginya membuka mata.

Hingga 2 bulan kemudian, matanya masih belum menunjukkan tanda-tanda ingin membuka.

***

"Vazzaa! Ayo kantin, laper," Keluh Reyna, salah satu teman terdekat Vazza sejak kurang lebih 2 bulan lalu.

"Iya-iya. Tapi lo yang traktir," Kekeh Vazza menjentikkan jarinya.

"Iya, bawel. Kapan sih, gue gak baik sama lo," Sahut Reyna menyambut lengan Vazza.

"Si buntelan kapas dimana? Gak ikutan?" Tanya Vazza memandang kanan-kiri untuk mencari temannya yang suka makan itu.

"Diet katanya, aneh-aneh emang tuh anak," Jawab Reyna disambut tawa keduanya.

Puluhan pasang sepatu melangkah memasuki kantin. Sepatu doang gak ada orangnya, kok. Haha ga ding. Reyna dan Vazza telah terlebih dahulu memesan makanan di kantin sebelum ramai serbuan siswa-siswi yang mana cacing di dalam perut mereka tidak sabar diberi makan.

"Main ke mall, kuy. Baju gue udah pada buluk semua. Pengen bali baru. Mumpung awal bulan, gaji baru masuk," Ajak Reyna dengan senyum rayuan khasnya.

"Bokek gue, Ren. Mommy gue gajiannya pertengahan bulan, bukan awal bukan. Daddy juga lagi di luar kota. Cuma ada duit tabungan. Ntar gue di mall kek anak ilang gak ngapa-ngapain cuma numpang ngadem. Palingan duit gue cuma bisa beli makan seporsi doang. Kapan-kapan deh, Ren," Jawab Vazza yang kemudian lanjut memasukkan helai-helai mie ke dalam mulutnya.

"Gue traktir, elah. Kek lo gak tau aja, gue udah ada hasil kerja sendiri. Ntar kita beli baju couple-an, gue yang bayar. Setuju?" Tawar Reyna disanggupi anggukan oleh Vazza dengan cengiran kuda. "Eh, sama si Fayqa juga. Kembar tiga bentuk angka 101."

"101? Maksudnya?" Tanya Vazza bingung.

"Yaelah. Lo sama gue kan kurus kerempeng kek angka 1. Nah si Fayqa kan buntelan kek angka 0. Jadi kalo kita bertiga baris dan si buntelan kapas ditaruh ditengah, jadi deh 101," Kikik Reyna yang diikuti dengan tawa gelak Vazza.

"Ada-ada aja lo, Ren. Kapan ke mall-nya?"

"Entar pulsek. Ya? Ya? Gue traktir kok. Tenang bae. Kita bertiga belum pernah loh ke mall," Pinta Reyna memasang puppy eyes.

"Belum pernah, ya? Dulu sebelum gue kecelakaan, lo sama Fayqa gak pernah ajak gue ke mall?" Tanya Vazza mengangkat alisnya.

"Enggaklah. Dulu kita gak sedeket ini, tau. Dulu lo kemana-mana gak pernah sama anak cewek. selaluuu aja sama si Icho. Sampai-sampai anak cewek suka gosipin lo sama Icho pacaran, haha. Tapi sekarang udah beda, sekarang lo jadi banyak temen," Jelas Reyna yang membuat Vazza terkejut.

"Gue gak punya temen deket selain 1 cowo? Namanya Icho?" Pikiran Vazza terlempar pada saat adiknya menanyakan tentang mimpinya, kemudian menyebut seorang lelaki bernama 'Icho'. "Anak kelas kita? Kok selama ini gue rasa gak ada yang namanya Icho, ya?"

"Mm, Icho pindah ke luar kota, sehari sebelum lo kecelakaan."

Vazza berpikir keras. Ia merasa tak asing dengan nama Icho. Terlebih ketika ia mengingat adiknya mengucap nama Icho. Keila bohong, dia bilang kalau Icho temen Keila, bukan temen gue?

~~~

Cute author,

Zana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

XaviereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang