B.rave 2

31 8 1
                                    

Dengan perasaan campur aduk Brave berdiri di depan kelasnya, berpikir antara masuk atau pulang,..pulang??? Tidak ia tidak akan pulang, ia sudah 2 kali absen karena sakit dan sudah tidak mengumpulkan tugas minggu lalu pada kelas ini dan itu akan berpengaruh pada beasiswanya, brave bisa gila jika beasiswanya dicabut, ia tidak akan bisa memakai uang itu untuk jalan-jalan atau berbelanja
Yah brave mendapat beasiswa, tpi bukan karena ia tidak mampu namun karena nilai ipknya yang selalu di atas rata-rata, mungkin itu yang membuatnya sangat malas, ia pun bingung ia tidak pernah belajar seperti kebanyakan orang tetapi memiliki  nilai yang tinggi, mungkin faktor keturunan karena semua keluarganya memiliki otak jenius, dan karena sudah merasa jenius ia tidak pernah disiplin
Dan membuatnya berakhir seperti ini.....bergeming di depan pintu memikirkan kejadian selanjutnya...

Crekk....pintu terbuka

"Pa-pagi Pak", ucap brave sedikit gugup, seketika semua mata memandang padanya dan itu membuatnya bertambah gugup.
Yah dia memang cuek tetapi tidak benar-benar cuek jika semua mata memandangnya dengan tatapan berbeda-beda mulai dari prihatin sampai mengejeknya.

"Bravezza Zimmory", panggil ibu Susi
Mendengar namanya dipanggil brave langsung fokus pada orang yang memanggilnya dan menghiraukan tatapan-tatapan orang lain..
"Saya lumayan bangga padamu nak", kata ibu Susi sambil tersenyum
Dan itu membuat rasa cemas pada brave seketika hilang dan digantikan dengan lengkungan di wajahnya

"Saya tau kamu anak yang sangat cerdas dan sangat semangat belajar sampai-sampai tak ada waktu untuk mencuci bajumu yang kotor, namun maaf silakan pulang dan cuci bajumu barulah ikut dalam pelajaran saya karena saya tidak ingin mengajar seseorang yang tidak menjaga kebersihannya, dan itu membuat saya risih untuk mengajar dan saya rasa tugasmu juga harus di cuci karena itu membuat mata saya akan sakit jika memriksanya
Silakan keluar pintunya sama seperti pintu yang anda masuki", kata ibu Susi dengan nada penuh penekanan disetiap kata seakan ingin menyakiti hati brave,..
Lengkungan di bibirnya pudar secara perlahan dan air mata mulai keluar dari matanya
Serta hancur sudah pertahanan yang telah dibuatnya untuk melawan dosen killer ini, jika bu Susi mengatakan hal seperti itu hanya ketika ia dan brave seorang diri brave tidak akan menjatuhkan air matanya namun....ini didepan teman-temannya yang sekarang sedang menahan tawa mereka, memang brave bukan orang yang bisa dibully secara semena-mena dengan fisik tapi ia yakin dan percaya hari-hari kedepannya akan dipenuhi kata-kata ejekan karena kejadian hari ini
Sungguh ia baru pernah merasakan hal sesakit ini
Dengan baju yang kotor dan tugas yang basah ia pun melangkah keluar dengan air mata yang mengalir dalam diam, tidak sampai situ saat brave keluar satu kelas pun pecah karena tawa dan ia mendengar dosen bingas itu menyuruh mereka untuk diam...

Dengan langkah yang lumayan cepat ia berjalan meninggalkan kelas, saat melihat tempat sampah ia langsung membuang tugasnya dan menendang tempat sampah itu hingga jatuh, ia tidak lagi peduli dengan berbagai pasang mata yang sedang melihatnya dan yang ada di pikirannya saat ini adalah MEMBUNUH PRIA YANG MENABRAKNYA TADI DENGAN KEDUA TANGANNYA SENDIRI, DAN SOAL MASUK PENJARA ITU URUSAN KEDUA!!!






Sorry typo
Author abal"
Msih pemula

Comentt

The BRAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang