Hari Senin Gani yang buruk dimulai di sebuah ruangan berukuran 10x20 meter yang penuh dengan rak-rak kayu penyekat berisi buku-buku yang sering disebut dengan perpustakaan.
jujur saja hal-hal seperti membaca buku, pergi ke perpustakaan dan hal-hal lain berbau kutu buku benar-benar bukan Gani sekali. bahkan sekedar membaca artikel Wikipedia saja dia harus berpikir dua kali.
jadi selama 30 menit dia terjebak di antara semua hal itu, rak-rak tua, buku-buku berdebu, beberapa komputer, berlusin-lusin kertas dan sebuah kipas jumbo tua dan hanya duduk melihat lalat-lalat yang keluar masuk lewat jendela-jendela yang terbuka, Gani tidak bisa melakukan hal apapun selain melihat lalat-lalat yang senewen sama halnya dengan dia.
sedangkan diantara lorong-lorong, dibalik pintu-pintu ruang kelas XI IPA-III, Tama, Jun, Vino dan teman-tamannya yang lain sedang memikirkan cara agar kepala mereka tidak meledak saat itu juga.
disaat-saat ini pemikiran tentang Elona kembali muncul. bagaimana gadis cantik itu begitu menggemari setiap hal pada buku. lembaran kertas berbau pinusnya yang menurut Gani aneh. bagaimana manik mata biru kehijauan yang terbingkai bulu mata yang lentik di balik kacamata itu tampak begitu fokus dan Gani tidak bisa menghentikan desiran di hatinya setiap mengingat Elona.hal yang selama 2 tahun ini mengganggunya tapi tak bisa sekalipun dia tampik.
jadi sebisa mungkin Gani mencoba berhenti memikirkan gadis itu untuk sejenak atau jika tidak hatinya mungkin akan meledak.
tiba-tiba bayangan wajah teman-tamannya yang frustasi terbayang di kepala Gani. membuatnya mau tak mau terkikik dengan sendiri mengisi keheningan perpus yang terkesan mencakam dengan suara kikikannya yang berat.
tepat saat Gani sedang memikirkan bagaimana cara Jun -teman segengnya yang jahilnya sudah melalang buana sampai ke sepenjuru sekolah- untuk menghadapi guru Kimia mereka yang killernya membelah jagad raya, saat itulah notifikasi chatroom linenya berdenting membuatnya sedikit tersentak.
JunNggakPunyaJin
makan bang..
AlJulianGani
kampret lu Jin, blm prnh dibacok ama Pikolo y
sedetik kemudian foto close up Jun melet dengan permen kiss diujung lidahnya terpampang penuh di layar ponselnya.
JunGakPunyaJin
gw sungoku broo :v yg lagi mencari kitab suci
otw ke sana
Belum genap 5 menit sejak pesan singkat itu dibaca Gani, makhluk tak terdeteksi hobi makan upil, nyedot umbel yang sering dipanggil Jun itu sudah berada di depan meja resepsionis yang sekarang dia singgahi.
Tentu Gani tidak mau repot-repot memikirkan cara Jun keluar dari penjara bernama 'Pelajaran Kimia'.
"Ngapain lu?" Jun bertanya dengan mulut tersumpal permen kaki. Jilat jilat jilat, kulum, plop, begitu bunyinya saat keluar dari mulut penuh liur Jun.
"Mancing bang." Jawabnya sambil pura-pura sibuk mengecek buku kunjungan perpustakaan.
"Bego!" Katanya lalu dengan sekali hentakan, dia melompat duduk di atas meja resepsionis di hadapan Gani.
"Goblok! Jangan duduk disini!"
Tuk!
Gani memukulnya dengan lembaran kertas yang dia gulung-gulung.
"Isshhh Gak asik lu." Katanya, permen kaki masih berada di mulutnya, membuat liurnya menyembur kemana-mana.
Eeww!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Elona
Teen FictionElona. gadis yang sama simple nya seperti alasan kenapa kelapa jatuh ke bawah dan kenapa Gani Julian Aldrian bisa jatuh ke dalam pesona gadis tersebut.