" bersaing "

898 81 6
                                    

.
.
.
.
.
.

Sehun dan luhan sudah berada di apartement setelah mengantarkan eomma jae ke bandara.

Setelah berberes dan mandi, sehun dan luhan duduk santai di balkon apartement, pemandangan sore ini sangatlah bagus, musim semi telah datang, menikmati secangkir americano sangatlah tepat di tambah lagi ada beberapa potong chesse cake buatan luhan.

" ternyata kau bisa juga membuat kue ya lu " kata sehun.
" aku ingin jadi pendamping hidupmu yang tepat dan baik sehun " jawab luhan memandang lurus ke depan.

" kau selalu bisa menyenangkanku luhan " ujar sehun.
" kau yang selalu bisa menyenangkanku, kau berkorban banyak untukku, mempertaruhkan nyawamu dan memberikan semua yang aku mau " jelas luhan.

Beberapa menit keheningan melanda mereka, sehun larut akan fikirannya,kenapa luhan yang tadinya antusias sekali pergi ke switzerland tiba2 berubah fikiran, dan malah berakhir mereka berada di balkon ini.

Banyak hal yang di pertimbangkan luhan, tapi kenapa sehun tidak mengerti? Jawabannya karna sehun hannya ingin ada dia dan luhan, dia tidak peduli pada apapun, bahkan dia ingin menguasai masa depan.

" jangan egois hunnie " tiba2 saja luhan buka suara.
" kenapa luhan? Bukankah kau sama denganku, kau hannya ingin ada aku di dalam hidupmu " ujar sehun menekankan kata " aku ".

Luhan meletakkan cangkir minumannya ke atas meja kecil di sudut balkon,luhan berdiri lalu berdiri di depan tembok pembatas.

" aku tidak ingin melihat apa yang dapat terjadi dimasa depan, aku peduli pada masa kini sehun, tapi Tuhan memberikan aku dan kau kendali terhadap apa yang terjadi sesaat lagi, bahkan untuk 50 bahkan 1000 tahun lagi " kata luhan.

" tapi - " belum lagi sehun selesai bicara, luhan menginterupsinya, luhan membalikkan badanya berhadapan dengan sehun yang bersandar di kaca balkon.

" satu2nya hal yang menjadi milik kita sepenuhnya adalah waktu sehun, meskipun kita dapat mengatur waktu, kita tidak bisa mengatur hal2 lain "

Sehun tidak mengerti apa yang di katakan luhan, luhan itu terkadang sulit di mengerti tapi di saat bersamaan dia sangat mudah di tebak.

" apa itu artinya kau hannya ingin kita mengalir apa adanya " kata sehun, luhan tersenyum kepada sehun, sehun malah mengerutkan dahinya.
" apa arti senyumanmu luhan? " tanya sehun. Luhan mendekat, meraih cangkir minuman di tangan sehun lalu menaruhnya bersebelahan dengan cangkirnya tadi.

Sehun melirik setiap pergerakan luhan, termasuk dirinya yang tiba2 di peluk oleh luhan.

" aku hannya ingin hidupku berarti dengan orang yang aku cintai " ucapan luhan membuat sehun tertegun sekaligus bimbang.

" bukankah aku untukmu luhan, lalu apa yang jadi masalahnya, kau sendiri yang bilang sebelumnya, apapun keadaannya aku akan tetap untukmu " kata sehun.

" kau benar sehun, dan aku yakin, kau sudah melihatnya, kau akan menikah dengan seorang yeoja, tapi kau tidak ingin wanita itu hadir di antara kita, fikiran ku terganggu dengan keinginanmu itu sehun " kata luhan.

" memang aku tidak ingin, sudah ku katakan bukan, kalau aku tidak ingin berbagi " kata sehun.

" kau manusia paling egois yang aku temui sehun " kata luhan.
" sayangnya kau mencintaiku " kata sehun. Sehun mengeratkan pelukannya kepada luhan.

" aku akan mengalah demimu luhan, tapi dengan syarat, kau berhentilah mengatakan hal2 aneh, seolah olah kau akan pergi jauh saja dari sisiku,aku tahu kau akan terluka dengan kenyataan yang akan datang, tapi ingat, aku manusia paling egois di dunia ini, tidak ada yang tidak bisa aku lakukan, termasuk merubah takdirku " kata sehun lalu melepas pelukannya ke pada luhan.

EXCEPT YOU ( HunHan) END "REPOST"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang