"Studying was fun, i enjoyed solving problem quickly, and i was rewarded for the effort i put in. Studying make me feel complete." ㅡMizutani Shizuku.
⚠ a little bit harsh word.
⚠ bahasa tidak baku.
⚠ slow update.
"Makasih adit sayang~" ucapku, "sana dah, ntar lu telat lagi."
"Iyeee~ dadah" pamitnya sambil melajukan motornya meninggalkan area sekolahku.
Saat berjalan ke arah koridor, ku lihat dari kejauhan seseorang yang sangat aku kenal.
Adrian.
'Ga mungkin kali, Ris, dia nungguin lu disitu.' Batinku, berusaha untuk ga ke-pede-an.
Ini semua efek kemaren dia ngajak pulang bareng. Bikin aku agak baper.
Ehm.
Aku melewatinya begitu saja, sampai aku sadar ia berjalan di sampingku.
He?
"Pagi, Arisa." Sapanya.
Ini bukan mimpi kan? Jadi chat dia yang kemaren dia bilang, 'sampe ketemu besok.' Itu beneran? Wow. Kirain cuma kata-kata doang.
"Eh, ya, pagi, Adrian." Sapaku, agak kaku.
Setelah sapaan itu, kita cuma diem-dieman sambil jalan ke arah kelas masing-masing. Banyak yang liatin, bikin aku risih. Ya gini lah nasib jalan di sebelah anak basket terkenal satu sekolahan. Paling abis ini aku di hujat sama fans-fansnya. Sabar aja aku mah.
"Jam pertama nanti pelajaran apa?
Akhirnya dia membuka pembicaraan.
"Nngg... Bahasa Indonesia, lu?"
"Bahasa Inggris," jawabnya, "gua masuk kelas duluan ya, dah" pamitnya, lalu memasuki kelasnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Oh, ya, dadah." Balasku.
Tunggu.
Tadi dia senyum? Ke aku?
Ga salah liat kan ya?
Segera saja aku melangkahkan kakiku pergi dari situ, takut jadi bahan gosip anak-anak kelasnya.
Sampai di kelas, ku dapati Harunnizar Baihaqi duduk di tempatnya Callista, yang otomatis berada di sebelahku.