"SAAAAAAAAAA" teriak Callista dari kejauhan yang berhasil membuat Risa menoleh ke belakang.
"Masih pagi woy buset dah! Biasa aja kali mba teriaknya." Ucap Risa memprotes kelakuan temannya pagi ini, "kalo kayak gini biasanya mau nanyain PR nih, ya kan?"
"Tau aja lu," jawabnya sambil cengengesan, "nyontek dong, Ris, boleh ya?"
"Gua tolak juga bakal lu paksa kan?"
Callista cuma bisa nyengir-nyengir watados.
"Lu doang loh ya, ga yang lain. Awas aja." Ancam Risa.
"Iyaiya, gabakal gua contekin ke yang lain."
Sampai di kelas, ia langsung menempati tempat favoritnya, baris ketiga dan ditengah, diikuti Callista yang duduk di sebelahnya.
"Nih." Ucapnya sambil memberikan PR-nya kepada Callista.
"Ris, nyontek juga dong."
"Iya Ris, mau juga dong."
"Siapa cepat dia dapat, sabar ya gengs." Ucap Callista lempeng sambil mengerjakan (read: mencontek) PR-nya dengan santai.
"Pelit banget dah elah."
Ucapan-ucapan kayak gini udah biasa didengar oleh Risa Si Anak Kimia (begitu kira-kira julukannya). Menurutnya, kenapa mereka ga usaha sedikit dulu gitu baru nyontek? Dan alasan dia ngasih contekan ke Callista ya karena dia tahu kalo temannya ini sudah berusaha mengerjakan, ya minimal setengah dari PR-nya udah (setidaknya) dikerjain.
- ○ -
Jam yang ditunggu-tunggu anak satu sekolahan pun akhirnya tiba.
Iya, jam istirahat.
"Sa, kantin ga?" Tawar Callista kepadaku.
"Yuk deh, gua laper." Ucapku yang akhirnya mengiyakan ajakan Callista untuk jajan ke kantin.
"Kak Risa~"
"Hai, Ris"
"Weeeyy Risaa!"
Kira-kira begitulah sapaan di lorong sekolah saat aku dan Callista melewatinya.
"Buset, lu se-famous apa deh, Ris? Banyak banget yang manggilin." Ujar Callista.
"Itu ga banyak kali, ta. Banyakan si itu tuh, siapa tuh namanya anak sebelah? Yang badai banget gayanya," elakku, "gua mah apa, remahan crackers doang, ta."
"Ooh si Ella? Yah, gausah ditanya dia mah."
Bugh.
Seasik itu kita ngobrol sambil jalan, sampai aku berhasil menabrak siswa lain.
"Eh sorry sorry, gua ga sengaja, yan." Ucapku meminta maaf kepada siswa yang diketahui bernama Ian.
"Koordinasi otak lu ditingkatin lagi coba, biar mata sama kaki lu bisa kerja sama." Ujarnya kalem tapi agak nusuk, "duluan." Ian pamit tanpa meperdulikan tatapan dariku yang ga sengaja nabrak dia.
"Ta, gua mau menghujat itu orang boleh ga sih?"
"Hujat aja, Sa, gua juga kesel dah anjir dengernya."
Dia itu Adrian, kapten basket yang diidolakan satu sekolah. Aku gapaham sih ya kenapa hampir seluruh siswi di sekolah ini ngedeketin dia. Liat aja cara bicaranya tadi, ngeselin banget woy! Asumsiku mengatakan bahwa dia itu kebanyakan liat buku sama bola basket, makanya gatau cara nyampein kata-kata yang baik.
Pernah tuh ya, waktu bimbingan olimpiade, gua nanya ke dia cara ngerjain salah satu soal, dan kalian tau dia bilang apa ke aku? Dia bilang, "mending lu liat deh buku lu, jangan cuma lu bawa-bawa doang, ga guna." KAYAK GITU WOY HADEH. KESEL GA SIH???!!! Sejak saat itu, aku males banget kalo liat dia.
Well, oke, ini kantin rame banget, dan sepertinya emang dewa keberuntungan lagi gaada di pihakku. Aku malah jadi sebangku sama Nizar dkk. Males banget ga sih?
"Eh ada kembarannya Nizar." Sapa salah satu temannya, namanya Zidan.
"Eh eh foto kek lu berdua, lucu banget dah anjir!" Ujar temannya Nizar yang lain.
Gini nih, males banget deh asli. Aku sama makhluk yang bernama Nizar ini ga mirip kali woy?! Tapi kayak semua orang bilang mirip. Sampe bosen dengernya.
"Bacot dah lu pada." Kilah Nizar dengan muka bt-nya.
Ya... aku akui dia emang imut sih. Sampe kadang kalo liat dia aku merasa gagal jadi wanita yang seutuhnya.
Eh bentar, hp-ku geter.
[LINE]
Adrian.
Sorry yang tadi di lorong, gaada maksud ngomong kayak tadi. Lu gapapa kan?Risa
Iya gua gapapa.Read.
Hah? Ini bocah napadah?
- ○ -
Halo kalian2! Semoga ceritaku yang ini lebih berkembang dari cerita2 yang sebelumnya ya. Aku dapet ide bikin cerita kayak gini setelah baca cerita2 dari author saturnisa. Tau kan? Tapi aku gaada maksud untuk mem-plagiat cerita2 dia (ini authornya takut ada yg ngira kayak gitu hehe). Mohon dukungannya ya!

KAMU SEDANG MEMBACA
classmate
Fiksi Penggemar"Studying was fun, i enjoyed solving problem quickly, and i was rewarded for the effort i put in. Studying make me feel complete." ㅡMizutani Shizuku. ⚠ a little bit harsh word. ⚠ bahasa tidak baku. ⚠ slow update.