[TIAP UPDATE, SEKALIAN REVISI] Joyceline menemukan seseorang yang dapat mengubah depresi dan kecemasannya menjadi sebuah kebahagiaan sesaat, Rascal. Namun gangguan psikologis yang dialami Joyceline justru memperkeruh hubungan yang sedang ia jalani d...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Saoirse Ronan as Joyceline Martin.
Selin panggil semua orang yang mengenalnya, walaupun sebenarnya ia lebih suka dipanggil Joy karena ia rasa ia butuh kebahagiaan dan kata orang-orang, nama adalah doa.
Selin percaya, disetiap diri orang memiliki iblisnya masing-masing yang tak bisa ia kontrol. Bukan bermaksud mengkambinghitamkan iblis, tetapi rata-rata because of demons you do something stupid. Isn't it?
Mungkin banyak yang tidak setuju dengan pernyataannya itu, tetapi bagi Selin iya dan itu sangat mengganggu dirinya. Selin kerap mengalami gejala mood swing dan dirasa merugikan orang lain, terutama bagi orang-orang yang ia sayangi. Setiap kali Selin mengalami perubahan perasaan secara tiba-tiba, ia selalu duduk di depan teras rumah untuk sekedar menenangkan diri. Merasakan sejuknya embun sumilir di pagi hari, melihat senja di ujung cakrawala (baca: kegiatan favorit Selin), atau menghitung banyaknya bintang di atas langit malam. Semua hal itu merupakan hiburan gratis yang alam berikan pada semua orang dan tentu, ini sangat membantu membalikkan mood Selin yang sebelumnya memburuk.
Kadang ia rasa, ia memiliki gangguan kecemasan yang berlebih terhadap sesuatu yang sedang ia hadapi. Entah itu dalam skala besar atau kecil. Bahkan, beberapa orang pun menilainya begitu termasuk orang-orang yang Selin sayangi. Selin selalu berkata pada dirinya sendiri, jika menurutnya memiliki kecemasan dan depresi secara bersamaan membuatnya merasa:
Kecemasanmemberikudaftar-daftar yang harusdilakukan, namundepresitakmemberikumotivasisamasekaliuntukmelakukannya. Akumerasainginberbuatlebihbaik, tetapiakutidaktahucaranya.
Kadang Selin ingin bercerita bagaimana beratnya menghadapi hari esok. Ia terus saja memikirkan hal-hal semacam itu secara berlebihan. Mulai bangun dari tempat tidur, menyisir rambut, mengenakan pakaian.
Juts a simple chores like that, take so much out of me.
Begitulah kira-kira, gambaran psikis yang Selin alami. Ia tidak benar-benar tahu apa yang sedang ia lakukan. Ia hanya bergerak seperti aliran air, yang jelas pasrah menghadapi apapun.
***
Midwood, 08 September 2016 05.00 AM
Selin sudah berkompromi dengan dirinya sendiri untuk langsung membuka mata setelah tidur, dini hari tadi sebelum ia memutuskan untuk tidur selama 3 jam ketimbang begadang semalam suntuk yang tentunya akan merusak tubuhnya. Ia jelas sadar tentang itu.
"SELIIINNN!!!!!!! SEEELIIINNN!!!!!!! cepetan bangun, ini hari pertamamu di sekolah baru," teriak Alice (baca: Ibu Selin) dari dapur.
Sungguh, kebiasaan yang tertanam saat keluarga Selin tinggal di Stockholm tak pernah hilang walaupun sekarang mereka sudah pindah ke Midwood. Suara itu selalu terdengar menggelegar terutama dibagian saat Alice menekankan nama anak semata wayangnya. Suara khas milik Alice itu cukup kencang dan bisa didengar bahkan dalam radius 500 meter dari rumah mereka.