Page 1

273 16 0
                                    

Didalam sebuah ruangan musik yang pengap dan panas itu duduk seorang remaja berusia 18 tahun yang tengah sibuk mengotak atik komputer didepannya tanpa berkedip. Dengan sibuknya tangannya yang putih pucat mengklik tombol mouse beberapa kali dan terdengarlah sebuah musik dari sound speaker didekatnya. Anak remaja laki-laki itu mendengarkan secara serius dan hati-hati, telinganya dipasang lebar-lebar.

"Ini baru musik!!" Seru remaja itu menyeringai.

"Waeyo? Apa sudah jadi? Coba kita dengarkann!" Celetuk laki-laki muncul dibalik pintu dengan wajah penasaran.

Laki-laki itu berambut hitam dan berkulit sedikit gelap. Baju hitam dan sepatu converse merah melekat manis dibadan laki-laki itu.

"Anya!" Teriak remaja laki-laki itu kini berdiri menghadang pria itu. Tangannya dengan erat memeluk komputer.

"Waeyo? Cmonn Yoongi-ya!" Paksa laki-laki itu. Tangannya berusaha melepaskan remaja laki-laki yang bernama Yoongi dari komputer.

Remaja laki-laki yang bernama lengkap Min Yoon gi itu terus memeluk erat komputer seakan-akan komputer itu orang terkasihnya.

"Anya! Pergi dari sini!" Ucap Yoon gi.

"Anya Yoon gi! Kau tidak bisa memaksa seorang Jowon! Dan bagaimana kau mengusirku? Ini studioku!" Teriak laki-laki yang ternyata bernama Jowon. Kim Jowon.

Yoon gi hanya diam. Dirinya kini berdiri melepaskan komputernya dan berbalik menghadap Jowon. Tertera dengan jelas di raut wajahnya itu ada sedikit rasa kesal. Rasa kesal akan ucapan Jowon.

"Ara! Aku tahu ini studiomu! Tapi aku juga punya privasi yang harus aku simpan sendiri! Jika kau menginginkan aku pergi, baiklah aku akan pergi" ucap Yoon Gi mengambil jaket hitam yang bersandar manis di kursi empuk studio itu.

"Yaaak! Kau ini! Beraninya bicara seperti itu pada hyung!" Teriak Jowon mengimbangi Yoon Gi. "Baiklah! Pakai saja ruang ini aku tak akan mengganggumu lagi. Tapi ingat! Jangan pernah berkata seperi itu padaku lagi!"

Jowon mengacak rambut hitam Yoon Gi dengan penuh kasih sayang. Ia tak marah atas ucapan Yoon Gi,dia tahu betul seperti apa sifat Yoon Gi. Ia sudah menganggap Yoon Gi seperti adiknya sendiri.

"Sana buat lagumu lagi! Aku tak akan mengganggu" ucap Jowon disertai senyuman. Tangannya melambai menandakan ia akan pergi. "Dan jangan lupa kunci pintunya jika kau tak ingin ada siapapun yang melihatmu"

Yoon Gi hanya diam. Hatinya terasa aneh, ia merasa menyesal telah berkata kasar kepada hyung yang selalu berada dipihaknya. Sebenarnya Yoon Gi tak berniat mengatakan itu, hanya saja ia ingin membuat surprise untuk hyungnya itu walaupun ia bukan hyung kandungnya.

***

"Dimana Yoon Gi?" Tanya seorang bapak kepada anak laki-laki yang tengah terduduk di kursi keluarga dengan wajah khawatir.
"Molla appa. Mungkin sebentar lagi Yoon Gi pulang" jawab anak itu.

"Bagaimana dia bisa berbeda jauh denganmu Min Jun Gi? Bagaimana dia bisa seperti ini!" Ucap appa.

Min Jun Gi adalah kakak Min Yoon Gi. Kakak adik ini memang memiliki sifat yang berbeda. Min Jun Gi sebagai kakak selalu patuh kepada kedua orangtuanya dan selalu memberi contoh yang baik pada adiknya, namun sebaliknya Min Yoon Gi selalu berada dijalurnya sendiri, ia hanya ingin melakukan sesuatu yang berasal dari dirinya bukan dari paksaan orang lain. Maka dari inilah, kedua kakak adik ini tak sedekat seperti hubungan kakak adik lainnya.

"Sudahlah, mungkin Yoon Gi sudah mendapat pekerjaan" ucap seorang ibu keluar dari balik serambu sambil membawa secangkir minuman.

"Tapi kau lihat! Ini sudah jam 9 malam! Tak bisa dimengerti kenapa ia belum pulang juga!" Teriak appa marah.

Krekkk

Suara pintu terbuka membuat ketiga orang yang tengah berkumpul tadi mendekati sumber suara. Appa berjalan paling depan untuk membuka pintu, dengan langkah cepat appa mendekati pintu.

"Bagus! Baru pulang? Anak yang baik!" Ucap appa marah dengan senyum seringai.

Yoon Gi berdiri terpaku didepan pintu. Ia merasa tak harus menhelak dari perkataan appa nya. Memang benar kalau tidak seharusnya anak pengangguran sepertinya kelayapan dan pulang malam tanpa membawa hasil.

"Kau ini sudah dewasa! Kau seharusnya mencari pekerjaan sekarang,bukan hanya main saja! Lihat dirimu"

"Joseonghamnida appa" ucap Yoon Gi tertunduk.

"Sudah! Sudah! Yoon Gi, cepat masuk kamar!" Perintah Yoon Gi eomma memisahkan Yoon Gi dengan appa nya.

"Anya eomma! Aku memang salah!" Celetuk Yoon Gi. "Aku pantas dimarahi"

Min Jun Gi selaku kakak disini hanya bisa diam melihat adiknya dimatah oleh appa. Ia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia juga terkejut Yoon Gi adiknya itu bisa berbicara seperti itu.

Yoon Gi appa hanya bisa menatap anak bungsunya itu. Sebenarnya dia tak ingin memarahi anaknya itu, ia sayang kepada anaknya, dia hanya ingin anaknya itu mendapat pekerjaan yang tetap dan menjadi seorang laki-laki sukses.

"Baiklah kalau kau tahu kau itu salah. Jangan pernah ulangi lagi!"

Yoon Gi appa pergi dengan meinggalkan titah unuk anak bungsunya itu.

"Kamu darimana saja, Yoon Gi-ya?" Tanya eomma mengelus-elus rambut anaknya itu.

"Geunyang...." ucap Yoon Gi tak jelas. Suaranya tercekat ditenggorokan, ingin rasanya ia menangis.

"Eomma tahu kau lelah, maafkan eomma sudah bertanya padamu. Ini sudah malam, cepat pergi tidur! Jun gi! Antar Yoon Gi ke kamarnya" perintah eomma.

Min Jun Ki meletakkan lengannya dipundak Yoon Gi siap untuk mengantar adiknya ke singgasana. Lengannya yang hangat tergantun manis dipundak Yoon Gi.

"Gomawo hyung" ucap Yoon Gi.

"Ne. Yoon gi-ya, apa kau tidak ingin bercerita sesuatu kepadaku?" Tanya Jun Ki sebelum menutup pintu kamar Yoon Gi.

Yoon Gi menggelengkan kepalanya pelan. "Anya hyung.kau istirahatlah".

"Hmm baiklah"

Dalam hatinya yang paling dalam, Jun Ki sebagai kakak ingin sekali mendengar curhatan adiknya itu. Ia ingin mendengar segala keluh kesah Yoon Gi, dia juga ingin bersikap layaknya kakak kepada adik, bersikap peduli padanya. Tapi semua itu terhalang tembok besar, tembok yang membatasi dirinya dengan Yoon Gi.

"Hyung mianhae".
.
.
.
.
.

Di dalam kamar yang gelap tanpa ada setitik cahaya ini. Yoon Gi tengah terduduk ditepi kasur dengan tangan mendekap mulutnya sendiri. Dalam kesendiriannya ini ia menangis dalam diam, dia tak ingin ada seorangpun yang tahu apa yang saat ini dia rasakan. Dia hanya ingin menyimpan semuanya ini sendiri.

 Dia hanya ingin menyimpan semuanya ini sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tbc ARMY♥♥. Kalo ada yang kurang kasih saran aja buat lengkapin ceritanya. Kalo ada yang tahu lebih bisa comment. Dan jangan lupa vote♡♡♡♡♡

Bonus pict:D♡♡♡♡

Hope || Suga WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang