Stay In Casa Lustre

4.1K 236 25
                                    

Nadine berjalan setengah berlari menyusuri lorong rumah sakit. Mendadak siang itu ia memutuskan pulang terlebih dahulu karena sang mama memberi kabar jika sang papa harus dirawat di rumah sakit karena hipertensi nya yang kambuh. Nadine sangat mencintai keluarganya terutama sang papa yang begitu dekat dengannya. Oleh karenanya, ia memutuskan untuk segera pulang dan meninggalkan para squad yang masih akan kembali besok.

"Nadz, tito pasti baik-baik aja. Kamu gak usah panik," James mencoba menenangkan Nadine dengan ikut mensejajari langkah gadis itu.

"Papa udah lama gak kambuh hipertensinya, James. Pasti ada sesuatu," ucap Nadine dengan wajah cemas. James pun diam. Ia mengerti kekhawatiran yang Nadine rasakan. Sejak Nadine memutuskan pulang lebih awal, James pun memutuskan untuk ikut pulang bersamanya.

Nadine membuka pintu kamar perawatan dengan hati-hati. Wajah sang mama dan adik perempuannya yang pertama kali ia lihat disana. Duduk disamping sang ayah yang nampaknya tengah tertidur. Sang mama pun segera bangkit dan menghampiri keduanya. Memberikan ciuman hangat untuk putri dan menantu laki-lakinya.

"Mama tidak bermaksud mengganggu honeymoon kalian. Mama hanya berniat memberi kabar, tapi kalian tidak seharusnya langsung pulang. Kondisi papa sudah normal dan berangsur membaik," ucap sang mama pelan seraya membawa Nadine mendekat ke arah papanya.

"Tetap saja Nadine khawatir, ma," jawab Nadine menggenggam tangan sang papa yang sedang lelap tertidur.

"Mama kan jadi gak enak sama James. Harusnya kalian masih berlibur," tita My melirik ke arah James.

"Tita...ehm...maksudku mama. Tidak perlu merasa tak enak. Sekarang aku adalah menantumu dan sudah menjadi kewajiban seorang menantu untuk memperhatikan mertuanya layaknya memperhatikan orang tuanya sendiri." Hati Nadine tersentuh mendengar ucapan James. Ia akui, walaupun tengil dan keras kepala, James selalu bersikap sopan dan bertutur kata baik dengan orang yang lebih tua.

"Ya sudah kalau begitu. Berhubung kalian sudah disini, boleh mama titip jaga papa sebentar? Mama mau ajak Naomi pergi makan di kantin," Nadine dan James mengangguk bersamaan. Tita My dan Naomi pun pergi meninggalkan mereka.

"Kamu sok "eskaesde" banget sih sama mama. Panggil2 mama segala," bisik Nadine ke telinga James yang sedang asyik bermain game online di ponselnya.

"Lho, salahnya dimana? Memang sekarang dia mamaku juga, kan?" Sahut James tanpa beranjak dari menatap layar ponselnya.

"Ingat kan? Ini sudah di Manila. Kita perlu bicara tidak lama lagi."

"Mau bicara aja sampe nunggu di Manila. Perasaan dari kemaren juga udah bicara. Jatuh-jatuhnya kita malah making love, kan?"

"James!! Mulutmu bisa gak kalau........"

"Nadine, James! Kalian disini?" Nadine terperanjat mendengar suara sang papa yang rupanya sudah terbangun dari tidurnya. Ia pun segera bangkit diikuti James yang terlebih dahulu mematikan game yang sedang ia mainkan.

"Pa, papa kenapa? Kok bisa sih pa hipertensi nya kambuh. Papa habis mikir apa? Nadine hapal betul kalo hipertensi papa kambuh itu, pasti papa habis mikirin sesuatu. Mikirin nenek? Atau......."

"Mikirin kamu, nak. Mikirin kapan kamu kasih papa cucu," Nadine dan James terdiam. Sementara sang papa tersenyum menatap keduanya.

"Tito.... ehm....maksudku papa. Nadine dan aku sangat mengkhawatirkan keadaanmu. Apa papa ada salah makan atau........."

"Aku hanya baru saja mendengar berita aneh dan tiba-tiba menjadi kaget. Selebihnya, aku baik-baik saja. Semoga jika nanti dokter datang memeriksa, aku lekas diperbolehkan pulang," jelas tito Dong pada James.

I Love You, Ugly!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang