James masih sibuk di depan layar laptopnya hingga malam beranjak larut. Sejak kesehatan ayah Nadine berangsur pulih, tita My meminta Nadine dan James untuk segera pulang terlebih dahulu ke Manila karena akan lebih baik untuk Nadine berada di Manila di masa kehamilannya yang masih berusia beberapa minggu itu.
James masih saja menatap layar laptopnya seolah tak ada habisnya. Berkali-kali ia telihat bersenandung pelan dan hal itu tak luput dari perhatian Nadine yang kini tengah berbaring di sofa yang sama yang sedang James duduki. Posisi kaki Nadine yang sengaja ia letakkan di pangkuan James tetap tak mempengaruhi pria itu untuk serius menatap layar laptopnya. Nadine pun semakin kesal dan merasa James mengabaikannya serta menganggap dirinya tidak lebih penting dari layar laptopnya.
"Love!! Mau tidur jam berapa?" tanya Nadine sambil menggoyang goyangkan kakinya yang masih ia letakkan di atas pangkuan James.
"Kamu tidur duluan aja. Ini udah larut malam, love. Kasian baby kita," ucap James sambil mengusap lembut perut Nadine namun matanya tetap fokus ke layar laptop.
"Kamu bikin apaan, sih? Semenjak kita pulang dari London, kamu selalu sibuk sama Bret dan laptopmu itu. Ada project apa, sih? Kok aku gak tahu?" tanya Nadine berusaha bangkit tapi kali ini kakinya terkunci karena James menahan kaki Nadine dengan menjepitnya menggunakan kedua lengannya.
"Secret!! I have surprise for you, soon," jawab James tapi tetap saja pandangan matanya tak beranjak dari layar laptopnya.
"Surprise? Apaan?" tanya Nadine mendesak.
"Nanti kalau sudah jadi, baru aku kasih tahu. Sekarang, kamu tidur ya," Nadine menggeleng. Ia tetap tak ingin beranjak dari sofa dan James pun tetap tak mau mengalah. Ia justru meneruskan lagi kegiatannya dan hal itu semakin membuat Nadine kesal bukan kepalang.
"Ya ampun, love. Aku lupa!! Aduh gawat!! Aku mau bilang sesuatu yang penting, love. Astaga!! Kenapa bisa lupa!!" Nadine memekik dan sukses membuat James spontan menatap ke arahnya.
"Ada apa, love? Lupa apa? Kamu lupa minum susu? Atau vitamin?" Nadine menggeleng. Perlahan ia bangkit dan merubah posisinya menjadi duduk berdampingan dengan James.
"Aku lupa bilang, kalau aku.............."
"Aku apa?" James nampak khawatir. Semenjak Nadine hamil, ia lah satu-satunya orang yang paling memproteksi Nadine sepanjang waktu.
"Aku...... Cinta daddynya babyku," ucap Nadine perlahan dengan senyum manisnya dan sukses membuat James melongo.
"Looooveeeee!!!!"
"Aaauwwwww!!!!" Nadine memekik saat tiba-tiba James bangkit kemudian mengangkat tubuh mungilnya dan menggendongnya menuju peraduan mereka.
"Habisnya, kalau aku gak bilang gitu, kamu gak mau nengok ke arahku," gerutu Nadine saat James sudah meletakkan tubuhnya di atas tempat tidur.
"Dan kamu sukses mencuri perhatianku disaat aku lagi konsentrasi sama kerjaanku. But, thanks love. Aku juga cinta mommynya babyku. Sekarang, kamu tidur. Besok kita harus ke kantor agensi pagi-pagi sekali. Aku dan Bret ada meeting," James mengecup kening Nadine namun Nadine lagi-lagi memasang tampang cemberut.
"Kamu gak ikut tidur?" tanyanya setengah merengek.
"Okey. Aku akan menemanimu hingga kamu tertidur. Aku harus mengejar deadline project-ku itu, love. Percayalah, project itu kubuat hanya untukmu," ucap James dan akhirnya Nadine mengalah. Matanya yang memang sudah tak bisa diajak kompromi itupun akhirnya benar-benar terpejam saat James mengusap-usap lembut kepalanya.
"Uuhh... I like what you've done to me...
I'm right where i wanna be...
With you here in front of me....."James bersenandung pelan setelah memastikan Nadine sudah terlelap. Ia pun bangkit dan kembali larut dengan pekerjaannya setelah sebelumnya kembali mengecup lembut kening Nadine dan perutnya yang masih terlihat rata.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Ugly!!
FanfictionAdult Story!! 21+ (sebagian part di-private) James dibuat pusing tujuh keliling oleh ulah mantan kekasihnya yang menyebarkan gosip bahwa dirinya adalah pria homoseksual. Bukan tanpa alasan, Julia melakukannya untuk menghancurkan karier keartisan Jam...