Masa Orientasi Siswa (III)

107 15 10
                                    

"Gantengan juga bang Dion, EH?!" Lala reflek menutup mulutnya yang entah mengapa bocor banget.

Dean menatap bingung cewek di depannya, "Lo suka sama saudara gue?" kemudian tersenyum miring.

"NGOMONG APA LO? SAUDARA?" nada bicara Lala meninggi.

"Sante woi, sante. Iya Dion sama gue saudaraan. Jawab pertanyaan gue, lo suka kan sama Dion?"

"Enggak enggak, orang gue cuma bilang dia ganteng bukan naksir." Jelas Lala.

"Cuma sekedar mengingatkan, kalau lo emang suka si Dion, bakalan susah buat luluhin hatinya. Biasa lah, orang setiap hari nyemilin es batu sekarung. Jadinya dingin dingin gitu. Btw gue duluan ya," terang Dean panjang lebar.

"H-hah ngomong apaan sih si kardus, gaje banget, kuy lah kita lanjut," ajak Lala pada dua orang yang sedang asik selfie sendiri.

******

"Aduh lega banget," Acha keluar dari kamar mandi.

Tanpa sengaja ia menabrak seseorang yang tengah berlari ke arah kamar mandi. Yang ditabrak pun jatuh terduduk.

"Sorry sorry, lo gapapa? Mana yang sakit?," Acha panik melihat cewek yang terjatuh karenanya.

"Gapapa kok, gapapa" lalu ia bangkit

"Eh, btw kita kan sekelas, bareng sama gue yuk" ajak Acha sambil membantu cewe itu bangkit.

"I-iya. Tapi gue kebelet nih. Tunggu, gue ke kamar mandi dulu" jawab cewe itu lalu melesat pergi ke kamar mandi.

5 menit Acha menunggu lalu cewe itu keluar dari kamar mandi.

"Udah? Ayo!" Acha menggandeng tangan cewe itu.

"Nama lo siapa? Salken gue Acha" ucap Acha sambil tersenyum padanya

"Gue Vanesha panggil aja Vanes, Nesha, Ines, terserah dah pokoknya jangan panggil gue ngenes"

Acha tertawa mendengar Vanes memperkenalkan diri.
"Gue panggil Vanes aja ya?" Tanya Acha. Vanes pun mengangguk setuju.

Nampak dari kejauhan, seorang cowo tengah mendrible bola basket.
Acha berlari menghampiri cowo itu.

"Woy bang, kunci rumah lo taruh mana?" Tanya Acha pada cowo itu

"Gue selipin di bawah karpet" jawab cowo itu sambil terus mendrible bola basket tanpa meliriknya, ia tahu kalau itu suara adiknya.

"Loh, kak Aldi abang lo?" Tanya Vanes sedikit terkejut.

Aldi mendengar suara adek kelas yang ia bantu kemaren. Lalu Aldi mendongakan wajahnya. Mata mereka berdua pun saling bertemu.

"Iya, lo kenal abang gue?" Tanya Acha yang merusak suasana.

"Gue kemarin bantu dia ke kelas" jawab Aldi

"Adik sendiri aja gak lo bantuin nyari kelasnya" cibir Acha pada Aldi

"Masa bodo" jawab Aldi singkat lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Dasar abang lucknut" teriak Acha,

"Hahahah" Vanes tertawa. "Ayo cha, balik ke kelas,"

"Ayo!"

Suasana kelas mulai ramai, para murid mulai saling mengenal satu sama lain. Ada yang lagi bagi-bagi id line, mulai follow-follow an instagram. Apalagi Lala dan El yang sibuk keliling ngebet nyari followers.

"Oke, udah dapet semua. OY NTAR JANGAN LUPA FOLLBACK YAA!"

"iya iya, tenang" sahut beberapa teman sekelasnya.

Lala dan El lantas kembali ke tempat duduknya.

"Bang Dion, jangan lupa follow instagram gue sama id line gue, ya ya ya," Lala mengguncang pelan lengan Dion yang sedang bermain game. Kemudian game over.

Dion menoleh ke arah Lala dengan tatapan membunuh. "Bisa diem gak sih mulut lo sehari aja. Pusing gue tuh dengerin bacotan lo yang sama sekali gak penting."

"I-iya bang, maafin gue," ucap Lala sambil menundukkan kepala.

"Berhenti panggil gue 'bang' gue bukan abang lo!," bentak Dion. Lala pun terkejut. Selama ini belum ada seorang pun yang membentaknya, kecuali orang tuanya.

Hello guys😊 penasaran gak sama kelanjutannya???
Jangan lupa vote+comment yaa😁

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SUSPICIOUS FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang