Bab 1

8.7K 477 22
                                    

Kukuk...kukuk...kukuk...

Tepat pukul 7.00 pagi kepala burung hantu yang ada di jam kukuk keluar-masuk dengan suara khas burung hantu. Jam kukuk yang tergantung dikamar Katie itu terus mengeluarkan bunyi khas burung yang keluar pada malam hari dengan sorot matanya yang tajam. Burung yang bagi sebagian orang adalah burung yang menyeramkan.

Suara kukuk burung hantu yang belum berhenti itu membangunkan Sang empunya kamar. Katie menggeliatkan tubuhnya diatas tempat tidur, matanya terbuka dan melihat kearah jam kukuk. Jam hadiah dari kakeknya saat pergi ke Jerman dimana asal jam itu dibuat. Terlihat jarum jam menunjukkan pukul 7.00 pagi. Rasa kantuk dan malas yang masih menggelayutinya membuat Katie kembali menarik selimut. Dia ingin kembali tidur setengah jam lagi sebelum memulai aktifitasnya membuka toko florist miliknya. Ya, Katie bekerja untuk dirinya sendiri. Toko florist yang dibukanya sudah berjalan selama 2 tahun ini.

Lima tahun yang lalu, Katie yang berasal dari San Diego-California meninggalkan peternakan orangtuanya untuk mencoba hidup mandiri. Dia merantau kekota yang terkenal sibuk dan padat, Manhattan. Dikota itulah Katie menyewa apartemen kecil dan mencoba peruntungannya dalam mencari pekerjaan. Memulai kehidupan dikota yang sama sekali belum pernah diinjaknya membuat Katie sempat mengalami kesulitan. Kesulitan dalam mencari pekerjaan itulah yang Katie rasakan. Beberapa kali dia memasukkan surat lamaran pekerjaan namun belum sekalipun mendapat panggilan.

Sumber daya manusia yang berkualitas dengan skill yang mumpuni menjadi daya saing tersendiri dikota seperti Manhattan. Meskipun Katie lulus dari bangku kuliah namun keberuntungan belum memihak padanya. Dia bahkan tidak malu untuk melamar sebagai pelayan restoran. Menjadi pelayan restoran adalah pekerjaan pertama yang Katie dapatkan dikota Manhattan.

Hampir 8 bulan Katie bekerja sebagai pelayan restoran dan nasib baik pun membawa Katie pada pekerjaannya di firma hukum. Namun di firma hukum itu Katie tidak langsung duduk dikursi empuk. Katie harus menjadi karyawan biasa yang bertugas dibagian arsip.

Menjalani pekerjaan dibagian arsip tidak mudah bagi Katie karena dia mendapatkan bos seorang wanita yang seperti penyihir. Hal itu harus membuat Katie selalu bersabar menghadapi bosnya yang super galak. Bagaimanapun juga dia membutuhkan uang untuk biaya hidupnya sehari-hari. Gaji yang lumayan membuat Katie bertahan dari omelan wanita bak penyihir dan bertubuh tambun itu.

Mendengarkan kecerewetan bosnya yang tidak ada habis-habisnya jika pekerjaan Katie kurang memuaskan membuatnya merasa jengah juga. Ada saja yang diomelkan wanita tambun itu jika masuk keruangannya. Setelah mempertimbangkan masak-masak dengan melihat isi tabungannya, tanpa ragu Katie akhirnya memutuskan untuk keluar dari pekerjaan yang sudah digelutinya selama 1,5 tahun.

Setelah memutuskan keluar dari pekerjaannya, Katie memilih untuk sedikit bersantai diapartemen kecilnya. Waktunya diisi dengan menonton televisi dan terkadang dia nongkrong di sebuah cafe yang dekat dengan apartemennya sambil mencari-cari pekerjaan dari koran yang dibelinya. Disaat pulang dari kafe itulah Katie melihat toko yang dia tahu sebelumnya itu adalah toko buku telah tutup dengan tulisan "SALE".

Katie sempat terpaku didepan toko itu, otaknya berputar-putar dan akhirnya senyum terbit dibibirnya. Dia bergegas kembali keapartemennya dan langsung menghubungi orangtuanya. Katie ingin membeli toko itu dan rencananya dia akan membuka toko bunga karena dirumah peternakan orangtuanya Katie mempunyai kebun bunga sendiri.

Berbekal uang simpanannya dan uang hasil pinjaman dari orangtuanya, Katie membeli toko itu. Dia mengubah toko itu menjadi toko bunga. Tangan Katie yang lihai mampu menyulap toko itu menjadi enak dipandang mata karena bunga warna-warni yang dirangkainya sendiri. Selain itu Katie tidak ingin asal-asalan dalam memasok bunga-bunga ketokonya. Dia menginginkan bunga-bunga yang segar dengan berbagai macam jenis menghiasi tokonya hingga bisa menarik minat pembeli.

Surrender On Passion ( Hold On )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang