Masih banyak typo, EYD yang belum di benarkan dan pengulangan kata di setiap kalimat, maafkan saya yang masih banyak kekurangan dalam hal menulis.
*****
"Lama tak berjumpa Irene" Ucap Suho terkekeh pelan.
Hati Irene mencelos. Rasanya seperti umurnya berkurang 10 tahun. Ia bergerak mundur beberapa langkah karena tiba-tiba saja kakinya terasa lemas. Wajahnya pucat, tatapan gadis itu kosong, menerawang tidak jelas. Gambaran dari masa lalunya kembali terlintas di benaknya.
"Apa tugas yang kuberikan sudah membuatmu gila?" Sindir Suho.
Irene memberanikan diri menatap pria di hadapannya, sebelah alis Suho naik, matanya menatap tajam Irene yang membalas tatapannya tanpa raut berarti. Tubuh gadis itu mematung seperti habis tersambar petir. Terlihat betul jika gadis itu sangat terkejut dengan kehadiran Suho di hadapannya. "Apa sekarang kau juga mengalami gangguan pendengaran?" sindirnya lagi saat Irene tidak juga merespon perkataannya.
"Su.. Suho...." Suara Irene tercekat begitu melihat sosok namja dihadapannya itu, "Bagaimana kau bisa ada di sini ..?" tanya Irene lirih.
Pria itu malah tertawa keras, menganggap pertanyaan Irene sebagai lelucon yang sangat lucu. "Kenapa aku ada di sini? Karena aku adalah Direktur utama Perusahaan ini!" jawabnya menyeringai, membuat siapapun yang melihatnya bergidik ketakutan.
"Direktur utama .." gumam Irene pelan, ini kedua kalinya ia terkejut dalam kurun waktu yang singkat.
"Sudah cukup lama sepertinya." Suho terlihat merenung. "Delapan tahun, akan genap pada musim panas tahun ini. Bukan begitu?" Pria itu tersenyum sinis. Perubahan mencolok pada dirinya adalah senyum tipisnya yang dulu tulus tak pernah tampak lagi.
"Irene. Bagaimana perasaanmu bertemu dengan pria yang pernah kau campakkan?" Suara itu terdengar datar, tanpa sindiran. Tapi Irene masih tetap merasa tersindir.
"Aku .. aku sudah sejak lama .. ingin meminta maaf atas hal-hal yang berkaitan denganmu di masa lalu," ucap Irene dengan raut wajah yang sedih.
"Kau tak usah melakukan tindakan yang tidak cocok untukmu. Meminta maaf untuk menyelamatkan dirimu sendiri" sahut Suho dengan pandangan merendahkan Irene.
"Memang, tidak akan ada yang berubah jika aku minta maaf sekarang setelah delapan tahun berlalu tapi saat itu aku tidak bisa minta maaf."
Dengusan Suho disertai senyum sinis bercampur geram, "Aku mengerti sebab kalau saat itu kau meminta maaf, sama saja kau menyerahkan diri."
"BUKAN BEGITU!" Bantah Irene, "Kau mungkin tidak akan mengerti ... tapi saat itu aku ..."
"Apa?" tanya Suho dengan nada datar. Tatapan matanya seolah menahan sesuatu, seperti sebuah keinginan besar yang belum tercapai. Irene menggeser hati-hati tubuhnya ke sudut terjauh di ruang sempit itu.
"Aku benar-benar minta maaf atas apa yang aku lakukan dulu," kata Irene kemudian. "Aku tahu kata maaf saja tak berguna, tapi waktu itu aku masih sangat muda, hanya mementingkan sudut pandang dan perasaanku sendiri, tapi kita benar-benar perlu melupakan semua ini." Rahang Suho kian bertambah kaku. Tatapannya semakin tajam dan kelam. Irene memberanikan diri untuk tak memutus kontak mata mereka sekarang ini. Ia ingin Suho agar mengerti, bahwa dulu mereka hanyalah para remaja yang tidak berpikir panjang tentang akibat atas perbuatan mereka untuk masa mendatang.
Tangan Suho tiba-tiba saja mencengkeram pergelangan tangannya. Irene tersentak mendapati kemarahan di mata pria itu.
"Kau... apakah semudah itu melupakan semuanya?" Sentak Suho geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate You, But ... [ Fanfiction ]
RomanceAda yang bilang cinta dan benci itu setipis kulit bawang dan Suho bisa mengerti apa maksudnya itu. Di masa lalu Suho pernah merasakan perasaan cinta yang mendalam namun rasa cintanya itu berubah menjadi benci yang mendalam. Pengkhianatan yang pernah...