Aku mengingatmu bersama siang yang panas dan radang tenggorokan yang menjadikanku pemalas. Kau berada di kantor, tentu saja, dengan setumpuk hal yang selalu membuatmu bergairah. Kalaupun ada kopi di depanmu, itu bukan kopi yang biasanya karena botol yang selalu kau gunakan masih di tempatku - satu paket dengan hangat teh yang kau kirim semalam.
Aku akan selalu menjadi bagian dari dirimu yang tak henti mengeluh; kendaraan yang bising, cuaca yang terlalu panas, hujan yang tak kunjung berhenti.
Ada obrolan yang lupa belum kita bicarakan
Maret layaknya tali panjang yang tak habis diulur, membuatku jemu dan lekas menggerutu.
Sayang, lupakan saja ulang tahunku. Aku ingin bulan yang baru.