☀dua enam

1.5K 305 9
                                    

❝your bed head is really cute.❞

...

Jungkook baru saja bangkit. Benar-benar baru saja menegakkan punggung dan mengucek mata ketika suara tawa Jimin menyapa gendang telinganya.

Jadi Jungkook menengok. Menemukan Jimin yang menutupi mulutnya, berusaha menahan tawa walau suaranya tetap saja terdengar. Pria itu tepat memandang ke arahnya--atau, tepatnya, Jimin menertawakannya.

Tapi nyawa Jungkook belum terkumpul sepenuhnya. Dia tak tahu alasan pasti pria itu tertawa. Jadi Jungkook balas memandangnya dengan mata setengah tertutup juga keinginan untuk tidur lagi, walau separuh hati penasaran.

"Oh astaga! Rambutmu lucu sekali!" Jimin menunjuk; telunjuknya mengarah persis pada rambut Jungkook yang tak karuan; mencuat ke mana-mana seakan dijambak oleh seseorang.

Perkataan Jimin membuat Jungkook sadar. Namun ia tak melakukan apa-apa untuk membenahi itu--satu-satunya yang ingin ia lakukan sekarang adalah kembali tidur walau fajar telah menyingsing.

Jimin mendekat ke arahnya. Membawa langkah perlahan hingga ia ada di hadapan Jungkook, di antara kedua kakinya, dengan tangan yang terulur ke depan. Jemari Jimin terasa dingin saat ia menangkup pipi pria itu. Jungkook nyaris tersentak, ingin protes, namun tak dilakukannya saat melihat lengkungan bulan sabit juga senyum kecil yang terlukis di wajah Jimin.

"Oh, bayiku," Jimin mengatakannya sambil terkekeh. "Aku baru sadar kalau kau sudah sebesar ini."

Lalu dia meraih tengkuk Jungkook, membuat pria itu ada dalam rengkuhannya. Wajah Jungkook tenggelam dalam kaus putih besar miliknya, dan tangannya diam-diam melingkari pinggang Jimin. Jemari sang hyeong sudah berpindah ke helaian rambut gelap Jungkook, mengacaknya dengan brutal sebelum membenahinya agar tidak mencuat lagi.

Jimin menggumamkan sesuatu yang tak dapat Jungkook dengar. Tapi Jungkook gemas. Bibir Jimin bergerak dengan cara yang oh-sangat-sialan dan Jungkook tidak cukup baik dalam mengendalikan dirinya.

Jadilah ia mendongak, mengecup sekilas labium merah milik pria itu sebelum Jimin menempeleng kepalanya; mengacak kembali rambutnya kemudian keluar dari kamar dengan pipi bersemu.

...


Enam.

hah apaan ° kookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang