Tak dapat kuunggkapkan seberapa besar kekagumanku pada sosoknya. Dia begitu bersinar terang bak mentari pagi yang hangat pula serta bersahabat. Tapi sinarnya membuat mataku tidak bisa menikmatinya. aku, gadis biasa yang tak pantas untuk bersanding disampingnya. Tapi aku gadis yang tak pantang menyerah, setelah melihatnya tersenyum semua kebimbanganku menghilang...
Namanya Davi maximiller. Kakak seniorku yang bisa membuatku tak berhenti menatapnya. Kuberanikan diri keluar dari pintu persembunyianku ketika dia lewat. Dia tersenyum manis, darahku berdesir melihat lesung pipi yang menarik perhatian itu. Tetapi, tentu saja senyum itu bukan untukku, gadis tertutup yang mencintainya dalam diam.
"Hanny, lo ngapain? Kok kaya lagi ngintip gitu? Ngintip siapa sih? Kasih tau gue."
Aku terkejut. Vita mengagetkanku, pipiku memerah bagaikan tomat. Aku tersenyum kepadanya. dia sahabatku, orang yang menerimaku apa adanya tanpa melihat latar belakangku.
Vita adalah satu-satunya orang yang mau berteman kepadaku sejak aku masuk ke SMA TERATAI, semua tampak mengacuhkanku, hanya beberapa yang mau berbicara kepadaku. Mereka kebanyakan menganggapku tak pantas berada diantara mereka. Aku maklum akan tindakan mereka. Aku hanya gadis pindahan dari desa dan pindah keSekolah nomor satu dikota ini, Sekolah yang hanya bisa dimasuki oleh orang-orang menengah keatas.
Sebelumnya, aku ingin memperkenalkan diriku. Namaku Hanny keiko, gadis turunan jepang. Ayahku asli jepang dan ibuku orang indonesia asli.
Kalau kalian fikir aku orang yang modern kalian salah. Aku pindah ke Indonesia ketika masuk Sekolah Dasar. Aku tinggal didesa kecil bersama nenekku. Ayah, ibu dan kakak lelakiku tinggal di Jepang.Kalian bertanya-tanya bagaimana aku bisa tinggal bersama nenekku? Akan kuceritakan sedikit kisahku. Semoga kalian takkan bosan.
Ayah dan ibuku menikah ketika masih muda, ayahku berumur 22 tahun dan ibuku 18 tahun. Ayahku adalah anak dari seorang pengusaha sukses, ia adalah kakekku. Ayahku sekarang seorang direktur di Jepang dan ibuku membuka restauran. Sedangkan kakak lelakiku masih kuliah semester akhir disana.
Ibuku adalah anak tunggal nenekku. Nenekku begitu kesepian sehingga dulu ia memintaku agar tinggal bersamanya kepada ayah dan ibuku. Akhirnya aku tinggal bersamanya, disebuah desa kecil. Aku diajarkan untuk menjadi gadis yang berbudi pekerti, memiliki rasa malu, mencintai keberagaman dan tidak sombong, itulah mengapa nenekku membuatku tertutup dari dunia luar, dunia penuh keramaian dan kerakusan manusia. Nenekku mengajariku sederhana sampai suatu saat hidupku terasa berubah 180°
YOU ARE READING
Fighthing Hanny!
Teen FictionViolet used to be fat then she became skinny. Her brother's friends come over and a fun eventful cliche unfolds from there!