Prolog

7 1 1
                                    

Tak tak tak

Bunyi gema yang terasa begitu luas di sekitarnya menandakan area yang di lewatinya begitu sepi dan sunyi. Sisi-sisi lorong yang di lewatinya pun begitu gelap, hanya penerangan dari beberapa lampu di ruanganlah yang menjadi lenteranya.

Bak angin yang berlalu, ia melangkahkan kakinya begitu cepat hingga tak terdengar suara langkah kakinya bergema di lantai yang ia pijaki. Ia tergesah-gesah akan keterlambatan jam pulangnya untuk yang kesekian kalinya.

Ctrakss, trakss

Ia pun terdiam akan suaran tersebut. Keringan dingin pun mulai terlihat di sekujur tubuhnya. Ia begitu ketakutan, hingga seluruh tubuhnya menggigil dan lemas seketika. Ia pun terjatuh di lantai.

"Siapa disana?", tanyanya dengan suara yang begitu parau. Namun kini bunyi suara tadi kian terdengar lantang. Hingga bunyi kegaduhan terdengar dari arah sebuah ruangan yang masih menyala.

Ctrakss, takss. Brukks!!

"Aduh", hingga terdengar suara pekikan seorang gadis dari arah sebuah ruangan.

"Siapa disana?", tanyanya sekali lagi. Lalu keluarlah wujud suara tersebut dari arah suatu ruangan. Ternyata yang muncul ialah seorang gadis berambut panjang sepinggang, bermata bulat, dengan hidung mancung dan bibir tipis (tenang, bukan setan kok yang keluar:) ).

"Hai", sapa gadis tersebut sambil berjongkok. Namun yang ditanya hanya diam saja.

"Lu gak butakan?", tanya gadis tersebut. Ia pun tersadar dari lamunannya terhadap gadis tersebut, dan segera menggantikan ekspresi air mukanya yang tadi ketakutan.

"Iya?", jawabnya sambil menaikkan sebelah alisnya. Ia pun segera bangkit dari posisinya.

"Oh syukurlah lu gak buta. Oh ya kenalin nama gue Kesha", kata kesha sambil berdiri serta berjabat tangan dengannya.

"Ah ya, saya Hwan", sambut Hwan terhadap perkenalan Kesha.

Hwan pun mengalihkan pandangannya dari kesha. Ia pun melirik jam yang terdapat di pergelangan tangannya. Ia pun meringis akan keterlambatan jam pulangnya. Ia pun langsung berbalik dan melenggang pergi tanpa sepatah kata pun dengan Kesha. Kesha yang melihatnya pun hanya bisa berdecak malas akan sifat Hwan yang meninggalkan Kesha seenaknya sendiri. Ia pun kembali pergi, dan masuk lagi ke dalam suatu ruangan yang ia tempati tadi.

                                  ☆

Sesampainya Hwan di rumah, ia pun disuguhkan oleh kaka perempuannya yang berada di teras rumah. Ia pun melangkahkan kakinya ke arah kakanya berada.

"Nuna kapan datang?", tanya Hwan.

"Ah Hwan kamu rupanya sudah pulang", ucap kakanya sambil menarik hwan ke dalam sebuah pelukan.

"Iyah, kapan datangnya nuna?", tanya Hwan sambil melepaskan pelukan tersebut.

"Sekitar jam 7 malam sepertinya Hwan", jawab kakanya.

"Oh. Yaudah Hwan pamit masuk ya nun. Nuna juga masuk ke dalam ya", pamit Hwan kepada kakanya.

"Iyah", jawab kakanya sambil tersenyum.

Hwan pun melangkahkan kakinya ke lantai 2, tepatnya ke arah ruangan yang merupakan kamarnya.

Ia pun masuk, dan mulai pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya dari sisa-sisa letih akan kuliah malamnya ini.

10 menit berlalu

Setelah selesai, ia pun berbaring di atas kasur sambil menatap langit-langit kamarnya. Ia pun mengingat kembali akan pertemuannya dengan Kesha. Hingga tanpa ia sadari, ia tersenyum akan hal itu.

♡♡♡♡♡

Yah gue bawa cerita baru. Judulnya trap. Gue harap para pembaca menyukainya. Dan jangan lupakan!!
Tinggalkan jejak vote dan komen yh guys.

Salam hangat dari oca♡

TRAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang