Gelar Baru. part I

11 0 0
                                    

Meskipun memang ini tidak akan begitu terdengar menarik. Tapi aku setuju, sebab yang bisa menarik itu adalah tangan. Kata kata mana bisa menarik. Kalo emang bisa coba suruh dia tarik gorden jendela. Pasti lah gak bisa.
So....
Disini aku gak mau menarik narik kalian. Ngapain coba ?.
Capek!!.
Aku mau cerita aja. Meskipun gak kelen denger. Di sebabkan bukan kalian tuli. Tapi emang gak bakal kedenger. Karna kan ditulis, bukan di di omongin.
Ih gimana sih kamu.

Oke.kita mulai
ini dari susunan huruf huruf yang ku kelompokan menjadi kata per kata. Dan dengan sedikit di dorongkan oleh keinginan luhur. Supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas. Maka dengan ini saya selaku diri saya sendiri. Ingin membuat kamu yang membaca ini, tau. Bahwa yang kamu baca ini adalah tulisan.
Iya, tulisan yang gak sebegitu penting untuk dibaca. Meskipun aku curiga kamu tetep akan membacanya. Dikarenakan...
Apa yah...
Mungkin kamu curiga. Jangan jangan ada nama ibu kamu di akhir ceritanya.
Padahal kan jelas jelas bukan ibu kamu yang mengakhiri ceritanya.
Yauda deh. Di simpen aja curiga nya.
Kali aja berguna nanti.

Okee freennn...
Perkenalkan. Namaku mukhlis
Mahasiswa arsitektur di sebuah kampus aneh yang semua muridnya merelakan isi otak nya dimanipulasi agar menjadi pribadi yang lebih baik. Dan aku adalah Anak sulung dari keluarga yang terpencar.
Iya terpencar!.
Gak tau mau nyari apa mereka. Sampe mencar gitu. Dan sampe sekarang pun belum pada balik. Mungkin pada nyasar atau gimana masa bodo lah. Mereka juga pada gak peduli.
Gak tau sih apa kenapa. Tapi mereka menyebutnya Broken home.tau kan!
Ituloh.. kehancuran rumah tangga.
Meskipun rumah nya gak ada tangganya.
Ya itulah...mau dibilang apa coba tetep aja teorinya sama. Sama sama usang isinya.
Jadi Anak broken home itu gak enak, kurang diminati.
Al- hasil, mereka pada milih diem. Bukan diem ditempat loh ya...tapi diem dikarenakan mereka memang sedang tidak berbicara aja.

Anak Broken home juga sensitif. Mudah pecah. Mudah sirna. Kayak gelembung. Mereka itu jenis spesies yang kurang di perhatikan oleh lingkungan sekitarnya, bahkan oleh pemerintah. Mungkin karna populasi mereka yang tidak terlalu mengancam perkembangan manusia modern. Atau mungkin memang mereka sengaja tak ingin diperhatikan. Sebab mereka tau yang harus perhatikan itu adalah papan tulis.
Aku juga salah satu dari mereka. Gelar itu kudapat sejak beberapa tahun silam. Ketika itu aku masih seorang lelaki. Dan insyaallah sekarang juga masih.gak tau kalo sore.hehe....tunggu aja.

Orang tuaku adalah orang yang sudah tidak muda lagi. Alias tua.
Dan mereka sudah berpisah.
Yang menyebabkan cintaku terbagi dua, dan mengharuskanku memilih satu dari mereka. Dan aku akan dikatakan selingkuh, jika memilih satu dari mereka. Itu sebabnya aku tak pilih satupun. Aku memilih untuk sendiri. Mandiri menjalani hidupku.

Dan segala kebimbangan yang ada, hidup tetaplah hidup,tanpa punya toleransi, dan kadang pun sulit dipahami, sama hal nya dengan TTS, iya TTS! .tau kan...
Rumit. Tapi yahmau bagaimana lagi kita yang hidup ini kan udah di kasih nafas, dikasih umur, di kasih hati, di kasih jeroan, usus, bulu hidung, tumit, jempol, dan teman temanya yang mohon maaf gak bisa di sebutkan. Tugas kita tinggal ngejalaninya aja. Yah meskipum gak setiap hari kita jalan, kadang juga kita kan naik motor, mobil, angkot, gojek dsb.
Terlepas dari itu semua. Saya harap anda anda yang membaca ini tidak sedang tidur, apabila tidur, sudah pasti anda merem, nah kalo merem pasti gak ngelihat, lah kalo gak ngelihat gimana mau ngebaca coba!.
Ya ya yah. Broken home juga punya rumah sendiri. Nama rumahnya adalah kesepian, juga punya sahabat. Nama sahabatnya itu adalah keheningan, pamanya dari kesunyian.
Dan juga anak broken home punya bakat. Bakat alamiah yang di dapatnya dari sebuah peristiwa. Yah..bakat itu namanya menyendiri.
Itulah identitas anak broken home yang jika kalian ingin ketahui. Barangkali diantara kita juga sama. Sama sama sedang menghayti, yah menghayati betapa pilu nya hari hari beliau. Yang harusnya jadi panutan malah memilìh menyingsingkan diri hadapanya, yang harusnya membela malah berpihak pada ambisinya.
tapi pesanku. Kepada saudara saudaraku, seiman dan setaqwa, segolongan denganku, dan siapapun yang mempunyai ruang lingkup yang sama. Jangan lah diambil pusing. Kita masih ada. Anggap saja kita kita ini terlahir kembali dengan tubuh yang sama. Sama halnya dengan bayi yang akan tumbuh kembang.kita juka akan begitu. Semesta melihat kita. Biarlah kemarin menjadi kalender usang, yang mungkin tak lama lagi habis dimakan rayap. Atau begini saja. Bagaimana kalau kita sepakati, besok adalah hari yang sama seperti yang pernah ada sebelumnya, hari yang mana kita tahu akan ada matahari yang menyinarinya ketika siang tiba. Dan malam sebagai penutupnya. Tak ada bedanya kan. Cukup syukuri saja kehadiran mereka mereka itu. Yang akan terus menemani hari hari kita.
Dan satu lagi saudaraku. Tuhan itu tak tidur. Malahan mungkin begadang tiap malamnya buat njagain kita. Kita tidak takut setiap kali kita naik pesawat, padahal kita tak pernah kenal dengan pilot nya sebelumnya. Lalu mengapa harus takut dengan hidup ini. Padahal kita tau Allah lah yang mengaturnya.

So... stay healty dan tetap bergembira supaya kita tetap bisa jadi penikmat kata kata terus.
Wassalam....
#anakbambu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang