Chapter 1

50 3 1
                                    

Harry mengajak gue turun dari mobilnya, lalu menarik gue ke suatu tempat yang menurut gue asing. Tempat ini seperti jarang dikunjungi orang, semacam ladang bunga, tentu orang-orang di perkotaan seperti California lebih memilih untuk pergi ke mall-mall besar dan berbelanja. Tapi tempat ini bener-bener beda dan patut dikunjungi, sunyi, sepi, tapi indah. keren. Hanya ada beberapa orang yang datang mengunjungi tempat ini. gue dan Harry memilih untuk duduk diatas rumput.

"lo tau darimana tempat ini?" tanya gue memulai percakapan.

"Rahasia, hahaha." katanya meledek sambil melet. Oh god, gue bisa meleleh ngeliat dia jarak deket begini, batin gue.

"Oh c'mon, gue serius, har" bales gue.

"Well, gue tau sendiri. Ini tempat favorit gue, biasanya kalo lagi pengen sendiri, ya gue kesini." katanya.

"Woah, ini bener-bener keren."

"I know right. lo tau? lo itu orang pertama yang gue kasih tau tentang tempat ini." katanya sambil senyum. His smile gets me everytime. It's so wide and bright, brighter than my future.

Gue menaikkan sebelah alis gue. "Really? hahaha" gue bisa merasakan pipi gue memanas. pasti pipi gue udah merah sekarang, pikir gue.

"Yeah, bahkan sahabat-sahabat gue aja belom ada yang tau."

Tiba-tiba semua hening. Gue terfokus ke pikiran gue sendiri, begitu juga Harry. Tiba-tiba Harry..

***

Gue terjatuh dan tak bisa bangkit lagi, eh salah, gue terjatuh dari ranjang sekaligus terbangun dari mimpi indah gue. Sial, ini pasti kerjaannya Matthew, pikir gueSiapa lagi? udah bagian dari rutinitas dia, bangunin gue pake cara yang kurang berprikemanusiaan.

"ARGH! BADAN GUE!" teriak gue kesakitan.

"Rasain, hahaha bangun lo," kata Matt sambil ngakak.

"LO APAANSIH? SAKIT TAU," gue menginjak kakinya lalu naik lagi ke kasur.

"Arghh, sakit. Lagian elu dibangunin susah banget sih."

"What the fuck are you doin here Matthew? Badan gue sakit nih, elah. Ini tuh masi pagi u dumbass, lagian gue gak ada acara hari ini, udah lah keluar," kata gue mencak-mencak.

"Siapa juga yang bilang udah malem. Mommy nyuruh lo turun buat sarapan tuh."

"Yaelah tar lagi kek, gue ngantuk," bales gue sambil narik selimut.

"Sekarang! Mandi gak! Gue seret nih," katanya mulai emosi.

"5 minutes deh. Lo tega sama adek lo yang cantik, imut nan sexy ini?" kata gue dengan lebay.

Matthew memutar kedua bola matanya. "Gak ada! cepet deh lo. Mau mandi sendiri ato gue mandiin?"

"Hadeh. Iyadeh bentar-bentar," kata gue males-malesan.

"That's my girl! Daritadi kek lo. Kalo lo bangun dari tadi kan, gue gak perlu ngabisin tenaga gue yang amat berharga ini, " ujarnya pake panjang x lebar x tinggi. "Oh iya, lo cepetan ye mandinya, mommy nungguin lo tuh," tambahnya lagi.

"Aduh bising. Bawel banget sih lo Matt, kek nenek-nenek tau gak," bales gue merasa terganggu.

Gue dorong Matt keluar kamar sambil ngomel-ngomel.

***

"Morning dear," suara daddy memenuhi ruang makan.

"Morning Dad!" i smiled with my sweetest smile.

TornWhere stories live. Discover now