My first

310 17 4
                                    

Hari ini adalah hari yang kurang lebih sama dengan hari kemarin.  Hari ini tepatnya adalah hari kasih sayang, 14 februari. Dan kurang lebih tidak ada perubahan sama sekali. Tidak ada perkembangan atau kemajuan di pekerjaanku. Menjadi seorang akuntan bukanlah sesuatu yang aku inginkan sejak dulu, menjalani mimpi yang bukan menjadi mimpimu sendiri adalah hal yang tidak begitu membahagiakan.
Jam di tanganku sudah menunjukkan pukul 19.00. Aku sudah seharusnya tidur di kamarku yang hangat sejak sejam lalu. Kalau bukan karena laporan keuangan yang mendadak ini, aku pasti sudah bercinta dengan ranjangku sekarang.
Lampu penerangan di kantor hanya tinggal milikku seorang. Aku harus segera menyelesaikan laporan sialan ini jika masih ingin bertemu dengan zoro, priaku. Dia akan segera mandi 1 jam lagi.
"AAAAAHHHH,SIAL."
Dasar nami sialan, kenapa dia melimpahkan semua ini padaku. Kalau seperti ini aku tak aksn bisa bertemu dengan zorro. Wanita sialan itu benar-benar mimpi buruk baginya. Mereka berada di level yang sama. Tapi sikap perempuan itu benar-benar memuakkan. Seolah-olah dia adalah bosnya.

Suasana di dalam ruang kantor sungguh mencekam, aku benar-benar tak bisa berada lama-lama disini. Jam terus berdetak. Ingatlah zorro. Ya, zorro tunggu aku. Aku hanya kurang 15% dari total seluruh laporan yang belum kuselesaikan. Ini berarti sekitar kurang lebih 20-40 menit. Aku bisa melakukannya.
"Ahhh sial, kenapa susah sekali. Kenapa banyak anggaran yang tidak di-maintance dengan baik?" untunglah dengan seteguk dua teguk kopi hitam dapat membantuku untuk menjadi lebih fokus dalam mengerjakan laporan sialan ini.
"dasar penyihir, dia tak mengerjakan tugasnya" penyihir satu ini benar-benar membuatku geram.
"Bagaimana dia bisa tidak menganalisa semua ini? Dia benar-benar membuatku gila"

Pria jangkung bersurai pirang dan beriris emas itu dengan khusyuk mengerjakan semua laporan itu sendiri. Jam terus berputar. Laporannya sudah cukup memuaskan. Hanya tinggal peninjauan ulang. Dan tanpa terasa jam tangan silver ditangannya sudah menunjukkan pukul 19.35.
Sanji, nama pria itu mulai terlihat panik. Dia segera menyelesaikan laporannya dan seperti tengah kerasukan, ia bergerak dengan sangat cepat. Bahkan pergerakannya benar-benar mengesankan. Seolah ia sedang berlomba dengan waktu. Setelah meja dekstop yang ia gunakan sudah terlihat cukup rapi. Ia mematikan lampu kerjanya. Menyambar tas hitam kantornya. Yang terakhir adalah absen, dan dengan nafas yang memburu ia mulai berlari kencang meninggalkan kantornya menuju ke arah komplek perumahan di jalan sibunaga. Tempat kediaman zorro tepatnya. Dengan kecepatan bak seorang atlet, ia berhasil sampai di rumah zorro dalam hitungan menit. Sanji mengecek jam army-nya. Pukul 19.40. Hebat, batinnya.

"Huft ha huft ha"terdengar sanji yang tengah mengatur nafasnya yang masih terengah-engah. Cukup singkat waktu yang ia butuhkan untuk menenangkan diri. Sanji tak ingin melewatkan kesempatan emasnya barang sedetikpun.

Sanji sudah bersiap dengan peralatannya. Ia sudah melepaskan jas kerjanya. Bahkan topeng hitamnya pun sudah melekat diwajah-nya. Sekarang tinggal eksekusi.
Untuk kesekian kalinya sanji mengecek jam silver army miliknya. Pukul 19.44. Beberapa menit lagi. Sanji tengah berdiri di semak-semak diantara pepohonan diarea belakang rumah zorro. Dengan tanpa suara ia memasuki rumah zorro dengan pasti. Dengan mantap sanji memasukkan kode akses rumah zorro. Sekedar untuk informasi. Keamanan rumah zorro tergolong berada dilevel yang tidak bisa diremehkan begitu saja. Mengingat posisi zorro sebagai seorang CEO dari perusahaan ternama yang digadang-gadang menjadi perusahaan no 1 di east blue. Memiliki keamanan level pertama bukanlah hal yang aneh untuk seorang roronoa zorro. Tapi bukan sanji namanya, jika ia tak bisa menjebol keamanan setingkat itu.
Dengan samar sanji mendengar suara berat milik zorro tengah berbincang dengan seseorang. Sanji mendekat kearah sumber suara dan mendapati zorro yang sedang bertelanjang dada dan hanya berbalutkan handuk melingkari pinggangnya. Zorro terlihat santai berbincang melalui handphone seluler yang ada di tangan kirinya. Tubuhnya yang kekar terlihat berkilau terkena pantulan cahaya neon di ruangan itu. Tontonan yang cukup menarik hanya untuk sekedar dilewatkan. Sanji kembali melihat jam tangan armynya. Sebentar lagi, batinnya.

"Aku akan tutup telfonnya, kita akan berbincang lagi besok" zorro  bangkit dari duduknya dan mulai berjalan ke satu tempat. Yang sanji yakini adalah tempat tidurnya.
"Baiklah, baik. Akan aku sampaikan begitu aku bertemu dengannya" zorro memasuki ruangannya, dan membiarkan pintunya menganga lebar. Hal yang biasa ia lakukan. Ia percaya bahwa tak seorangpun dapat keluar masuk rumahnya dengan bebas. Zorro tahu itu. Dan dia yakin akan hal itu.
"Tentu, sampai jumpa"
Zorro meletakkan handphone nya diatas meja. Mulai melangkah menuju kamar mandi mewahnya.
Dengan cepat, sanji menyelinap masuk kedalam kamar vintage bergaya eropa tahun 90-an milik zorro. Dan segera bersembunyi ditempat yang tak terlihat oleh zorro, tapi sanji dapat memantau dengan sangat jelas semua pergerakan zorro.
Perlu diketahui bahwa, ini adalah pengintaian sanji yang sudah kesekian kalinya. Sanji pun sudah menandai zorro tanpa zorro sadari. Sudah ada puluhan kamera tersembunyi yang berada disekeliling zorro. Termasuk ruangan yang sekarang sedang ia gunakan. Dengan kata lain. Zorro hanya memiliki pertahanan 0% dihadapan sanji. Walau begitu sanji tetap saja tak terpuaskan jika hanya menatap zorro dari layar  LED miliknya diruang bawah tanah. Ia ingin menatap secara langsung karya Tuhan yang tidak ada duanya didunia ini itu.

Zorro melepas handuk yang melilitnya dan mulai membasahi tubuh kekarnya dengan air mengalir dari showernya. Jakunnya yang menonjol. Dada yang bidang. Nipple berwarna pink kecoklatan. Perut sixpack dengan perpaduan dua buah gunung kembar yang menonjol. Paha yang terlihat sangat ketat. Lengan kokoh. Serta yang paling utama, benda menggoda yang menggantung disana. Sontak membuat sanji kelabakan mengatur deru nafasnya. Celananya mulai terasa ketat. Ia ingin sekali menikmati santapan menggoda yang terpampang tepat didepannya.
Zorro mengusap setiap inchi tubuhnya dengan sabun. Dimulai dari leher jenjangnya, turun kedada bidangnya. Bisep dan trisepnya. Menuju kepusarnya. Turun lagi, menuju pusakanya. ia menggosoknya secara perlahan. Nampak begitu menjiwai setiap pergerakannya. Terus dan terus. Memberikan tekanan secara pasti. Waktu terus berjalan. Cukup lama ia bermain dengan area bawahnya. Zorro terlihat mulai menegang. Tubuhnya yang berbalut busa nampak mengkilat. Indah sekali jika dipandang. Busa yang berada ditangannya semakin banyak. Zorro memperlihatkan ekspresi yang menawan. Kedua tangannya tak kunjung berhenti. Mulai terdengar nafasnya yang mulai memburu. Mendesah dengan berat. Mengagumkan.
Sanji yang sekarang sedang bersembunyi juga terlihat menegang. Dia menyeimbangkan ritme dan gerakan tangannya seirama dengan pergerakan zorro. Mengurut dan memijatnya. Memberikan sedikit tekanan. Little juniornya mulai berkedut tak tertahankan.
Sedangkan di seberang sana, tampak zorro yang masih dengan gerakan eksotisnya, dia belum terlihat akan menyudahi aktifitasnya itu. Namun sanji sudah tak tertahankan. Dia sudah berada diujung tanduk. Dia tidak dapat mengimbangi zorro. Dan dengan nafas tertahan, keluarlah cairan putih kental yang keluar cukup banyak yang menandakan bahwa ia harus segera menyelesaikan semuanya. Zorro masih bermain dengan mainannya saat sanji sudah menyelesaikan pekerjaannya dan mulai menyelinap keluar dari rumah elit zorro.
Sanji keluar dari rumah zorro dengan santai. Dengan senyum lebar di balik topeng hitamnya. Menandakan kepuasan yang tak terkira. Sebenernya sanji selalu berharap lebih, tapi tidak. Tidak untuk sekarang. Dia harus bisa lebih bersabar. Belum saatnya ia menunjukkan diri di hadapan zorro.

Zorro, akan aku berikan jiwaku seutuhnya padamu. Akan kujadikan kau milikku seutuhnya. Tidak sekarang. Tapi segera. Milikku. Seutuhnya. Hanya aku yang kau butuhkan. Hanya kau, satu.
Tunggu aku zorro.
Tunggu aku

My storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang