Sejeong sangat cantik meskipun aku hanya melihat dari belakang punggungnya. Langkah kakiku mengikutinya. Rambutya yang hitam ia biarkan tergerai tanpa disisir. Andai...
"Oppa!" katanya sambil membalikkan badan menatapku. "Aku akan menyiapkan sarapan untukmu, pasti kau sangat merindukan pancake buatanku bukan? Tunggulah di sini, dan jangan berani kau mengikutiku, okey?" tanyanya sambil tersenyum. Cukup Sejeong, kau tak perlu tersenyum seperti itu. Itu membuat hatiku berdetak lebih cepat.
"Siap, captain!" jawabku. Aku melihatnya berjalan menjauhiku. Aku melihat ke arah dan kiri ruangan tersebut. Cemas! Ya aku sedikit cemas jika gadis itu meninggalkanku di sini, diruangan kerja Daniel. Berbagai perasaan negatif mulai berputar disekelilingku. Bagaimana jika tipuan lalu itu terulang lagi? Bagaimana jika tiba-tiba si pengganggu itu datang dan menghancurkan kencan kami berdua?
***
Dulu sewaktu aku datang ke tempat ini, dia berkata bahwa hanya kami berdua yang ada di sini. Tanpa diduga seseorang datang, Sejeong lupa bahwa ada aku menunggunya. Ia sibuk dengan si penganggu itu. Jealous? Ya tentu saja aku cemburu. Aku sudah lama tidak bertemu dengannya, tapi ketika aku ada di sini dia mengacuhkanku. Hm..
Aku berjalan ke arah beberapa foto yang tertempel di dinding. Sungguh, aku benci pemandangan ini. Apa gunanya foto ini tertempel di sini? Ini hanya membuat mataku sakit. Aku mengambil salah satu foto yang membuatku merasa tidak berguna. Aku sobek dan membuangnya ketempat sampah.
"Aku senang akhirnya kau sudah tidak ada lagi di sini. Aku Ong Seongwoo. Sudah tidak perlu lagi mengumpat jika kau datang mengganggu kencanku dengan Sejeong." Batinku.
***
"Oppa!" Suara gadis itu mengagetkanku. "Apa yang sedang kau lakukan?" tanyanya sambil meletakkan piring di meja kerja Daniel.
Aku menghampirinya dan bertanya dengan serius. "Jeong, kali ini kau tidak menipuku kan?"
Sejeong tertawa kecil dan memegang tanganku. "Kenapa kau begitu khawatir seperti ini? Aku sudah menyingkirkannya oppa. Apa kau tidak mempercayaiku?" tatapnya dengan penuh keyakinan.
Aku menghembuskan nafas pelan dan memegang pundaknya dengan lembut, "Ya, tapi kau tau sendiri aku sangat takut kepadanya. Aku takut jika dia datang kau akan mengacuhkanku lagi. Hm maksudku..bukan takut tapi aku hanya khawatir"
"Percayalah padaku, oppa. Sekarang hanya aku dan kau yang ada di sini. Gemassssss!!" kata Sejeong sambil mencubit pipiku.
"Ya..ya! Jangan kau melakukan hal ini lagi. Bolehkah aku memelukmu?" tanyaku.
"Tentu!" kata Sejeong sambil memelukku dengan sangat erat. "Aku menyayangimu, Oppa! Aku sangat senang kau datang ke sini dan menemaniku."
Aku mengelus rambutnya dan membisikkan sesuatu kepadanya, "Aku pun menyanyangimu, Jeongi. Kali ini aku berjanji akan selalu disisimu dan membuatmu senang. Aku tidak akan diam jika ada orang yang menyakitimu. Di sini Ong Seongwoo berjanji, akan selalu ada dan menjadi tempat berlindung untuk Kim Sejeong" kataku dengan penuh keyakinan.
***
Aku memakan pancake yang dibuat Sejeong sambil memandang dirinya yang sedari tadi hanya memutar-mutar sendok. Kenapa dia terlihat begitu sedih? Bukankah saya sudah datang menemaninya, pikirku. "Sejeong, are you okay?" tanyaku kepadanya. Dia tidak menjawab dan seakan tidak mendengar pertanyaan ku. Aku mengambil beberapa foto yang didalam tas ranselku dan menunjukan kepadanya.
"Jeongi, kau mengenal anak ini?" tanyaku.
Dia melirik sebentar ke foto itu dan memalingkan wajahnya lagi kembali ke piring yang berisi pancake yang masih utuh. " tidak, siapa dia? Aneh sekali, kenapa anak itu seperti monyet yang bergelantungan di pohon." jawabnya tanpa ekspresi.
"Kau benar-benar tidak mengenalinya? Ini adalah kau! Coba kau lihat lagi." kataku.
"Benarkah?" sejeong mengambil foto itu dan melihatnya dengan sangat teliti. "Huaaaa, kenapa aku memalukan sekali !!!" dia menutup wajahnya dengan tangannya. "Kenapa kau masih menyimpan aibku, oppa?!" tanyanya dengan wajah memerah.
"Sudah aku bilang akukan fans pertamamu. apanya yang seperti monyet, ini seperti kau seperti sedang melakukan sriptis. Sungguh seksi!" kataku menggodanya. Ku melihat wajanya semakin memerah karena malu. Lalu dia menjitakku dengan sangat keras.
"Apanya yang seksi!" katanya dan tak berhenti memukul kepalaku. "Tunggu, aku pun menyimpan sesuatu untukmu." dia berhenti memukulku dan berjalan ke arah laci kecil disamping meja kerja daniel. Dia tersenyum licik, dia berjalan kearahku, dan tangannya menyembunyikan sesuatu dibalik badannya.
"apa yang kau sembunyikan?" tanyaku dengan rasa penasaran.
Sejeong memberikan sebuah foto didepanku. "Taraaaaaa...!! So cute > < )/"
"Dulu aku pernah bilang kepadamu kalau aku menyukai lelaki yang memakai tatto bukan? Dan tiba-tiba kau datang ke rumah ku dengan wajah bertatto seperti ini. Kau tersenyum dengan percaya diri didepanku." Sejeong menjelaskan dengan wajah senang.
"Harus aku katakan berapa kali, aku fans pertamamu? Kau terlihat senang saat itu, kau berlari menaiki tangga sampai terjatuh hanya untuk mengambil kamera demi memotretku. "Kau ingat?"
Sejeong mengangguk sambil tersenyum. "Oppa.." katanya.
"Hm?"
"Terimakasih."
"Sama-sama, jangan sedih lagi. Okay?" kataku sambil mencubit pipinya.
***
TINGTONG...
Suara bel berbunyi. "sepertinya itu penculik, aku yang membukanya. Aku tidak ingin gadisku diculik oleh mereka" kataku sambil berlari kearah pintu.
Aku menggerakan daun pintu hingga pintu itu terbuka. Ku melihat seorang gadis bertubuh kurus dan tinggi sedang tersenyum kepadaku. "Kau pasti Ong oppa?!" tanyanya seakan mengenaliku. "Ong oppa, ternyata kau lebih tampan daripada di foto." dia mendekat ke arahhku dan membisikkan kata ditelingaku, " sepertinya aku menyukaimu."
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNFLOWER IN YOUR MUSIC
RomanceAlunan musik bagaikan bunga matahari yang bergerak mengikuti iringan angin. Ia akan bernyanyi dalam hati hingga sunyi tidak dapat merusak keindahannya. Akankah suara itu dapat meraih dan menggenggam tangkai itu? Mengikuti setiap jejak langkah menuj...