part4 Ingin Mengungkapkan

22 0 0
                                    

Dirga POV

Aku merasakan ketakutan yang selama ini aku takutkan. Ingin rasanya aku menceritakan yang sebenarnya pada isteri ku. Namun, menurutku hal yang akan aku ceritakan tidaklah penting. Aku yakin, jika Syura mengetahui hal itu dia akan mengerti. Aku pun yakin bahwa Syura tidak akan marah dengan hal itu, yang menurutku tidak pantas jika Syura cemburu dengan hal sepele itu.

Akan tetapi, bagaimana pun ketakutan itu selalu saja menghantuiku, ditambah lagi dengan apa yang dilakukan Daffa kemarin. Daffa berbica jujur padaku bahwa ia masih mencintai Syura, yang kini statusnya sudah menjadi isteri ku, apalagi setelah aku mengetahui apa alasan Daffa meninggalkan isteri ku itu sehingga mereka dulu tidak menjadi menikah.

Gue itu ninggalin Syura bukan seperti yang kalian kira, tapi ah pokoknya gue ninggalin dia bukan dari keinginan gue. Jujur gue masih menyimpan rasa cinta buat Syura, yang sekarang sudah menjadi isteri sahabat gue.

Aku masih terngiang-ngiang ucapan Daffa itu, dia semakin merasa tidak aman, aku semakin takut jika Syura kembali pada Daffa, karena yang aku tau dulu, Syura dan Daffa memang sangat saling mencintai tapi, aku tidak tau persis alasan Daffa meninggalkan Syura, yang aku tau kalau Daffa meninggalkan Syura bukan dari keinginannya.

Hari ini sudah tepat 5 hari aku di sini, dan hari ini juga aku akan pulang untuk bertemu isteri ku dan calon buah hati ku, walaupun aku ada merasakan ketakutan akan hal itu tapi, rasa rindu ku pada isteri ku melebihi rasa takut ku. Aku bertekad untuk mengungkapkan perihal Al - Quran dari pemberian Rana itu, sekali lagi aku yakin jika isteri ku tidaklah cemburu, dia pasti mengerti jika semuanya ku ceritakan.

Aku sudah menyiapkan baju-baju ku dan barang ku, aku berangkat ke bandara jam 2 siang ini, semoga saja semuanya lancar tidak ada apa-apa, sehingga aku bisa cepat bertemu isteri ku.

###

Tidak terasa sekarang sudah jam 2 kurang beberapa menit, aku pun menaiki taxi untuk bisa sampai ke bandara, di dalam taxi ini aku mengotak-atik hp ku, ku lihat foto pernikahan ku dengan Syura. Syura terlihat tersenyum sendu di hadapan kamera, aku tau kalau aku terlalu cepat mengajaknya menikah setelah aku mengetahui perihal gagalnya pernikan dia dengan Daffa, semoga saja Syura tersenyum sendu ini karena haru, bukan karena dia masih belum bisa melupakan Daffa.

Oh astaga apa yang aku pikirkan? Aku harus menghapus pikiran jelek ku terhadap isteri ku. Aku yakin Syura isteri yang baik untuk ku, dan juga calon anak ku.

Semoga saja ini hanya pikiran ku, jangan sampai ini terjadi. Aku sangat mencintainya.

Selama di perjalanan ini aku selalu saja teringat dengan isteri ku, aku takut jika dia sakit saat ini, namun dia menyembunyikan itu dari ku. Syura sering menampilkan wajah pucatnya dan jika dia sedang merahasiakan sesuatu dari ku, entah mengapa aku sangat yakin dengan pemikiran ku.

Aku sangat khawatir selama 5 hari ini meninggalkannya, aku takut jika Syura benar-benar sakit. Sebelumnya aku ada mengajaknya ke dokter untuk memeriksa kesehatannya sehari sebelum aku bilang kalau aku mau pergi. Namun, itulah Syura dia sangat tidak mau ke dokter.

Aku sekarang sudah sampai di bandara, dan aku tepat sekali dengan keberangkatan ku.

Ya ampun aku sangat lelah dan ingin sekali rasanya aku tertidur, namun suara orang yang memanggil namaku terdengar dari arah belakang ku membuat ku tidak jadi memejamkan mata. Aku terkejut, aku benar-benar terkejut. Ada rasa bahagia disaat mata ku kembali melihatnya, namun tersirat juga dihati ku rasa ketakutan. Takut akan hal bodoh yang aku rasakan.

Tidak.. Aku tidak boleh. Aku tidak boleh kembali jatuh cinta padanya, dia.. Dia adalah Rana.

Dia wanita yang pernah membuatku hampir gila karena dia yang tiba-tiba meninggalkan ku tanpa alasan yang jelas, dia juga yang pernah memberikan kebahagiaan pada ku, sehingga aku bisa mengetahui apa itu cinta, karena dia adalah cinta pertama ku.

Engkaulah Syurga KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang