1

7.5K 181 33
                                    

“Kemasi lah barang-barangmu” rian baru saja masuk kekamar hotel dan langsung mengambil koper dan mengemasi bajunya

“memangnya kita akan pergi kemana mas?”

“sudahlah kemasi saja” rian mengatakannya tanpa menoleh sedikitpun pada Zahra yang sedari tadi berdiri di belakangnya

Kali ini Zahra hanya menurut saja apa yang dikatakan rian, sepertiya suaminya ini merasa tidak nyaman jika berlama-lama berada dalam satu kamar dengannya.

________________________________

Di dalam mobil hanya keheningan yang mendominasi mereka berdua, tak ada yang berani membuka suara.
Zahra pun hanya duduk diam menatap jalan dari kaca mobil sebelah kiri. Hingga akhirnya mobil itu berhenti tepat di depan sebuah rumah mewah nan indah dan terdapat taman kecil di samping rumah itu.

“sekarang kita akan tinggal disini” rian berucap begitu dingin sambil meninggalkan Zahra yang masih bingung didalam mobil.

“apa kita akan tinggal disini berdua?”

“tidak, ada mbok sri yang akan menemanimu selama aku bekerja nanti” rian berjalan menaiki anak tangga menuju lantai 2, Zahra hanya mengikutinya saja

“kau tidurlah dikamar ini dan aku akan tidur di kamar itu” rian menunjuk sebuah ruangan dengan pintu berwarna putih di sudut ruangan yang tak jauh dari ruangan tempat mereka berdiri sekarang

“apa yang mas rian maksud, bukankah suami istri biasanya tinggal dalam satu kamar tapi ini?” batin Zahra terus bertanya apa maksud dari semua ini

“apa mbok sri tidak akan heran jika kita tidur berbeda kamar?”

“benar juga ya, bagaimana jika mbok sri mempertanyakan soal ini” rian membatin memikirkan bagaimana reaksi mbok sri saat mengetahui pengantin baru tidak tinggal dalam satu kamar.

“baiklah kita akan tinggal dikamar ini” rian beranjak dari posisi berdirinya masuk kedalam kamar dan mulai membereskan barangnya

_________________________________

“biar ku bantu ya mbok”

“jangan non biar mbok saja yang masak, non duduk saja nanti mbok siapkan sarapannya”

“gak apa-apa mbok dulu aku juga biasa bantuin umi masak, aku juga ingin suamiku memakan masakanku untuk pertama kalinya, mbok kerjakan yang lain saja aku akan memasak sarapannya”

“baiklah non”

dari kejauhan rian terus memperhatikan Zahra yang dengan lihainya memasak sarapan untuknya
dia pun menghampiri Zahra dan duduk di meja makan menunggu sarapan disajikan

“lho mas sudah bangun, ini aku buatkan nasi goreng”

“mbok sri kemana?”

“tadi aku menyuruhnya untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang lain”

Rian langsung melahap makanannya hingga tak bersisa. Betapa senangnya hati Zahra karena suaminya meyantap masakannya dengan lahap.

“bisakah kau mengantarkan nasi goreng seperti ini ke kantorku nanti siang?” Zahra tersenyum manis dan langsung mengangguk antusias. Zahra senang karena akan mengantarkan makan siang ke kantornya rian.

“kalau begitu aku berangkat ke kantor dulu” rian bangkit dari duduknya dan mengambil tas nya.

Zahra mengambil tangan rian dan menciumnya. Cukup lama Zahra menciumnya namun rian tak kunjung mencium pucuk kepalanya. Ada sedikit rasa kecewa saat rian tak melakukan hal itu padahal ia sangat memimpikan itu semua, saat sang istri mencium punggung tangan suami nya dan sang suami mencium pucuk kepala sang istri. Dulu abi dan umi nya pun selalu melakukan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Setulus cinta zahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang