Episode 02

40 3 9
                                    


"Tidak perlu.. Aku tidak perlu di tolong dengan orang rendahan seperti mu!! " ucapnya langsung menangkis tanganku. Dan ia langsung berdiri sambil mengebaskan bajunya
"huh..bajuku jadi kotor" gumamnya
Setelah itu ia langsung pergi begitu saja.

***

Aku hanya terdiam dengan pikiran kosong dan menatap tangan ku yang tadi orang itu tepis.

Tak lama aku mendengar suara derap langkah kaki dari kejauhan mendekat ke arah ku.

"Kamu kenapa berada disini?? " ucap seseorang dari kejauhan sambil menghampiri ku. Akupun menoleh.

"A-ano kamu kan yang aku temui di hutan itu? Apakah kamu yang telah menolongku??" Dengan muka bingung.

Dia pun hanya diam dan makin mendekat, dan saat cukup dekat dengan tubuhku diapun berhenti lalu menatapku dan sedikit mengangguk.

"A-a.. Te-terima kasih karena sudah menolongku... Aku tidak tau akan membalas nya dengan apa"

"A-apa aku bisa melakukan sesuatu untuk menebus hutangku padamu?" tanyaku dan agak menaikan kepalaku.

Dia tetap diam menatapku lalu seketika meraih tanganku dan menarikku ke suatu tempat.

"Eeh..?? Kau mau membawaku ke mana?" sambil tetap mengikuti tarikan tangannya.

"Ikut saja.. " jawabnya singkat.

***

Dia membawaku ke tempat semua pelayan berkumpul.

"Mulai sekarang kamu akan menjadi salah satu dari mereka" ucapnya memandangku.

Aku hanya mengangguk tanda mengiyakan.

Para pelayan itu menatapku dengan tatapan bingung.

"Baiklah..sekarang aku harus pergi lagi"

"Ruby!!"

"Ah.. Iya tuan"
Ucap seorang wanita tua sembari menundukkan kepalanya

"Kamu akan mengajarkannya cara bekerja di sini" perintahnya

"Baik Tuan"

"Baiklah aku akan meninggalkan nya di sini... Sisanya kalian yang urus"

Lalu meninggalkan kami semua di ruangan tadi.

...

"Kamu... Ikuti aku"
"Aku?  I-iya"

(Lorong rumah)

"Pegang ini..tugas mu mulai dari membersihkan meja, lukisan, dan perabotan yang ada di sepanjang lorong ini" menyerahkan kemoceng.

"Ba-baik Nyonya"
"Jangan panggil Nyonya... Panggil aku Ruru saja dan jangan panggil nenek ataupun bibi"

"Baiklah Ruru-san (-san panggilan hormat) "

Ia menatapku terus-terusan. Dalam hati ku berkata "Ku ingin segera cepat pulang ke kamar".

~Flash Back On~

Anak-anak berlarian.

Orang-orang yang saling berbingcang satu sama lain.

Tertawa riang di sebuah desa kecil yang berpenghuni 1.000 jiwa.

Dan seiring dengan waktu ras kami pun berkurang sampai sekarang hanya 203 jiwa.

Dikarenakan banyak warga yang melanggar pantangan dari ras kami, dan ada beberapa yang tidak kuat dengan kekuatan dari ras NIEVELEN tersebut.

Tidak sedikit yang mengeluh kalau mereka ingin hidup seperti orang lain yang memiliki kekuatan tetapi tidak ada larangan sedikit pun.

Karena zaman sudah berubah, teknologi sudah canggih dan banyak manusia menciptakan penemuan baru.

Ada salah satu penemuan yang bisa mengganti kekuatan kita sebelumnya menjadi kekuatan yang lain. Tapi tidaklah sempurna.

Banyak masyarakat dari ras kami yang tertarik dan pergi meninggalkan desa untuk menggantikan kekuatan mereka yang sekarang dengan kekuatan baru.

Itulah penyebab bangsa NIEVELEN berkurang.

***

Aku duduk di atas pagar kayu sambil melihat langit dan tersenyum.

Tak lama ada anak berteriak dari kejauhan "Hyuu main yuk..." sambil melambaikan tangannya

Ku menoleh dan membalas lambaiannya "Ah... Hum.. Ayoo.." turun dari pagar dan berlari kearahnya.

"Hari ini kita main di mana? Apa di tempat biasa?" sambil berlari

"Ikuti saja aku" menarik tanganku






Bersambung

Maaf lama 😥 lagi sibuk banget
Akan thor lanjutkan kalau ada waktu luang 😉

Nievelen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang